Di Swedia Air Olahan Limbah Tinja Jadi Bahan Bir, Di Jakarta Masih Diributin Bisa Diminum atau Tidak

Sebuah tempat pembuatan bir di Stockholm, Swedia meluncurkan sebuah produk bir anyar dengan bahan air limbah yang telah diolah.

Editor: Amirullah
Tribun Style - Tribunnews.com

SERAMBINEWS.COM - Beberapa hari terakhir warga masyarakat Indonesia, khususnya warga DKI Jakarta dihebohkan dengan sebuah isu air minum yang berasal dari air limbah tinja.

Tetapi di Swedia ternyata sedang membuat kampanye untuk meningkatkan kemampuan untuk mengubah air limbah untuk menjadi air minum yang matang.

Sebuah tempat pembuatan bir di Stockholm, Swedia meluncurkan sebuah produk bir anyar dengan bahan air limbah yang telah diolah.

Produk tersebut dinamakan PU:REST.

Baca: Beredar Foto Kim Jong Un Menangis, Benarkah Ini?

Bir tersebut dibuat oleh Nya Carnegiebryggeriet (New Carnegie Brewery) dengan kolaborasi dengan Institut Penelitian Lingkungan Swedia (IVL) dan Carlsberg yang memiliki tujuan untuk membuat "air second hand" tersebut menjadi sebersih mungkin seperti air layak minum lainnya.

IVL mengklaim bahwa untuk membuat orang-orang mau meminum air tersebut bukanlah dari teknologinya, tetapi dari psikologinya, jadi cara lebih baik untuk membuat konsumen percaya kebersihannya adalah dengan membuat bir.

Melansir dari Oddity Central, PU:REST baru saja diluncurkan di Swedia pada 25 Mei lalu, dan sudah banyak orang-orang yang menamainya sebagai "crap beer" atau bir kotoran di media sosial.

Tetapi pembuatnya tetap berharap bir ini bisa mengubah opini umum tentang air limbah yang telah diolah.

"Kesulitannya untuk memproduksi produk yang menggunakan metode ramah energi dan ramah biaya bukan dari teknikalnya tetapi dari emosinya," ungkap Staffan Filipsson, sebagai manajer proyek IVL.

Baca: Ali Banat Meninggal Dunia, Kepergian Pemuda Kaya Raya Ini Meninggalkan Duka bagi Banyak Muslim

"Air olahan ini sudah aman dan murni seperti air biasa, tetapi masih banyak orang yang skeptikal tentang air limbah yang dijadikan air minum ini."

"Di dunia yang mulai terancam akan kekurangan air, kami ingin menunjukkan bahwa kami sudah memiliki teknologi untuk mengolah ulang air limbah menjadi air minum yang sebersih air minum biasa," tambah Filipsson.

Chris Thurgerson, brewmaster di New Carnegie Brewery, menerangkan PU:REST sebagai "pilsener yang sangat bening', dan menambahkan bahwa perusahaannya mengambil tantangan ini karena mereka percaya "bahwa produsen dan konsumen harus mencoba berpikir berbeda kalau kita ingin menjaga sumber daya alam yang ada di Bumi."

Baca: Misteri Kematian Lady Diana, Benarkah Dibunuh? Isi Pesan Tulisan Tangan Sang Putri Terkuak

PU:REST dilaporkan memiliki rasa yang "sangat bersih dan segar," tetapi melihat komentar yang ditinggalkan netter, konsumen tak terlalu tertarik dengan bir ini.

Sebelumnya, air minum ulahan ulang dari air limbah menjadi polemik.

Melansir dari Kompas.com, Rabu (23/5/2018) kemarin, PD Pal Jaya meresmikan berdirinya instalasi Andrich Tech di IPLT Duri Kosambi, Jakarta Barat, berupa perangkat yang mampu mengubah limbah tinja menjadi air minum dalam waktu setengah jam.

Namun, setelah mengalami kontroversi PD Pal Jaya kembali memberikan komentar mengenai masalah ini.

Direktur Utama PD Pal Jaya Subekti menyatakan, air bersih hasil pengolahan limba tinja tidak bisa digunakan untuk air minum seperti yang diberitakan sejumlah media pekan lalu.

Baca: Bahas Rencana Pertemuan Trump dan Kim Jong Un, Pejabat Korea Utara Tiba di New York

"PD Pal Jaya mengolah limbah bukan untuk jadi air minum. Kalau menjadi air bersih itu hanya jadi nilai tambah saja," kata Subekti kepada wartawan di kantor PD Pal Jaya di Jakarta Selatan, Senin (28/5/2018).

Ia menegaskan, fungsi PD Pal Jaya adalah untuk mengolah air limbah sampai ke baku mutu yang dipersyarakatkan sehingga tidak mencemari lingkungan.

Hal itu pulalah yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Andrich.

Air hasil olahan dengan teknologi itu tak bisa untuk diminum.

Baca: Bagaimana Perlakuan Ratu Elizabeth pada Camilla Setelah Rebut Pangeran Charles dari Diana?

"Melalui sistem olahan ini (instalasi Andrich Teck) untuk memperbaikan kualitas olahan limbah, jadi tidak diperuntukan untuk air minum," ujar Subekti.

Ia juga menegaskan, penggunaan teknologi Andrich Teck memiliki dua tujuan, yakni memperbaiki hasil olahan limbah serta untuk efisiensi pengolahan.

Karena melalui teknologi tersebut, dibutuhkan waktu hanya 30 menit untuk mengubah limba tinja menjadi air bersih, lebih cepat dibandingkan teknologi konvensional.

"Dua tujuan itu yang melatarbelakangi PD Pal Jaya, jadi kami tidak punya itensi untuk sampai air minum," kata dia.

Direktur Teknik dan Usaha PD Pal Jaya Erwin Marphy Ali menjelaskan, peristiwa adanya orang yang meminum olahan air limbah tersebut hanya sekadar euforia saja.

"Itu hanya euforia, kami sendiri tidak menyarankan untuk diminum," kata Erwin di kesempatan yang sama. (Dimas Setiawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Di Jakarta Ribut Air Olahan Limbah Tinja Bisa Diminum, di Swedia Digunakan Jadi Bahan Pembuatan Bir

 

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved