Ada Jam Raksasa di Candi Borobudur, Begini Cara Melihatnya

Borobudur tak sekadar bangunan untuk bersembahyang. Ada banyak misteri yang belum banyak diketahui orang.

Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM - Borobudur tak sekadar bangunan untuk bersembahyang. Ada banyak misteri yang belum banyak diketahui orang.

Salah satunya menarik adalah jam raksasa candi Borobudur.

Borobudur bermula pada sekitar tahun 750 Masehi, ketika seorang arsitek bernama Gunadarma berdiri di sebuah gunung di Kerajaan Syailendra.

Di hadapannya tampak sebuah danau dikelilingi tujuh gunung. Di tengah danau berdiri sebuah bukit.

Dari danau itu mengalir sungai, berkelok-kelok. Sebuah pemandangan yang luar biasa indah.

Sayangnya, dua dari tujuh gunung yang mengelilingi termasuk gunung aktif. Itulah Gunung Merbabu dan Gunung Merapi.

Baca: Karena Main Tik Tok, Bowo Alpenliebe Digilai Remaja, Aplikasi yang Bisa Sebabkan Masalah Mental

Baca: Termahal di Dunia, Lukisan Ini Dibeli Pangeran Arab Senilai Rp 6 Triliun

Alam Kerajaan Syailendra subur dan indah, tapi rawan bencana.

Begitu pula Gunadarma yang taat beragama Budha. Gunadarma mungkin juga berharap kerajaannya selamat dari bencana.

f

Dia memikirkan sebuah cara. Bagaimana jika di tengah danau itu dibangun sebuah tempat ibadat? Supaya Tuhan melindungi manusia dari bencana.

Gunadarma merancang tempat ibadat berbentuk bunga teratai.

Bunga teratai raksasa yang mekar di tengah danau dan dikelilingi tujuh gunung. Raja Syailendra mendukung pembangunan tempat ibadat itu. 

Tempat ibadat itu dibangun selama 92 tahun. Ketika selesai, tempat ibadat itu memang tampak seperti bunga teratai di tengah danau. Itulah tempat ibadat bernama candi Borobudur.

Baca: Selain Bantu Turunkan Berat Badan, Diet Jelly Juga Miliki Manfaat Kesehatan

Baca: Dilepas Sang Istri, Wagub Touring Naik Moge Menuju Tanah Gayo

Sayangnya, gempa dan letusan gunung berapi membuat danau di sekitar Candi Borobudur hilang.

Tumpukan debu gunung berapi menyebabkan danau mengering. Di zaman sekarang, Candi Borobudur tidak lagi dikelilingi danau.

Borobudur dibangun sebelum bangsa Kamboja membangun Candi Angkor Wat. Juga dibangun sebelum orang Eropa membangun gedung-gedung katedral yang megah.

Bentuk candi Borobudur lebih rumit dibanding piramida Mesir.

Bayangkan, batu seberat 2 ton disusun satu per satu sampai jadi bukit berlantai 10. Batu itu juga diukir dengan gambar yang sangat teliti.

Gambar itu berkisah tentang kehidupan rakyat Kerajaan Syailendra.

Nah, ada satu misteri lain soal Candi Borobudur ini, yakni sebuah jam raksasa

Bagaimana melihat Candi Borobudur sebagai sebuah jam raksasa?

Baca: Setya Novanto Bayar Fredrich Yunadi dengan Janji Surga

Baca: Jelang PKA VII di Banda Aceh, Ini yang Dipersiapkan Disparbudpora Pidie

Begini penjelasannya. Candi Borobudur memiliki 72  buah stupa berbentuk lonceng terbalik.

Stupa terbesar berada di lantai teratas. Arsitek Borobudur memakai stupa-stupa itu sebagai titik tanda jam.

Jarum jam-nya berupa bayangan sinar Matahari yang disebabkan stupa terbesar. Ya, bayangan stupa terbesar selalu jatuh dengan tepat di stupa lantai bawah.

f

Stupa Borobudur yang berfungsi sebagai jam matahari

Tak hanya itu, Candi Borobudur juga merupakan petunjuk arah yang sangat tepat. Tanpa bantuan kompas dan GPS.

Seperti diketahui, Matahari memang terbit di arah timur. Namun, tidak selalu tepat di titik timur.

Matahari hanya terbit benar-benar di titik timur dalam dua kali setahun. Yaitu sekitar tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September.

Nah, arsitek Borobudur rupanya sudah mengetahui titik timur yang benar. Oleh karena itu, Candi Borobudur juga dibangun menghadap titik utara dan selatan dengan sangat tepat. (Kidnesia/Johanna Ernawati)

 

Artikel ini telah tayang di intisari dengan judul Menguak Rahasia Jam Raksasa di Candi Borobudur, Ini Cara Melihatnya

 

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved