Muncul Ikan Ini Diyakini Penanda Gempa dan Tsunami, Pakar Tak Menampik dan Beberkan Alasannya

Namun selama ini ikan tersebut lebih dikenal dengan sebutan "Messengers of The Sea God" atau "Pembawa Pesan dari Kerajaan Dewa Laut".

Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM - Pada tahun 2017 lalu, warga Filipina digegerkan dengan munculnya ikan aneh yang berukuran cukup panjang.

Dilansir Tribun-Video dari Daily Mirror, ikan tersebut ditemukan terdampar di pantai wilayah Kepulauan Mindanao, Filipina, 2017 silam.

Diketahui ikan tersebut dikenal dengan nama Oarfish.

Namun selama ini ikan tersebut lebih dikenal dengan sebutan "Messengers of The Sea God" atau "Pembawa Pesan dari Kerajaan Dewa Laut".

Ikan tersebut berbentuk pipih, sehingga disebut 'oarfish' (oar = papan dayung).

Baca: Sebelum Roboh Terkena Gempa Donggala, Beginilah Pesona Jembatan Ponulele

Baca: Selain di Palu, Tujuh Tsunami Pernah Melanda Indonesia, Tsunami Aceh Terdahsyat di Dunia

Oarfish bertubuh panjang menyerupai ular dan bisa mencapai panjang hingga 17 meter.

Kemunculan Oarfish diyakini sebagai pertanya munculnya gempa.

Bahkan Oarfish dipercaya sebagai pertanya akan datangnya Tsunami.

Kepercayaan tersebut bukan tanpa alasan, nelayan pernah menemukan Oarfish di kawasan Agusan del Norte, Kepulauan Mindanao, pada 8 Februari 2017.

Dua hari usai Oarfish ditemukan, gempa 6,7 Skala Richter menghantam kawasan tersebut.

Hal serupa juga pernah terjadi saat Gempa California pada 2010 dan tsunami menerjang wilayah Jepang pada 2011 silam.

Baca: CPNS 2018 - Lupa Pasword Akun sscn.bkn.go.id? Begini Cara Mudah Mengatasinya

Baca: Live Streaming Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI, Malam Ini Pukul 21.00 WIB di TV One

Kiyoshi Wadatsumi, seroang pakar gempa asal Jepang pernah mengulas perihal kemunculan Oarfish dengan gempa maupun pertanda tsunami akan datang.

Ulasan tersebut dimuat dalam sebuah artikel di Japan Times tahun 2010.

Menurut Wadatsumi, makhluk hidup dari bawah laut memang kerap jadi penanda datangnya bencana.

"Ikan dari laut dalam yang hidup di dasar laut lebih sensitif terhadap perubahan alam, dibanding yang hidup di perairan bagian atas," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved