PKA 7

Tunggangi Gajah, Nova Pimpin Pawai Budaya

Sebanyak 23 kabupaten/ kota mengikuti pawai budaya pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VII

Editor: bakri

BANDA ACEH - Sebanyak 23 kabupaten/ kota mengikuti pawai budaya pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VII. Pawai tersebut dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT yang menunggangi gajah bersama Kapolda dan Pangdam Iskandar Muda. Konvoi mengambil garis start dari Lapangan Blangpadang, berkeliling di pusat kota, hingga garis finish kembali lagi di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Senin (6/8).

“Selamat datang di Kota Banda Aceh. Selamat mengikuti PKA Ke-7. Mari bersama kita meriahkan dan sukseskan event ini. Mari kita tunjukkan keluhuran budi dan kekayaan adat budaya Aceh ke mata dunia,” seru Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman MM saat melepas peserta pawai.

Pawai PKA VII kemarin menempuh rute Blangpadang menuju Simpang Jam. Para peserta melintasi Meuligoe (Pendapa) Gubernur Aceh, selanjutnya menuju panggung yang berada di sisi utara Masjid Raya Baiturrahman. Seusai melintasi semua rute, peserta pawai pun kembali ke Lapangan Blangpadang.

Peserta pawai berjalan beriring dipimpin Plt Gubernur, Nova Iriansyah yang menunggangi gajah. Tunggangan gajah merupakan simbol sejarah dan heroik, di mana gajah dahulu dipakai sebagai kendaraan, bahkan alat perang di masa kerajaan. Konvoi juga diikuti oleh pejalan kaki dan pengendara mobil hias.

Masing-masing daerah menampilkan ciri khas dan keunggulan budayanya melalui pakaian yang digunakan. Mulai dari baju adat, gaun kreasi, putroe bungong, atraksi budaya, hingga kearifan lokal.

Pagelaran PKA VII dibuka resmi Minggu (5/8) malam oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. Kegiatan empat tahunan ini akan berakhir pada 15 Agustus mendatang.

Berbagai atraksi budaya akan ditampilkan selama PKA VII. Taman Sultanah Safiatuddin menjadi pusat dari kegiatan budaya tersebut. Selain pawai budaya, PKA VII juga diisi dengan Aceh Expo di Lapangan Blangpadang.

Sementara itu, tadi malam Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan, PKA tetap akan dilaksanakan empat tahun sekali. Sebelumnya memang pernah dilaksanakan lima tahun sekali, tapi kemudian dipercepat menjadi empat taun sekali.

“Festival budaya seperti ini tidak hanya penting untuk mempersatukan kita, tetapi juga merupakan event untuk mempromosikan Aceh. Dengan demikian, wisatawan dan investor lebih mudah mendapatkan informasi tentang Aceh. Oleh karena itu, PKA tetap akan kita laksanakan empat tahun sekali,” kata Nova Iriansyah dalam sambutannya pada gala dinner (jamuan makan malam) bersama peserta dan tamu undangan PKA VII di Anjong Mon Mata, Kompleks Pendapa (Seuramoe) Gubernur Aceh, tadi malam.

Jamuan makan malam itu juga dihadiri sejumlah anggota DPR dan DPD RI asal Aceh, Wali Nanggroe Tengku Malik Mahmud Al-Haythar, unsur Forkopimda Aceh, para bupati/wali kota se-Aceh. Termasuk tamu PKA dari luar negeri, di antaranya dari Kazakhstan, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Dalam kesempatan itu Nova menyebutkan, PKA merupakan momen pergelaran khazanah budaya rakyat yang bertujuan untuk mempersatukan semua subetnis yang terdapat di Aceh. “Kita tahu, Aceh ini sangat kaya dengan ragam seni dan budaya. Semua itu adalah aset yang harus kita jaga sehingga tetap lestari, meski globalisasi terus menghunjam di semua lini,” kata Nova.

PKA, lanjut Nova, merupakan ajang untuk membangun kesadaran masyarakat Aceh dalam menjaga dan melestarikan seni budaya yang juga sarat dengan nilai-nilai Islam, sehingga identitas keacehan tetap dipertahankan. “Karena itu, melalui semangat pelestarian budaya juga kita bangun ‘Aceh Hebat dengan Adat Budaya yang Bersyariat’, sebagaimana tema dari Pekan Kebudayan Aceh kali ini,” ulas Nova.

Selain itu, melalui kegiatan budaya ini, Nova mengajak segenap masyarakat Aceh untuk merajut kebersamaan yang lebih erat demi terciptanya Aceh damai dan Aceh yang bermartabat sebagai landasan menuju Aceh Hebat.

Ia juga mendorong agar kegiatan seperti ini dilaksanakan di kabupaten/kota se-Aceh, sehingga ruang seni budaya Aceh lebih terbuka dan generasi muda Aceh tertarik untuk mempelajarinya.

Jamuan makan malam itu tampak meriah karena dihibur oleh para penari dari Sanggar Bestek Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala serta Narit Band.

Amatan Serambi tadi malam, tamu VIP bersantap malam bersama Plt Gubernur Aceh di dalam Anjong Mon Mata, sedangkan tamu lainnya makan lesehan di bawah taratak pelataran Anjong Mon Mata yang dihias indah dan semarak. (rul/dik)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved