Seorang Siswa di Rusia Ledakkan Bom, Tembak Karyawan dan Teman, Hingga Kemudian Bunuh Diri
Kepada majalah RBC, seorang rekannya mengatakan pelaku membenci sekolah karena guru yang dianggapnya jahat.
Dia juga menyaksikan orang-orang memecahkan kaca jendela dan melompat dari lantai dua ke parkir mobil yang berada di bawahnya.
Jasad Roslaykov ditemukan dengan luka tembakan di perpustakaan sekolah.
"Penyelidikan meyakini pemuda ini menembak orang-orang di kampus dan kemudian bunuh diri," kata Komite Investigasi, seperti dikutip dari RT.
(Hilang Secara Misterius, Putra Mahkota Kerajaan Arab Diduga Meninggal dalam Insiden Penembakan)

Pernyataan Presiden Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin yang beradadi kota wisata Sochi di pesisir Laut Hitam langsung merespon kabar penembakan di Semenanjung Crimea.
Dalam jumpa pers bersama Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Rabu (17/10/2018), Putin menyatakan insiden itu adalah peristiwa tragis bagi bangsa Rusia.
"Saya ingin menyampaikan duka cita kepada keluarga korban meninggal duia dan mendoakan korban luka agar secepatnya dipulihkan," kata Putih sambil mengajak untuk mengheningkan cipta bagi para korban.
Sementara itu, sejumlah saksi mata mengatakan, pelaku melepaskan tembakan secara acak, tetapi dia juga mengaku mendengar suara ledakan.
"Saya sedang berada di kelas saat saya mendengar suara tembakan di lantai satu," kata siswa yang tak mau disebutkan namanya itu.
"Saat kami berlari ke koridor, kami melihat banyak siswa berlarian dan berteriak ada seseorang melepaskan tembakan secara acak ke siapa saja," tambah dia.
"Lalu suara ledakan terdengar, tapi terima kasih Tuhan, saya sudah berada di luar gedung dan melihat beberapa teman kami terlempar karena ledakan," ujarnya.
Saksi mata lain yang hanya menyebut namanya degan Sergei mengaku sedang bekerja di dekat sekolah itu, saat mendengar ledakan keras.
(Polisi Malaysia Rilis Sketsa Wajah Pelaku Penembakan Imam Palestina dan Temukan Motor Pelaku)
Sergei, yang bajunya penuh lumuan darah mengatakan, korban dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan transportasi publik dan ambulans.
"Sebuah ambulans bisa mengangkut dua hingga tiga orang," ujar Sergei kepada situs Kerch.tv.
"Para korban adalah anak-anak dan para staf sekolah. Saya melihat beberapa korban kehilangan lengan atau kaki," tambah Sergei.