PLTA Peusangan Beroperasi 2021
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 di Kabupaten Aceh Tengah direncanakan akan beroperasi secara resmi pada 2021
* Pekerjaan Sudah Capai 63 Persen
TAKENGON - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 di Kabupaten Aceh Tengah direncanakan akan beroperasi secara resmi pada 2021 atau tiga tahun mendatang. Memasuki pertengahan 2018, pelaksanaan proyek pembangunan PLTA Peusangan sudah mencapai 63 persen dan diperkirakan pada 2021 sudah 100 persen.
Hal itu dikemukakan oleh General Manager (GM) PT PLN (Persero), UIP Pembangkit Sumatera, Weddy B Sudirman, Jumat (7/9) di sela-sela pertemuan dengan wartawan dalam kegiatan Media Tour di Kantor UPT Kitsum 5, Kampung Wih Porak, Kecamatan Silih Nara.
Menurut Weddy B Sudirman, perencanaan pembangunan PLTA Peusangan 1 dan 2, sudah ada sejak 1998 atau sekitar 20 tahun lalu. Namun, pembangunannya tertunda lantaran kondisi Aceh dilanda konflik. “Saat itu, sudah ada kontraktornya, tetapi pekerjaan ditunda dan 2011 proses pembangunannya kembali dilanjutkan,” kata Weddy.
Dia menyebutkan ada kesan proses pembangunan PLTA Peusangan 1 dan 2, merupakan proyek mangkrak, padahal isu tersebut tidak benar, karena pembangunan PLTA terus berjalan. “Memang, kalau dilihat di atas tanah terlihat belum selesai, tetapi pekerjaan proyek ini lebih banyak di bawah tanah, makanya tak terlihat,” jelasnya.
Hambatan lainnya, bencana gempa bumi yang terjadi berulang kali di Aceh, maupun di Aceh Tengah. “Dampaknya, struktur batu yang ada lokasi tunnel yang sebelumnya fasif, menjadi aktif karena adanya gempa,” jelas Weddy. Dia menambahkan harus dilakukan investigasi serta penghitungan ulang, yang berdampak terjadinya kemunduran penyelesaian Proyek PLTA Peusangan.
“Selain mempertimbangkan keselamatan kerja, juga infrastruktur yang dibangun juga arus diperhitungkan. Makanya, setelah adanya bencana gempa, kami melakukan pengkajian ulang,” tuturnya. Proyek PLTA Peusangan 1 dan 2, untuk pengerjaan fisiknya dikerjakan oleh Hyundai dari Korea Selatan bekerjasama dengan Pembangunan Perumahan (PP).
Dana untuk pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 88 Mega Watt (MW), 80 persenya merupakan pinjaman dari Jepang serta 20 persen dari PT PLN (Persero).
“Secara umum, ada dua rumah pembangkit. Satu di dalam tanah, dan satu lagi di atas tanah. Proses pengerjaan di dalam tanah ini, yang membutuhkan waktu lama. Tapi, secara keseluruhan, progress pengerjaanya sudah mencapai angka 63 persen,” jelasnya lagi.
Sementara itu, kegiatan Media Tour, merupakan hasil kerjasama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, dengan PT PLN (Persero), UIP Kitsum. Media tour yang juga diikuti Ketua PWI Aceh, Tarmilin Usman, serta Sekretaris PWI Aceh, Aldin Nainggolan dan sejumlah anggota PWI lainnya.
Dalam kegiatan Media Tour, para wartawan diberikan penjelasan tentang perkembangan pembangunan Proyek PLTA Peusangan 1 dan 2. Para kuli tinta juga dibawa masuk ke dalam terowongan untuk melihat proses pembangunan rumah pembangkit yang ada di kedalaman hampir 700 meter dari permukaan tanah serta sejauh dua kilometer dari pintu masuk terowongan.
rencana operasional
* Paling lambat, 2021 sudah beroperasi
* Sudah dicanangkan sejak 1998 lalu
* Pembangunan PLTA beberapa kali terhenti
* Konflik yang melanda wilayah Aceh
* Gempa bumi yang beberapa kali terjadi
* Baik di Aceh maupun wilayah tengah Aceh
Aceh Kekurangan 100 MW
GM PLN Aceh, Jefri Rosiadi yang hadir dalam media tour itu menjelaskan kebutuhan listrik di Aceh saat ini mencapai 400 MW, sedangkan kapasitas yang dimiliki Aceh, sebesar 300 MW, sehingga harus disuplai dari Medan, Sumatera Utara sekitar 100 MW.
“Dengan adanya beberapa pembangunan pembangkit listrik di Aceh, sehingga pada tahun 2019-2020, ditargetkan Aceh surplus listrik,” jelas Jefri. Dikatakan, jika PLTA Peusangan telah beroperasi, maka operasional Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ayangan yang mensuplai kebutuhan listrik untuk Kabupaten Aceh Tengah akan dihentikan.
“Saat ini, biaya produksi mencapai Rp 2.300/ kwh. Bila, PLTA Peusangan beroperasi, bisa ditekan biaya produksi hingga Rp 2.700/ kwh,” tandasnya.(my)