Demi Tunjukkan bahwa Negara Ini Sakti Mandraguna, Seharusnya Indonesia Miliki Rudal S-400
Hingga kini rudal S-400 juga merupakan rudal balistik yang paling ditakuti AS karena bisa merontokkan jet tempur siluman dengan mudah.
SERAMBINEWS.COM - Ketika Perang Teluk (1991) berkobar, pasukan koalisi pimpinan AS berhasil melumpuhkan kekuatan militer Irak melalui gempuran rudal-rudal balistik Tomahawk yang diluncurkan dari kapal-kapal perang.
Demikian pula ketika pasukan Koalisi AS, Inggris, dan Perancis menggempur Suriah pada 14 April 2018 lalu.
Rudal-rudal jelajah jarak jauh yang ditembakkan dari kapal perang dan pesawat tempur berjatuhan menghajar sasaran di Suriah tanpa bisa dicegah.
Lepas dari itu, setiap peperangan yang berlangsung di berbagai negara seperti di Irak dan Suriah, sebenarnya selalu dianalisis oleh para ahli TNI.
Baca: Gadis Bireuen Dibegal Pacar
Baca: Kompak! Umat Islam dan Kristen di Yerusalem Bersatu Padu Melawan Penindasan Israel
Hasil analisis itu kemudian dibahas dalam Rapat Pimpinan TNI (Rapim TNI) yang berlangsung setiap tahun.
Dalam Rapim itu, selain membahas peperangan terkini yang baru saja terjadi, juga selalu dibuat skenario, bagaimana seandainya Indonesia diserang dari negara lain.
Tak sekadar membuat skenario, anggota rapat juga membat simulasi berupa strategi dan taktik militer apa yang harusnya dilakukan.
Biasanya jawaban dari skenario hasil simulasi itu adalah, jika Indonesia harus berperang maka ‘jawabannya’ diwujudkan dalam bentuk latihan-latihan perang yang digelar TNI sepanjang tahun sesuai anggaran yang tersedia.
Pola latihan perang pasukan TNI biasanya selalu mengandaikan jika salah satu wilayah atau pulau Indonesia direbut musuh.
Baca: Setelah Kaus dan Aksesoris, Kini Muncul Mudik Bareng Relawan #2019GantiPresiden, Ini Syaratnya
Baca: Selain Diana, 4 Putri Cantik Ini Hidupnya Juga Berakhir Tragis, Salah Satunya dari Indonesia
Maka dari itu, pasukan RI akan segera "diturunkan" untuk melancarkan serangan balik demi merebut kembali wilayah itu dan dipastikan menang.
Tapi bisa disimpulkan dalam setiap Rapim TNI, Indonesia jarang sekali mengandaikan jika salah satu wilayahnya suatu saat mendapat gempuran rudal balistik dan cara apa yang harus dilakukan untuk melawannya juga tidak dibahas.
Pasalnya hingga kini Indonesia memang belum memiliki persenjataan antirudal seperti yang dimiliki oleh Singapura, yakni Aster-30 buatan Prancis, Barak 1 dan Iron Dome buatan Israel, dan lainnya.
Pelajaran di Perang Teluk, Perang Suriah, dan juga peperangan di Afganistan menunjukkan bahwa negara yang tidak memiliki pertahanan sistem rudal untuk melawan rudal lawan akan kewalahan ketika mendapat gempuran rudal dalam jumlah besar.
Baca: Dituduh Memperkosa Wanita Hamil dan Anak-anak, Pria Ini Dikeroyok hingga Tewas Bersimbah Darah
Baca: Di Make Over Ivan Gunawan, Begini Penampilan Evelin Nada Anjani, Bikin Pangling
Pasalnya serangan menggunakan rudal merupakan penerapan peperangan asimetris, di mana pihak penyerang melakukan serangan dari jarak jauh ke target musuh dan tanpa terdektesi keberadaannya.
Jika pihak yang diserang tidak memiliki rudal balistik untuk membalasnya, maka persenjataan dan pasukan yang terlatih di negara yang menjadi target gempuran rudal hanya akan menjadi korban tanpa bisa melakukan serangan balasan.