Irwandi Yusuf: Ini Cinta Orang Dewasa

Irwandi Yusuf datang ke Gedung Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta

Editor: bakri

Tapi apakah pernikahan tetap terjadi?
Untuk meng-entertaint tamu, akhirnya ayahnya yang menikahkan. Awalnya ustad yang nikahin. Saat akad nikah itu, aku pun jawabnya sesuka hati. “Aku jawab, menerima nikahnya untuknya. Bukan untukku....hahaha..aku jawab sesuka hatiku...hahaha..haha..”

Artinya nikahnya ada?
Ada. Tapi nikahnya untuk meng-entertaint tamu.

Anda memang berniat mau nikahi Steffy?
Iya. Nah, karena batal nikah di Jakarta pada tanggal 8 itu, terus kita berangkat umrah. Rencananya ke umrah itu mau nikah. Rencana. Tapi gak jadi juga. Kemudian rencana mau nikah lagi pada 5 Juli. Tapi batal lagi. Karena tanggal 3 Juli aku ditangkap...ha..ha..ha..

Apakah Anda sungguh mencintai Steffy?
Ini masalah orang dewasa. Ini cinta orang dewasa. Ini cinta logikalah. Aku melihat dia sudah mau hijrah. Pakaiannya dari yang kebarat-baratan sudah jadi berhijab. Dia (Steffy) berubah.

Di mana kenal dengan Steffy?
Di Moscow. Steffy datang dalam rangka pameran tenun Indonesia di Moscow.

Apakah di situ langsung tertarik?
Nggak...Sebetulnya dia awalnya kenal dengan Tgk Nash (Tgk Nashrudin) yang sedang di Finlandia. Steffy kenal aku dari Tgk Nash. Baru kemudian bertemu di Moscow.

Anda kabarnya mengirim banyak sekali uang ke Steffy?
Pernah. Lumayan juga. Hampir 800 juta. Mungkin kalau dihitung dengan yang kecil-kecil sampai 1 miliar. Itu untuk kebutuhan talangan kegiatan Aceh Maraton. Sebab penyelenggaraan makin dekat. Tapi dana belum cair.

Itu uang dari mana?
Aku pinjam dari Mukhlis (pengusaha di Bireuen). Yang penting program Aceh Maraton sukses. Waktu itu, Steffy tak punya kantor. Acara makin dekat. Gaji stafnya juga belum ada karena uang belum cair dari Pemda. Makanya aku bayar.

Terus, kasus yang Anda hadapi ini bagaimana?
Inilah yang aku tidak mengerti sampai sekarang. Tiba-tiba kutahu si Hendri Yuzal (ajudan-red) ditangkap. Katanya terkait dengan DOKA. Aku tidak tahu apa itu DOKA. Rupanya DOKA singkatan Dana Otonomi Khusus Aceh. Ini aku baru tahu saat diperiksa di Polda. Walau gubernur, aku tak tahu DOKA. Dulu kan namanya Dana Otsus Aceh.

Bagaimana Anda jalani pemeriksaan itu?
Ditanya kenal Ahmadi. Saya jawab kenal. Muyassir kenal? Tidak kenal. Dailami kenal? Aku jawab kenal. Aku jawab sejujurnya.

Katanya Anda dikaitkan dengan proyek ijon bersumber dari DOKA?
KPK memang menyebut ada praktek ijon proyek yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh. Aku makin bingung. Proyek apa yang diijon. Seolah-olah aku dikatakan banyak terima dari daerah kabupaten yang mendapat proyek DOKA. Makin bingung aku. Sama sekali aku gak ngerti. Sebab semua itu kan ada timnya. Ada prosesnya kan.

Belakangan Anda juga terkait proyek BPKS Sabang?
Itu Sabang sudah mulai diperiksa. Aku lihat tidak ada beda dengan yang sudah diperiksa dahulu. Semua dana lewat Ayah Merin. Katanya aku dapat 39 miliar. Makin aneh saja. Soalnya aku tidak pernah tahu soal ini. Dalam putusan Ruslan Abdul Gani (Kepala BPKS saat ini jalani hukuman di Sukamiskin Bandung), sudah dinyatakan bahwa tak ada dana untuk aku. Katanya lewat Ayah Merin, kalau begitu periksalah Ayah Merin. Kenapa aku yang diperiksa. Ayah Merin tak pernah diperiksa. Aku tak pernah terima. Apalagi pada 2006-2009. Yang lebih tahu Mualem. Aku tak tahu.

Lalu apa yang Anda lakukan sekarang?
Ya apalagi. Aku anggap ini semua fitnah. Dan ini akan mengurangi dosaku. Yang memfitnah aku ya hati-hati aja.

Apa pesan Anda ke rakyat Aceh?
Salam untuk Aceh. Yang sudah memfitnah, aku korupsi tanggung sendiri. Makin banyak yang nuduh atau memfitnah aku, makin berkurang dosaku. Sabang juga. Sama sekali tak tahu. Aku tak pernah lihat duitnya Seharusya aku tak bisa ditetapkan sebagai tersangka.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved