Opini
Dakwah Khabib di Panggung UFC
BEBERAPA hari ini media sosial dibanjiri oleh euforia kemenangan petarung kelas ringan UFC (Ultimate Fighting Championship) asal Rusia
Oleh Hilal
BEBERAPA hari ini media sosial dibanjiri oleh euforia kemenangan petarung kelas ringan UFC (Ultimate Fighting Championship) asal Rusia, Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov atas petarung asal Irlandia, Conor McGregor, di Nevada, Amerika Serikat, pada Sabtu (6/10/2018).
Tidak hanya di kalangan penikmat olahraga UFC, namun juga mereka yang selama ini tidak menyukai jenis olahraga keras tersebut, turut mengekspresikan kegembiraan atas kemenangan Khabib. Dari kalangan Arab, Turki hingga Melayu semarak dengan kemenangan Khabib ini.
Siapa Khabib?
Siapakah sosok Khabib? Mengapa namanya tiba-tiba menjadi viral? Kenapa viralnya Khabib setelah pertandingannya yang ke-27, padahal hingga pertandingan ke-26 dengan nol kekalahan, namanya belum begitu dikenal publik? Khabib merupakan seorang petarung UFC dari Dagestan, salah satu republik federasi Rusia dengan populasi 80% Muslim yang menganut mazhab Syafi’i. Muslim Dagestan dikenal religius, ramah dan sangat menjaga budaya ketimuran.
Kultur masyarakat Muslim Dagestan tercermin pada kepribadian Khabib. Dia sangat menghormati lawan tandingnya, setidaknya hingga pertandingan ke-26. Dia selalu bersalaman dan memeluk lawannya sebelum dan setelah pertandingan. Namun keadaan berubah tatkala Khabib berhadapan dengan Conor McGregor yang terkenal angkuh dan brutal.
Kedua petarung ini mempunyai kepribadian yang sangat berseberangan. McGregor terkenal dengan karakter angkuh, rasis, alkoholik, badan penuh tato dan ucapan kotor. Sedangkan Khabib terkenal sebagai pribadi yang santun, rendah hati, religius, taat kepada orangtua, jauh dari sisi kehidupan barat yang glamor.
Pertandingan UFC sejatinya hanyalah orahraga adu fisik, seni bela diri yang bersifat komersial. Namun keangkuhan dan sikap premanisme yang dipertontonkan oleh McGregor memancing perhatian publik dalam skala luas.
Publik, terutama dari kalangan umat Islam merasa marah saat McGregor melecehkan Khabib dengan sebutan “teroris”, memaksakan minuman keras, melempar bus rombongan Khabib dengan kursi hingga menyebabkan dua kru mengalami cidera terkena serpihan kaca, serta terakhir sebelum berlangsungnya pertandingan, seorang tim McGregor melontarkan ucapan rasis atas agama, keluarga hingga negara Khabib.
Sosok seperti Khabib hadir menunjukkan jati diri seorang Muslim di tengah meningkatnya islamophobia di dunia barat. Tingginya islamophobia di dunia barat tidak terlepas dari faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal di antaranya karena framing negatif media barat terhadap Islam, ketidaktahuan dan sikap acuh masyarakat barat terhadap ajaran Islam hingga kepentingan politik para politisi barat, seperti Donald Trump demi meraup suara dalam pemilu.
Adapun faktor internal karena sikap umat Islam sendiri yang jauh dari nilai agama. Melalui ring tarung, Khabib dapat menghadirkan serta mempertahankan identitasnya sebagai seorang Muslim yang santun, selalu berkata baik, tidak minum alkohol, menjauhi zina, hingga pada rutinitas kecil seperti sujud syukur saat menang tanding dan ucapan alhamdulillah yang sangat sering terucap olehnya.
Ucapan alhamdulillah ini pula yang menjadi “senjata rahasia” Khabib meraih 27 kali kemenangan, tanpa pernah kalah satu kali pun. Bahwa dengan kalimat “segala puji bagi Allah” dia sadar, kemenangan datangnya atas kehendak Allah Swt. Ia berusaha menangkis segala ujub, riya, dan takabbur dengan kalimat tersebut.
Khabib punya kesabaran yang luar biasa, dia tidak membalas saat dihina tapi menjawab dengan prestasi di atas ring tarung. Sebagian kalangan menyayangkan sikap Khabib usai pertandingan dengan menyerang tim McGregor karena merasa sangat terusik saat kehormatan agama, ayah dan negaranya dinistakan, sehingga emosinya tidak terbendung. Namun sikapnya tersebut juga menuai simpati dari banyak kalangan. Walaupun demikian, tidak lama kemudian Khabib berbesar hati menyampaikan permintaan maaf atas kekhilafannya serta menyampaikan alasannya berbuat senekat itu.
“Pertama-tama, saya ingin ucapkan maaf kepada Komisi Atletik Nevada dan para penonton di Las Vegas. Saya sadar betul ini bukanlah sisi terbaik saya, namun saya tegaskan lagi saya juga seorang insan manusia. Saya heran, kenapa orang-orang lebih menyoroti aksi saya yang menyerang mereka (rekan-rekan Conor) saja, coba anda lihat bagaimana ia (Conor McGregor) membahas soal agama saya, negara saya, ayah saya. Coba ingat juga di Brookyln (UFC 223) saat ia menyerang bus saya, coba ingat kejadian ini! Ingat lagi! Kenapa orang-orang lantas mempertanyakan kelakuan saya usai mendapatkan kelakuan dari (Conor) tersebut.”
Menginspirasi
Saat ini, mata masyarakat dunia tertuju pada Khabib. Khabib sedang menginspirasi generasi baru dunia, dia berusaha sebaik mungkin untuk menjadi teladan sebagaimana yang pernah dia tuturkan, “Di akhir zaman, Anda harus memikirkan generasi muda. Saya ingin jadi orang baik. Saya tahu hal ini sangat sulit, tidak ada manusia yang sempurna, setiap orang berbuat salah tapi saya ingin jadi contoh yang baik untuk generasi muda.”
Khabib bukanlah sosok ulama atau cendekiawan, dia hanyalah seorang petarung yang bangga dengan keislamannya. “Agama Islam bagi saya adalah yang utama, olahraga bukan yang utama,” ucap Khabib suatu ketika dalam sebuah wawancara.
