Kupi Beungoh

Koala, Ojek Online Khusus Perempuan yang Hanya Ada di Aceh

Seluruh pengemudi ojek ini merupakan kaum hawa, karena memang didirikan untuk melayani kepentingan kaum perempuan.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/ojekkoala.co.id
Kolase foto poster Koala dan Saripah Ririn Priyanti Siregar (penulis) 

Oleh: Saripah Ririn Priyanti Siregar*)

KOALA adalah singkatkan dari Komunitas Ojek Akhwat Syiah Kuala.

Sesuai namanya, seluruh pengemudi ojek ini merupakan kaum hawa, karena memang didirikan untuk melayani kepentingan kaum perempuan.

Mengikuti perkembangan zaman, layanan ojek ini juga sudah berbasis internet alias online.

Catatan penulis, komunitas ojek online khusus akhwat (perempuan) ini hanya ada di Aceh.

Untuk sementara ini, Koala baru melayani orderan di wilayah Kota Banda Aceh, dan sebagian Aceh Besar.

Ada beberapa alasan para akhwat mendirikan komunitas ini.

Di antaranya tentu saja karena Aceh adalah daerah istimewa yang menerapkan syariat Islam.

Salah satu tujuan penerapan syariat Islam adalah melindungi kaum perempuan dari kemungkinan terjadinya tindak kejahatan akibat pergaulan bebas tanpa batas.

Seperti kita tahu, perkembangan teknologi yang diikuti kehadiran transportasi online, termasuk di Aceh, memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam banyak hal.

Kini semua keinginan kita tersedia di dalam telepon pintar (smart phone).

Mau bepergian tapi tak punya kendaraan, mau memesan makanan kesukaan, mau antar berkas atau paket, hingga mau isi pulsa HP pun, tinggal pencet tombol-tombil di HP.

Namun, berbagai kemudahan ini tetap saja menimbulkan kekhawatiran bagi kaum perempuan, terutama yang ingin menggunakan jenis ojek (angkutan roda).

Pasalnya, selama ini ojek yang beroperasi di Banda Aceh tidak satupun menggunakan driver perempuan.

Sementara kaum perempuan di Aceh tidak mudah percaya dengan orang laki-laki yang baru dikenalnya.

Terlebih peraturan terkait berboncengan antara laki-laki dan perempuan nonmuhrim tidak terlalu diperketat dalam penegakan Syariat Islam di Kota Banda Aceh.

Padahal pengguna ojek online di Banda Aceh lebih dominan kaum hawa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari tidak bisa mengendarai sepedamotor sampai tidak diizinkan menggunakan sepedamotor oleh orangtuanya.

Kondisi ini biasanya dialami oleh mahasiswi luar daerah Banda Aceh yang merantau ke Banda Aceh untuk kuliah dan tidak diizinkan membawa sepedamotor dari kampung halaman.

Baca: Pengemudi Ojek Online Menangis dan Beri Sumbangan untuk Prabowo Jadi Presiden, Ini Jawaban Prabowo

Baca: Tak Terima Ditilang, Pengemudi Ojek Online Ini Telepon Ibunya dan Maki Polisi, Lihat Videonya

Dari faktor tersebutlah yang membuat kaum hawa sebagai pengguna jasa ojek online paling banyak di Banda Aceh.

Hal ini lah yang kemudian mendorong Farah Febriani, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), membentuk Komunitas Ojek Akhwat Syiah Kuala (Koala).

Komunitas ini berdiri pada 25 November 2017. Komunitas ini hanya ada akhwat, baik pengemudi ataupun penumpangnya haruslah perempuan.

Banyak yang merasa tertolong dengan adanya komunitas ojek ini, khususnya para akhwat.

Karena ada sebagian akhwat yang tidak ingin atau risih berboncengan dengan yang bukan muhrimnya, membuat keberadaan komunitas ojek ini mengambil peran dan berjalan lancar.

Sebab kalo menggunakan jasa ojek online biasa akan sangat merepotkan dan tidak nyaman kalo harus berboncengan dengan nonmuhrim, karena harus membatasi dan memberi jarak di tengah dengan tas atau benda lainnya untuk menghindari agar tidak bersentuhan dengan pengemudi ojek tersebut.

Pengemudi dan penumpang di dalam komunitas Koala ini tidak hanya dari kalangan mahasiswi saja, tapi ada juga dari kalangan luar, seperti dosen.

Asalkan itu perempuan maka boleh bergabung dalam komunitas ini.

Baca: Ratusan SPBU British Petroleum Siap Beroperasi di Indonesia

Baca: Tidak Hanya Orangtua, Peran Nenek dari Ibu Juga Sangat Penting Bagi Anak

Syarat untuk bergabung sebagai pengemudi Koala adalah pastinya muslimah, memiliki smartphone, punya waktu luang menjadi rider minimal sepuluh kali dalam sebulan, memiliki dua helm (jika motor), memiliki kelengkapan surat-surat seperti, fotocopy KTP/KTM, SIM, dan STNK, bekerja cepat dan hati-hati, serta bersedia mematuhi syarat dan ketentuan sebagai driver Koala.

Cara bergabung sebagai pelanggan Koala hanya dengan masuk ke group Whatshapp yang dimiliki oleh komunitas Koala.

Sebab aplikasi yang dimiliki komunitas Koala ini masih dalam masa perbaikan.

Biaya ojek di komunitas Koala ini juga sesuai dengan kantong mahasiswi.

Karena mahasiswi lebih sering menggunakan jasa ojek komunitas Koala ini daripada angkutan umum atau ojek online lainnya.

Sabtu, 25 November 2018 kemarin komunitas ini genap berjalan satu tahun.

Sejauh ini komunitas ini masih berjalan di daerah Banda Aceh dan Aceh Besar saja.

Sebab belum banyak yang mengetahui komunitas Koala ini.

Baca: Ibu dan Bayi Tewas Pasca Operasi Caesar yang Ditangani Dokter Mabuk, Begini Kronologinya

Komunitas Koala ini tidak hanya ojek motor saja, tapi ada juga Koala Car, Koala Food, Koala Print, dan jasa antar jemput barang.

Hanya saja komunitas Koala ini lebih fokus ke ojek motor sebab itu lebih dikenali masyarakat daripada jasa komunitas Koala lainnya.

Berdasarkan data yang diperoleh Teuku Emy pada tanggal 26 November 2017, respon masyarakat sangat banyak bahkan ada yang langsung mengorder, padahal mereka baru saja dilaunching pada Sabtu, 25 November 2017.

Mengenai managemen, Farah dibantu oleh tiga temannya, yaitu Cut Aini Iskandar, Suci, Riri, dan Afriadi sebagai penasihat.

Tarif Koala hanya Rp. 5.000 setiap satu kilometer dan lebih dari satu kilometer berikutnya hanya dihitung Rp 3.500.

Harapan Farah yang ingin menjadikan komunitas ini bisa berkembang seperti perusahaan online lain yang ada di setiap daerah.

Namun keinginan ini belum tercapai sepenuhnya, sebab jangkauan Koala baru ada di dua daerah, yaitu Banda Aceh dan Aceh Besar saja.

Hingga kini driver yang bergabung dalam Koala ini sudah mencapai 78 orang.

Itu sudah mencakup seluruh driver, baik motor maupun mobil dan driver jasa lainnya yang ditawarkan dalam Koala.

Dari jumlah driver bisa dipastikan bahwa Koala ini berkembang sedikit demi sedikit.

Walaupun tergolong tidak banyak meningkat, tapi itu sudah merupakan suatu perkembangan bagus bagi kategori komunitas baru.

Baca: Dilaporkan ke Polisi karena Dianggap Hina Jokowi dalam Ceramah, Ini 4 Fakta Habib Bahar

Baca: Mahasiswi Tunanetra Asal Lhokseumawe Ini Lulus Cum Laude di Unsyiah

Sayangnya dalam kasus ini, usaha mereka tidak mendapat perhatian ataupun pengakuan apapun dari pihak pemerintah.

Sebagai ojek online bersyariat di kota yang bersyariat ini, berharap agar pemerintah mau mengembangkan komunitas ini dan menjadikannya ojek online yang diakui oleh negara.

Sebab itu akan menjadi contoh yang bagus untuk daerah dan kota-kota lain di Indonesia.

Tentunya akan banyak kaum hawa yang merasa tertolong dan merasa dihargai dengan adanya komunitas-komunitas seperti Koala ini.

*) PENULIS adalah mahasiswi Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved