Milad Ke-42 GAM, Haji Uma Wacanakan Pembangunan Museum Hasan Tiro
Haji Uma mewacanakan pembangunan sebuah museum untuk mengenang perjuangan dan peran Tgk Hasan Muhammad Ditiro.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Senator (Anggota DPD RI) asal Aceh, H Sudirman (Haji Uma), mewacanakan pembangunan sebuah museum untuk mengenang perjuangan dan peran Tgk Hasan Muhammad Ditiro.
“Bertepatan dengan Milad ke-42 GAM, 4 Desember 2018, saya pikir Pemerintah Aceh perlu menginisasi pembangunan sebuah museum yang merekam semua hal tentang kehidupan dan pemikiran Dr. Teungku Hasan Tiro di Aceh,” ungkap Haji Uma melalui siaran pers kepada Serambinews.com, Senin (3/12/2018).
Menurut Haji Uma, Teungku Hasan Tiro adalah sosok sentral di balik lahirnya ide perjuangan GAM.
“Beliau dengan penuh kerelaan dan ketulusannya meninggalkan kemapanan hidup serta keluarganya demi memperjuangkan keadilan dan kedaulatan Aceh dengan mendeklarasikan gerakan perlawanan yang kita kenal dengan GAM di Gunong Halimon, 4 Desember 1976,” ujarnya.
"Sosok beliau sulit kita temukan penggantinya, beliau adalah putra terbaik Aceh yang pernah terlahirkan dengan kelebihan dan keistimewaan yang hingga kini belum kita temukan gantinya. Bukan hanya soal intelektualitasnya, namun juga menyangkut kuatnya ideologi dan nasionalisme keacehan yang ada pada diri Teungku Hasan Tiro," lanjut Haji Uma.

Baca: 9 Fakta Penting dari Sosok Deklarator GAM Tgk Hasan Tiro, Dari Bendera Hingga Karim yang Misteri
Baca: Elemen Masyarakat Aceh Timur Minta Pemerintah Aceh Beri Gelar Pahlawan Perdamaian untuk Hasan Tiro
Seperti diketahui Hasan Muhammad Ditiro yang biasa disebut Hasan Tiro adalah pendiri atau deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Organisasi yang menuntut kemerdekaan bagi Aceh ini dideklarasikan oleh Hasan Tiro bersama rekan-rekannya di Gunong Halimon, Tiro, Pidie, 4 Desember 1976.
Pada tahun 2005, organisasi yang dicap sebagai pemberontak oleh Pemerintah Indonesia ini, sepakat untuk berdamai dan mengakhiri konflik bersenjata yang telah memakan ribuan korban nyawa dan harta benda penduduk Aceh.
Kesepakatan untuk menghadrikan Perdamaian Aceh yang ditandatangani oleh kedua belah pihak (pimpinan GAM dan perwakilan Pemerintah Indonesia), dilakukan di Helsinki Finlandia, 15 Agustus 2005, atau setahun setelah bencana gempa dan tsunami meluluhlantakkan Aceh, 26 Desember 2004.
Perdamaian Aceh yang difasilitasi oleh Crisis Management Initiative (CMI) pimpinan mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari ini kemudian menjadi contoh bagi banyak negara yang memiliki konflik serupa.
Haji Uma melanjutkan, sosok Teungku Hasan Tiro harus adalah sosok yang mesti menjadi teladan bagi generasi muda Aceh saat ini hingga ke depan nantinya.
Nasionalisme dan idelologi keacehannya, kecintaan dan kesetiaannya akan Aceh, intelektualitasnya, keberanian, komitmen dan konsistensi dalam perjuangan bagi kedaulatan Aceh adalah hal yang sulit ditemukan bandingannya pada masa kini.
"Generasi muda Aceh harus mengenal Hasan Tiro dan mengadopsi berbagai hal yang luar biasa yang dimiliki oleh Hasan Tiro. Karena itu, penting untuk adanya museum Hasan Tiro di Aceh. Sehingga generasi muda memiliki banyak referensi bagi mereka untuk mengenal lebih dalam tentang sosok Wali Neugara Aceh ini," kata Haji Uma.
Baca: Steffy Burase Ternyata Pengagum Hasan Tiro: Beliau Sangat Pemberani dan Idealis
Baca: Ini Kisah Mengharukan, Akhir Perjalanan Hidup Sang Deklarator GAM Hasan Tiro
Selama ini, dari pengetahuan Haji Uma, dokumen dan literatur sejarah tentang Hasan Tiro sebagai deklarator GAM masih tersebar pada beberapa orang dan peneliti.
Karena itu alangkah luar biasa jika semua dokumen itu terkumpul dalam sebuah museum untuk jadi pembelajaran generasi muda kita di masa depan.
Haji Uma menambahkan, untuk mewujudkan museum Hasan Tiro sebenarnya sangat mudah, yaitu dengan memanfaatkan salah satu ruangan di gedung Wali Nanggroe yang saat ini berdiri megah di Aceh untuk menjadi museum Hasan Tiro.