Krisis Palestina
Ikut Demo Besar di Istanbul, Erdogan Kecam Dunia Atas Kegagalan dalam Ujian di Yerusalem
Erdogan berterima kasih kepada rakyat Palestina yang sedang mengemban tugas melindungi martabat umat manusia dan Muslim.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengecam seluruh dunia atas kegagalan membela Palestina dari tindak kekerasan Israel di Jalur Gaza.
Berbicara dalam demonstrasi massa mendukung Palestina di Lapangan Yenikapi, Istanbul, Jumat (18/5/2018), Erdogan berterima kasih kepada rakyat Palestina yang sedang mengemban tugas melindungi martabat umat manusia dan Muslim.
Erdogan mengatakan Yerusalem bukan hanya sebuah kota, tapi juga simbol, ujian, dan kiblat.
“Kalau kita tak bisa melindungi kiblat pertama kita, maka kita tak akan bisa melihat masa depan kiblat terakhir kita dengan aman. Jika perlu berbicara terang-terangan, Dunia Islam telah tinggal kelas dalam menghadapi ujian Al-Quds ini. Tak hanya dunia Islam, tetapi seluruh umat manusia telah tertinggal dalam ujian ini," kata Erdogan.
Selain Erdogan, Ketua Parlemen Ismail Kahraman, Perdana Menteri Binali Yildirim, Ketua Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli, Ketua Partai Persatuan Raya (BBP) Mustafa Destici, Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah, Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad Al Thani, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Raja Yordania Abdullah II juga hadir dalam aksi ini.
Mengusung tema "Mengecam Penindasan, Mendukung al-Quds (Yerusalem)", demonstrasi ini digelar sebagai respon atas agresi Israel di perbatasan Gaza.
Sejumlah televisi layar besar juga dipasang di sepanjang lokasi aksi.


Layar-layar tersebut diperuntukkan bagi massa untuk menyaksikan langsung panggung Presiden Recep Tayyip Erdogan dan para pemimpin dunia lainnya yang hadir.
Dalam aksi besar ini, bendera Turki dan Palestina didistribusikan kepada massa.
(Baca: Rusia Kecam Pernyataan Dubes AS untuk PPB Mengenai Kematian Demonstran Palestina di Gaza)
Sekitar 20.100 petugas polisi dikerahkan ke lapangan, 5.200 orang berjaga-jaga di sejumlah hotel dan jalan raya, sementara 14.900 lainnya bertugas di lokasi aksi.
Selain itu, empat helikopter polisi, empat perahu dan 160 kendaraan bersenjata juga dikerahkan.
Masalah Palestina juga Masalah Turki
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim yang juga turut dalam aksi massa mendukung Palestina di Lapangan Yenikapi, Istanbul, menyebut masalah yang sedang dihadapi rakyat Palestina adalah juga masalah bagi Bangsa Turki.
Yildirim menyerukan dunia untuk berdiri di samping bangsa Palestina.
"Kami mengundang seluruh masyarakat dunia untuk melawan penjajah yang kejam dan tidak adil. Hari ini kita berseru penjahat tak akan menjadi penguasa di dunia,” ujar Yildirim.
Yildirim mengatakan Israel menembakkan peluru kepada anak-anak yang tidak berdaya serta para wanita dan pemuda yang menggelar demonstrasi sah dan damai.
(Baca: Jadi Buruan Utama Seharga Rp 13 Miliar, Wanita Cantik Ini Pernah Habisi 100 Nyawa Pejuang ISIS)
"Mereka yang melakukan kekejian ini harus bertanggung jawab di di hadapan sejarah dan suatu saat mereka pasti akan mendapatkan balasannya. Dalam hal ini, pemerintah AS dan presidennya telah melakukan kesalahan besar dengan memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem. AS telah menjadi mitra (Israel) dalam kezaliman ini," ujar Yildirim.
“Palestina kamu bukan tak berdaya. 81 juta rakyat Turki bersamamu. Perjuangan rakyat Palestina adalah perjuangan kami. Israel suatu saat pasti akan terpojok bersama tuannya. Hati nurani manusia tak akan tunduk pada kedzaliman,” tambah Yildirim.
(Baca: Bahaya Kertas Cokelat yang Sering Digunakan untuk Membungkus Makanan, Ini Penjelasannya)
PM Palestina Puji Peran Besar Turki
Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah mengatakan Turki masih menjalankan peran dengan tekad yang besar seperti dalam sejarah.

Pernyataan itu disampaikan Hamdallah dalam aksi demonstrasi mendukung Palestina yang digelar di Lapangan Yanikapi, Istanbul, pada Jumat (19/5/2018).
“Turki masih terus menjadi suara seluruh dunia dan hati nurani umat manusia. Di sini kami melihat kesetiaan mereka terhadap perjuangan Palestina, dan kami menjadi saksi atas perhatian mereka terhadap masalah al-Quds,” ujar Hamdallah.
Sedikitnya 62 warga Palestina tewas dan lebih dari 3.000 lainnya luka-luka di Gaza pada Senin setelah pasukan Israel menembaki para demonstran yang memprotes peringatan 70 tahun berdirinya Israel -- peristiwa yang disebut Nakba (malapetaka) oleh orang Palestina -- dan memprotes peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Sejak awal aksi unjuk rasa di Gaza pada 30 Maret, sudah lebih dari 100 demonstran Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel.
Pekan lalu, pemerintahan Israel mengatakan bahwa protes yang berlangsung merupakan "perang" sehingga hukum-hukum kemanusiaan internasional tak berlaku.(*)