Breaking News

Gempa Lombok

Dari Sekolah Diliburkan Sampai Isu Tsunami Adalah Hoax, Inilah 5 Fakta Gempa di Lombok

Gempa berkekuatan 7 SR kembali mengguncang wilayah Bali dan Lombok pada Minggu (5/8/2018).

Editor: Amirullah
Warga mengangkat sepeda motornya dari reruntuhan rumah pascagempa di Desa Wadon, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018). Gempa bumi bermagnitudo 7 mengguncang Lombok, Minggu (5/8/2018) malam.(ANTARA FOTO/ AHMAD SUBAIDI) 

SERAMBINEWS.COM - Gempa berkekuatan 7 SR kembali mengguncang wilayah Bali dan Lombok pada Minggu (5/8/2018).

Gempa ini mengakibatkan ribuan bangunan rusak termasuk rumah-rumah warga.

Dilansir dari akun Twitter Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) @Sutopo_PN mengatakan jika jumlah korban meninggal mencapai 98 orang, 236 orang luka-luka dan ribuan rumah rusak.

Baca: Dilanda 1.500 Serangan Gempa Bumi Tiap Tahun, Ini 5 Cara Orang Jepang Mengantisipasinya

Baca: CPNS 2018 - Sebaiknya Calon Pendaftar Tes CPNS Mempersiapkan 5 Hal Ini Secara Matang

Diperkirakan jumlah korban juga masih akan terus bertambah.

Proses evakuasi masih terus dilakukan.

Termasuk di Gili Trawangan dan masjid yang roboh akibat gempa di Desa Lading-Lading, kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

Berikut beberapa fakta terkait gempa berkekuatan 7 SR yang terjadi di Lombok.

1. Sekolah diliburkan

Pasca gempa, Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi meliburkan semua sekolah di Pulau Lombok, sebagaimana dikutip Grid.ID dari laman Kompas.com (6/7/2018).

Sekolah diliburkan mulai Senin (6/8/2018) hingga waktu yang masih belum ditentukan.

Selain itu, TGB juga menginstruksikan tenaga kesehatan agar tetap masuk bekerja untuk memberi pelayanan medis yang maksimal untuk para korban gempa.

Baca: Klip Terbaru Sabyan Gambus Atouna El Toufoule Kembali Trending di Youtube, Ini Penyanyi Aslinya

2. Tanggap darurat hingga 11 Agustus 2018

Masa tanggap darurat masih akan berlangsung hingga 11 Agustus 2018.

Pihak pemerintah masih terus mengumpulkan informasi, khususnya terkait keadaan di Lombok Utara.

Gubernur menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah percaya terhadap berita-berita hoax.

4. Konferensi internasional anti-terorisme batal digelar

Gempa yang terjadi di Lombok juga mengakibatkan penyelenggaraan konferensi internasional anti-terorisme ditunda.

Acara bertajuk Indonesia-Australia Ministerial Council Meeting (MCM) on Law and Security dan Sub Regional Meeting on Counter Terrorisme (SRM On CT) itu awalnya akan dilaksanakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Namun, karena terjadi gempa pada Minggu (5/8/2018), konferensi internasional itupun ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.

Baca: Nur Wijaya Kusuma Jadi Mahasiswa Termuda UGM, Usianya Baru 15 Tahun

Menko Polhukam Wiranto, mempersilakan delegasi dari negara peserta untuk pulang ke negara masing-masing, seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

Wiranto juga menegaskan bahwa semua delegasi dalam kondisi selamat.

Karena saat gempa terjadi, para delegasi yang sedang mengikuti acara makan malam di Hotel Astoria, Lombok berhasil turun melalui tangga darurat.

Baca: Sejumlah Artis Galang Aksi Tolak Taman Nasional Komodo akan Dibangun Penginapan dan Restoran

5. Isu tsunami di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno adalah berita hoax

BNPB telah memastikan bahwa informasi akan terjadi tsunami di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno adalah tidak benar alias hoax.

Isu tersebut santer beredar pasca gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok.

Akibat isu hoax itu, ribuan wisatawan, pemilik, pengelola dan karyawan resort meminta dievakuasi keluar dari kawasan Gili.

Sebelumnya, BMKG memang sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami saat gempa terjadi.

Namun, peringatan itu dicabut sekitar dua jam kemudian. (*)

Artikel ini telah tayang di grid.id dengan judul 5 Fakta Gempa di Lombok, dari Sekolah Diliburkan Sampai Isu Tsunami Adalah Hoax

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved