Kupi Beungoh

Sepak Bola, Sergio Ramos, dan Geudeu-Geudeu

Beragam cara dipakai untuk merebut kemenangan, salah satunya adalah geudue-geudeu yang dipakai Sergio Ramos untuk menghentikan Mohamed Salah.

Editor: Zaenal
KOLASE SERAMBINEWS.COM/IST
Kolase foto capture video duel Sergio Ramos dengan Muhammad Salah, serta penulis Kupi Beungoh, Munawar AR 

Oleh: Munawar AR*)

SEPAK bola adalah seni mengolah sikulit bundar yang dimainkan secara kolektif untuk merebut kemenangan.

Kemenangan dengan menjunjung tinggi fair play akan sangat indah dinikmati.

Tapi sebaliknya apabila kemenangan diraih dengan cara-cara kotor, maka gelar juara terasa hambar.

Beragam cara dipakai untuk merebut kemenangan, salah satunya adalah geudue-geudeu yang dipakai Sergio Ramos untuk menghentikan Mohamed Salah.

Real Madrid tampil di final setelah mengalahkan Bayern Munchen.

Wakil Jerman ini takluk dari Los Blancos dengan agregat tipis 4-3, walau sempat ternoda di menit akhir leg kedua.

Permainan Die Roten mampu mengancam Real Madrid di Bernabeu dengan skor tipis 3- 2.

(Baca: Lengan Mohamed Salah Dipatahkan Sergio Ramos, Ini Komentar Mbah Mijan)

Sedangkan Liverpool melaju ke final setelah menumbangkan AS Roma dengan agregat 7-6, setelah menang 5-2 pada leg pertama.

Jalannya pertandingan di menit awal hingga menit 31 membuktikan bahwa final champion menjadi magnet tersendiri bagi penduduk bumi.

Diakui atau tidak, Mohamed Salah mampu membuat pertahanan Los Blancos kucar kacir.

Setiap Salah menguasai bola, tiga pemain Madrid sigap menghadang pergerakannya.

Mungkin saja ini salah satu strategi yang diterapkan sang pelatih untuk mematikan pergerakan Salah.

Geudeu-gedeu

Geudeu-geudeu adalah salah satu seni bela diri tradisional rakyat Pidie/Pidie Jaya.

Seni bela diri ini seperti gulat yang dimainkan oleh kaum laki-laki.

Satu tim terdiri atas 3 orang.

Biasanya geudeu-geudeu ini dipertandingkan antarkampung, diadakan setiap selesai panen padi.

Permainan ini tidak didasari permusuhan atau dendam, tapi suatu permainan yang dilakukan secara sportif dan atas dasar senang sama senang.

(Baca: Atlet Geude-geudu Pijay Beraksi di Jakarta)

EMPAT atlet geudeu-geudeu asal Pidie Jaya memperagakan seni bela diri tradisional pada lomba tingkat nasional di Gedung KONI RI, Jakarta pada kejuaran Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), sore kemarin.
EMPAT atlet geudeu-geudeu asal Pidie Jaya memperagakan seni bela diri tradisional pada lomba tingkat nasional di Gedung KONI RI, Jakarta pada kejuaraan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) tahun 2014. 

Olahraga geudeu-geudeu bertujuan mengasah ketahanan mental dan jiwa laskar kerajaan.

Karena sangat berbahaya, olahraga keras ini tidak pernah memperebutkan juara, karena bisa berakibat fatal.

Di Pidie dan Meureudu, dahulunya, ketika masa luah blang (pascapanen) atau saat bulan purnama, geudeu-geudeu kerap dipertandingkan.

Selain sarat dengan nilai-nilai sejarah, seni dan budaya yang terkandung di dalamnya, olah raga geudeu-geudeu yang hanya ada di bumi Kabupaten Pidie atau Pidie Jaya ini, juga memiliki pesona tersendiri, digunakan sebagai media pemersatu bagi utuhnya ikatan persaudaraan sesama warga dari satu desa, kecamatan, atau bahkan kabupaten yang satu dengan yang lainnya.

Pemuda berbadan kekar berbondong-bondong mengikutinya, meski tak ada hadiah, selain badan yang lebam. 

Adu fisik ini hanya sekadar mengendurkan otot-otot yang tegang melalui pertarungan.

Kebanggaan lainnya, sering pula dianggap perkasa dan menjadi lirikan ujung mata para dara-dara gampong. Heuum lumayan bukan?

Duka Fans dan Air Mata Salah

Mohammed Salah tak mampu menahan kesedihannya saat berjalan dipapah ke luar lapangan. 

Final Champion berjalan antiklimaks untuknya.

Salah dimainkan sejak awal oleh Juergen Klopp dengan menempatkan Sadio Mane dan Roberto Firmino di lini depan.

Petaka terjadi ketika Salah berduel berebut bola dengan Sergio Ramos akhirnya mereka berdua terjatuh.

Malang buat Salah, tangannya saat itu terjepit ketiak Ramos, tersungkur ke tanah dan terlihat tertindih tubuh besar Sergio Ramos.

Pendukung Liverpool di seluruh dunia kecewa bukan main dengan cedera tersebut.

Tapi Salah lah yang paling terpukul.

Air matanya mengalir saat dia berjalan ke luar lapangan ditemani tim medis The Reds.

Ia tidak mampu menahan kesedihan karena tak bisa melanjutkan pertandingan akibat cidera bahu.

Liverpool sang kuda hitam berhasil menembus final UCL di Kyiv walaupun tidak diunggulkan.

Pelan tapi pasti terus melaju dengan membungkam lawan-lawannya di babak penyisihan, perempat final, hingga semifinal.

Sedangkan Real Madrid adalah klub favorit yang digadang-gadang bakal memecahkan rekor baru di bawah asuhan pelatih dingin berkepala plontos Zidane.

(Baca: Media Spanyol Umumkan Trio BBC Bakal Jadi Starter)

(Baca: Trio BBC Real Madrid Lebih Baik dari Trio MSN Barcelona)

Blunder Karius juga menjadi kunci duka bagi Liverpool dan segenap fansnya.

Kiper asal Jerman kelahiran 22 Juni 1993 ini menjadi penyebab gol pertama Real Madrid yang dicetak oleh Karim Benzema dan gol ketiga Los Blancos oleh Gareth Bale.

Tapi terlepas dari semua itu, Mo Salah menjadi kunci kemenangan Liverpool apabila tidak di geudeu oleh Ramos.

Bahkan berpeluang membawa timnya menyabet gelar champion.

Terkadang untuk merebut kemenangan, berbagai cara ditempuh bahkan layaknya Shaolin Soccer.

Sudah menjadi tugas Sergio Ramos sebagai kapten tim memimpin rekan-rekan di lapangan dan mengunci kemenangan.

Kebanggan layak disematkan kepada sang kuda hitam Liverpool dan Mohammed Salah.

Tapi tentunya ucapan selamat juga kepada Real Madrid yang menjuarai UCL 2018.

Ingat pilihan boleh beda tapi Geutanyo Meusyedara. Forza Madrid!!!

*) Penulis, Munawar AR adalah penikmat sepak bola dan geudeu-geudeu (bukan sepak bola geudeu-geudeu) tinggal di Kuta Baro, Aceh Besar.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved