Krisis Palestina
Ikut Demo Besar di Istanbul, Erdogan Kecam Dunia Atas Kegagalan dalam Ujian di Yerusalem
Erdogan berterima kasih kepada rakyat Palestina yang sedang mengemban tugas melindungi martabat umat manusia dan Muslim.
Yildirim mengatakan Israel menembakkan peluru kepada anak-anak yang tidak berdaya serta para wanita dan pemuda yang menggelar demonstrasi sah dan damai.
(Baca: Jadi Buruan Utama Seharga Rp 13 Miliar, Wanita Cantik Ini Pernah Habisi 100 Nyawa Pejuang ISIS)
"Mereka yang melakukan kekejian ini harus bertanggung jawab di di hadapan sejarah dan suatu saat mereka pasti akan mendapatkan balasannya. Dalam hal ini, pemerintah AS dan presidennya telah melakukan kesalahan besar dengan memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem. AS telah menjadi mitra (Israel) dalam kezaliman ini," ujar Yildirim.
“Palestina kamu bukan tak berdaya. 81 juta rakyat Turki bersamamu. Perjuangan rakyat Palestina adalah perjuangan kami. Israel suatu saat pasti akan terpojok bersama tuannya. Hati nurani manusia tak akan tunduk pada kedzaliman,” tambah Yildirim.
(Baca: Bahaya Kertas Cokelat yang Sering Digunakan untuk Membungkus Makanan, Ini Penjelasannya)
PM Palestina Puji Peran Besar Turki
Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah mengatakan Turki masih menjalankan peran dengan tekad yang besar seperti dalam sejarah.

Pernyataan itu disampaikan Hamdallah dalam aksi demonstrasi mendukung Palestina yang digelar di Lapangan Yanikapi, Istanbul, pada Jumat (19/5/2018).
“Turki masih terus menjadi suara seluruh dunia dan hati nurani umat manusia. Di sini kami melihat kesetiaan mereka terhadap perjuangan Palestina, dan kami menjadi saksi atas perhatian mereka terhadap masalah al-Quds,” ujar Hamdallah.
Sedikitnya 62 warga Palestina tewas dan lebih dari 3.000 lainnya luka-luka di Gaza pada Senin setelah pasukan Israel menembaki para demonstran yang memprotes peringatan 70 tahun berdirinya Israel -- peristiwa yang disebut Nakba (malapetaka) oleh orang Palestina -- dan memprotes peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Sejak awal aksi unjuk rasa di Gaza pada 30 Maret, sudah lebih dari 100 demonstran Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel.
Pekan lalu, pemerintahan Israel mengatakan bahwa protes yang berlangsung merupakan "perang" sehingga hukum-hukum kemanusiaan internasional tak berlaku.(*)