Mukanya Hancur dalam Upaya Bunuh Diri, Kini Pria Ini Bisa Tersenyum Lagi Berkat Transplantasi Wajah
Seorang pria yang bekerja sebagai tukang las dan operator mesin menjalani operasi transplantasi wajah
SERAMBINEWS.COM - Seorang pria yang bekerja sebagai tukang las dan operator mesin menjalani operasi transplantasi wajah setelah gagal melakukan percobaan bunuh diri pada tahun 2016 silam.
Dilansir Serambinews.com dari BBC, Cameron Underwood mengatakan "orang-orang tidak banyak lagi yang menatapnya atau bertanya kepadanya" sejak menjalani operasi transplantasi wajah.
Dua tahun setelah menembak wajahnya sendiri saat mencoba bunuh diri, Cameron akhirnya berbicara.
"Saya kini sudah punya hidung, dan mulut sehingga saya bisa tersenyum, berbicara dan makan makanan padat lagi," ujarnya.
Dulu ia kehilangan semua giginya -hanya tinggal satu- hidungnya hancur, dan menderita kerusakan parah pada rahang atas dan langit-langit mulutnya.
"Saya sangat bersyukur menjalani operasi transplantasi wajah ini, karena telah memberikan kesempatan kedua untuk hidup saya," kata pria berusia 26 tahun itu pada jumpa pers di New York pekan lalu.
"Saya bisa kembali lagi melakukan kegiatan yang saya suka, seperti berada di luar rumah, berolahraga dan menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.
"Saya berharap bisa segera kembali bekerja dan suatu saat nanti mempunyai keluarga."

Pada Januari lalu, Cameron menjalani operasi selama 25 jam yang dilakukan oleh lebih dari 100 staf medis di NYU Langone Health Center di Manhattan, New York, dan pada pekan ini ia memperlihatkan wajah barunya.
Operasi itu berlangsung 18 bulan setelah Cameron berupaya bunuh diri.
Operasi bedah wajah itu itu dipimpin oleh Dr Eduardo D. Rodriguez yang mengatakan, kemajuan medis yang sejalan dengan tekad Cameron untuk bertahan hidup membantu operasi itu berjalan sukses.
"Pada akhirnya, ini semua adalah tentang pasien itu sendiri. Cameron sudah menjalaninya dan berhasil menjaga komitmen," katanya.
Transplantasi wajah yang dijalani Cameron merupakan operasi ketiga dilakukan oleh Dr Rodriguez. Ia mengatakan waktu yang relatif singkat antara luka-luka yang dialami Cameron juga merupakan faktor utama dalam kesembuhannya.
"Kebanyakan orang menjalani operasi transplantasi wajah sesudah mengalami cedera selama 10 tahun atau lebih, tapi Cameron hanya 18 bulan sesudahnya," katanya.
"Jadi, ia tidak mengalami banyak masalah psikososial jangka panjang yang sering menyebabkan persoalan seperti depresi berat, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku berbahaya lainnya."