Bur Telege Makin Populer
Bur Telege, sebuah bukit di tepi Danau Laut Tawar yang telah dirubah menjadi objek wisata yang menarik makin populer
* Dibangun Oleh Pemuda Kampung Bale
TAKENGON - Bur Telege, sebuah bukit di tepi Danau Laut Tawar yang telah dirubah menjadi objek wisata yang menarik makin populer. Para pemuda Desa Bale, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah membangun secara gotong-royong objek wisata itu pada 2017 lalu.
Reje Bale Hakim Bujang, Misriadi yang akrab disapa Reje Bale mengaku usia objek wisata Bur Telege baru 16 bulan. “Kami bersyukur, Bur Telege mendapat respon tinggi dari masyarakat, walau belum sempurna,” kata Reja Bale. Reje dalam terminologi Gayo adalah sebutan untuk kepala desa seperti di Pulau Jawa.
Berada di Bur Telege, mata akan disugihi pandangan sampai ujung danau yang masuk Kampung Bintang. Bila diarahkan ke kiri, maka tampak seluruh wajah Kota Takengon. Ibukota Kabupaten Aceh Tengah itu, bagai susunan kubus dengan pantulan cahaya di atas rumah-rumah penduduk. Kubah Masjid Agung Ruhama kelihatan jelas dengan motif Gayo yang anggun.
Wisatawan yang berkunjung ke Tanah Gayo harus menyempatkan diri singgah ke sana, selain letaknya terjangkau, berada di pusat kota, juga terdapat spot-spot foto yang menarik. Di tempat itu, terdapat lokasi swafoto dengan latar hutan pinus, danau, dan wajah kota.
Bur artinya gunung. telege bermakna sumur, jadi Bur Telege adalah gunung sumur. Konon di tempat itu terdapat sebuah sumur tua, tempat menampung air dan menjadi sumber air bagi wilayah di bawahnya. Ada sebuah perahu di Bur Telege. Entahlah, apakah ada kaitan dengan cerita sumur tua.
Objek wisata Bur Telege sepenuhnya dikelola oleh pemuda desa dan telah berkembang dengan bai. Pemuda kampung tidak ingin berpangku tangan, setelah mendirikan kafe Lagank, tempat berhimpun para pemuda. Dalam tradisi Gayo, pernah dikenal istilah “serami” tempat aktivitas para pemuda dan pemudi.
Tapi zaman sudah berubah. Serami juga tempat menghasilkan usaha, seperti warung kopi atau kafe. Tak cukup kafe, para pemuda dan pemerintahan desa menangkap peluang lain, yakni mengembangkan objek wisata alam dan yang dipilih adalah Bur Telege, yang sempat berubah nama jadi Bur Gayo.
Pemuda dan warga bergotong royong membersihkan lahan dan memperbaiki berbagai fasilitas. Tiap akhir pekan, warga bergotong royong dan hasilnya menakjubkan. “Pemerintahan Kampung hanya memfasilitasi saja, karena semuanya kreasi anak-anak muda,” kata Reje Adi, panggilan lain Misriadi.
Dulu, tempat itu seempat menjadi sarang maksiat dan narkoba. “Kami pernah menemukan anak-anak remaja ‘nge-lem’ di sana. Kami menemukan bekas peralatan narkoba. Makanya Pemerintah Kampung bersama para pemuda ingin mengubah semuanya. Alhamdulillah, berjalan sangat baik. Saat ini Bur Telege telah menjadi kawasan wisata,” kata Reje Bale.
Bur Telege adalah contoh pengelolaan tempat wisata yang dikelola dan digagas oleh warga desa. Pemerintah kemudian memberikan dukungan dengan cara membagun beberapa fasilitas. Kementerian Desa memgalokasikan anggaran untuk pembangunanan sarana penerangan jalan umum, fasilitas MCK. Pemkab Aceh Tengah membantu pembangunan gapura, rabat beton, dan tangga seribu. Lokasi wisata ini yang terletak di area seluas 208 hektar lebih, terpilah kepada tiga bagian, yakni tanah adat, tanah pemerintah dan milik pribadi. “Soal kepemilikan lahan ini, akan diurus oleh Pemerintah Desa,” kata Reje Bale.
Saat ini, setiap akhir pekan, Bur Telege menjadi tujuan kunjungan wisatawan, baik lokal, domestik, maupun mancabegara. Para pemuda juga sudah mendapat honor Rp 80 ribu per hari pada hari biasa dan liburan, bisa capai dua kali lipat dengan jumlah 10 sampai 12 ornag.
Para seniman juga memanfaatkan lokasi tersebut sebagai ruang ekspresi budaya, dimana beberapa pementasan dilaksanakan di tempat itu. Salah satu yang membuat Reje Adi kagum, Bur Telege telah mampu mengubah wajah kaku pemuda atau bebujang Bale.
“Sekarang ‘bebujang’ Bale sudah pintar tersenyum,” kata Reje Bale menceritakan perubahan itu. Senyum ‘bebujang’ sesuatu yang sulit ditemui pada tahun -tahun sebelumnya dan senyuman itu telah merubah wajah para pemuda menapaki masa depan yang cerah.
Pada musim liburan Idul Fitri 1439 lalu, objek wisata di Aceh Tengah diserbu pengunjung dari beberapa daerah di Aceh. alah satunya objek wisata, Bur Telege di Kampung Bale, Lancuk Leweng, di Kampung Asir-Asir, Kecamatan Lut Tawar. Puncak Pantan Terong, di Kecamatan Bebesen serta beberapa objek lain yang berada di daerah ketinggian.