Kisah Hidup Mat Solar Kecil, Makan Satu Telur Harus Dibagi Delapan
Kini rumah kami di Pejompongan itu tinggal kenangan. Sudah enggak ada karena terkena gusuran. Sekarang sudah jadi kompleks
Bagian itu jadi rebutan, karena masih bisa diisep-isep. Kalau goreng telor dadar juga ditambah terigu dan air yang banyak biar kelihatan gede. Telor rebus bukan dibelah empat lagi, tapi delapan. Kalau mengingat semua itu, kini aku hanya bisa tertawa.
DITIPU PEMBELI
Tempat tinggal kami juga jauh daripada layak. Pernah punya rumah yang cukup besar dan tembok. Namun, karena orangtua enggak punya penghasilan tetap, setengahnya dikontrakin. Duitnya habis, setahun kemudian sisanya dikontrakin lagi.
Akhirnya kami pindah ke rumah gedek atau bilik. Kita tidur tumpuktumpukan. Satu ruangan bisa tiga tempat tidur. Sementara tetangga yang lain rumahnya sudah gedong.
Baca: Mayat Perempuan Ditemukan Dalam Sawah di Aceh Tamiang
Walaupun didera kehidupan seperti itu, kami tak tinggal diam. Aku membantu perekonomian keluarga dengan menjual petasan dan ngewarung di pinggir jalan jualan rokok.
Tapi lagi-lagi aku tertipu. Ada orang beli rokok banyak, setelah dihitung, eh minta dihitung lagi. Tahu-tahunya, begitu aku lengah, orangnya sudah kabur. Apes deh, mana yang modalin Kakak.
Baca: Kementerian ESDM Buka 65 Formasi untuk CPNS 2018 di Sscn.bkn.go.id, Ini Jurusan yang Dibutuhkan
Kini rumah kami di Pejompongan itu tinggal kenangan. Sudah enggak ada karena terkena gusuran. Sekarang sudah jadi kompleks Badan Pemeriksa Keuangan.
Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Mat Solar Kecil Hidup Penuh Keprihatinan, Bahkan Satu Telur Harus Dibagi Delapan