Seorang Siswa di Rusia Ledakkan Bom, Tembak Karyawan dan Teman, Hingga Kemudian Bunuh Diri
Kepada majalah RBC, seorang rekannya mengatakan pelaku membenci sekolah karena guru yang dianggapnya jahat.
SERAMBINEWS.COM, MOSKWA - Seorang siswa kota Kerch, Semenanjung Crimea, Rusia, meledakkan alat peledak di dalam sebuah institusi pendidikan.
Siswa itu juga menembak beberapa karyawan serta teman pelajarnya, sebelum memutuskan untuk bunuh diri.
Insiden yang terjadi pada Rabu (17/10/2018) di Kerch Polytechnic College ini merenggut 18 nyawa.
Sejauh ini, belum diketahui banyak tentang pelaku yang diidentifikasi bernama Vladislav Roslyakov.
Dengan membawa senjata api, sosoknya terekam oleh kamera pengawas.
Roslyakov dilaporkan berusia 18 tahun dan merupakan seorang senior di sekolahnya.
Kepada majalah RBC, seorang rekannya mengatakan pelaku membenci sekolah karena guru yang dianggapnya jahat.
Dia juga mengisyaratkan akan membalas perbuatan mereka.
"Namun, dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda bersikap kasar. Dia merupakan pemuda yang tenang dan tidak pernah punya masalah dengan polisi," kata Sergey Aksyonov, kepala pemerintahan lokal Crimea kepada Rossiya 24.
(Penembakan di Kanada, 14 orang Menjadi korban, Pelaku Tewas Bunuh Diri)
Tabloid Mash melaporkan, Roslaykov merupakan seorang pemuda pemalu yang jarang berbicara dengan orang lain.
Dia juga sudah lama menghapus semua akun media sosialnya.
Orangtuanya dilaporkan bercerai dan dia tinggal bersama ibunya, yang bekerja sebagai perawat di klinik onkologi setempat.
Sumber lain menyebutkan, Roslaykov datang ke sekolah pada hari di mana dia menembak brutal, dengan membawa dua tas punggung, satu berwarna abu-abu dan satunya berwarna hitam.
Melansir Sputnik News, seorang murid sekolah bernama Sergey menceritakan kisahnya ketika mendengarkan ledakan.
"Saya melihat orang berlarian. Saya melihat seorang pria dengan penuh darah keluar dari mulutnya," ucapnya.
Dia juga menyaksikan orang-orang memecahkan kaca jendela dan melompat dari lantai dua ke parkir mobil yang berada di bawahnya.
Jasad Roslaykov ditemukan dengan luka tembakan di perpustakaan sekolah.
"Penyelidikan meyakini pemuda ini menembak orang-orang di kampus dan kemudian bunuh diri," kata Komite Investigasi, seperti dikutip dari RT.
(Hilang Secara Misterius, Putra Mahkota Kerajaan Arab Diduga Meninggal dalam Insiden Penembakan)

Pernyataan Presiden Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin yang beradadi kota wisata Sochi di pesisir Laut Hitam langsung merespon kabar penembakan di Semenanjung Crimea.
Dalam jumpa pers bersama Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Rabu (17/10/2018), Putin menyatakan insiden itu adalah peristiwa tragis bagi bangsa Rusia.
"Saya ingin menyampaikan duka cita kepada keluarga korban meninggal duia dan mendoakan korban luka agar secepatnya dipulihkan," kata Putih sambil mengajak untuk mengheningkan cipta bagi para korban.
Sementara itu, sejumlah saksi mata mengatakan, pelaku melepaskan tembakan secara acak, tetapi dia juga mengaku mendengar suara ledakan.
"Saya sedang berada di kelas saat saya mendengar suara tembakan di lantai satu," kata siswa yang tak mau disebutkan namanya itu.
"Saat kami berlari ke koridor, kami melihat banyak siswa berlarian dan berteriak ada seseorang melepaskan tembakan secara acak ke siapa saja," tambah dia.
"Lalu suara ledakan terdengar, tapi terima kasih Tuhan, saya sudah berada di luar gedung dan melihat beberapa teman kami terlempar karena ledakan," ujarnya.
Saksi mata lain yang hanya menyebut namanya degan Sergei mengaku sedang bekerja di dekat sekolah itu, saat mendengar ledakan keras.
(Polisi Malaysia Rilis Sketsa Wajah Pelaku Penembakan Imam Palestina dan Temukan Motor Pelaku)
Sergei, yang bajunya penuh lumuan darah mengatakan, korban dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan transportasi publik dan ambulans.
"Sebuah ambulans bisa mengangkut dua hingga tiga orang," ujar Sergei kepada situs Kerch.tv.
"Para korban adalah anak-anak dan para staf sekolah. Saya melihat beberapa korban kehilangan lengan atau kaki," tambah Sergei.
Insiden serangan yang melibatkan siswa sekolah sudah beberapa kali terjadi di Rusia.
Pada Januari lalu, seorang siswa menyerang guru dan teman-temannya dengan menggunakan kapak dan mencoba membakar sekolahnya yang berlokasi di Siberia.
Pada April, seorang siswa menikam seorang guru dan temannya di kawasan Pegunungan Ural.
Siswa itu juga kemudian membakar sebuah ruang kelas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benci Sekolah dan Guru, Begini Sosok Pelajar Rusia yang Menembak Brutal" dan "Putin Sebut Penembakan di Crimea Tragedi untuk Bangsa Rusia".