OPM di Papua Sudah Terbentuk Sejak Zaman Belanda, Kerap Serang Freeport dan Lakukan Pemberontakan
Hingga kini, tim gabungan TNI dan Polri masih terus melakukan pengejaran anggota KKB yang masih bersembunyi di hutan.
Pasukan PVC juga tidak dibubarkan dan banyak di antaranya yang masuk ke hutan.
Mereka kemudian membentuk pasukan perlawanan (pemberontak) yang kemudian dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Pada tahun 1964-1967 OPM bersama 14.000 warga di bawah pimpinan Lodewijk Mandatjan masuk hutan di daerah Kepala Burung dan melancarkan pemberontakan bermodal senapan-senapan tua peninggalan PD II.
Pada 28 Juli 1965, terjadi serangan ke asrama Yonif 641/ Cenderawasih Manokwari sehingga mengakibatkan tiga anggota TNI gugur dan empat lainnya luka-luka.
Baca: Pembahasan RAPBK 2019 Pidie Ditargetkan Tuntas Sebelum Akhir Desember, Ini yang Dilakukan Banggar
Baca: Video - Pelaku Perusakan Atribut Demokrat Ditangkap dan Mengaku Ada yang Perintah
Baca: Kemenag Aceh Bahas Permasalahan Haji dan Umrah, Tak Ada Penambahan Kuota Tahun Ini
Tahun 1967 pasukan baret merah RPKAD (sekarang Kopassus) pun diturunkan untuk menangani pemberontakan dan kekacauan dengan cara pendekatan perang serta non perang.
Tapi pendekatan non perang yang dilakukan secara persuasif dengan cara menghargai adat istiadat setempat ternyata lebih berhasil.
Mandatjan bersama semua pengikutnya pun keluar hutan dan secara suka rela mau bergabung dengan NKRI.
Pendekatan persuasif terus dilakukan TNI ketika terjadi gangguan keamanan di Papua hingga saat ini.
Para pengacau keamanan di Papua umumnya masih membawa-bawa nama OPM ‘warisan’ Belanda agar mendapat perhatian secara internasional.
Mereka juga kerap menyerang para pekerja freeport dalam upaya ‘cari perhatian’.
Tapi pemerintah RI tidak mau terkecoh dan menyebut para pengacau keamanan itu sebagai Kelompok Keriminal Bersenjata (KKB) saja.
Penanganannyapun diupayakan secara persuasif dan hanya mengerahkan polisi dan bukan merupakan operasi militer.
Apalagi motivasi KKB melakukan tindakan kriminal adalah karena masalah ekonomi, bukan politik.
Untuk itu, Pemerintah RI pun telah berupaya membangun Papua sehingga mengalami perbaikan secara ekonomi termasuk ‘memanfaatkan’ saham Freeport demi membangun Papua. (*)
Baca: Bocoran Samsung Galaxy S10 Plus Versi 5G yang Segera Meluncur, Kapan Masuk ke Indonesia?
Baca: Pupuk Bersubsidi Langka di Aceh Utara, Petani Beli Urea Melebihi HET
Baca: 5 Smartphone Terbaik 2018 dengan Harga Miring, Cuma 1 Jutaan
Artikel ini sudah tayang di Hot.grid.id dengan judul: Sudah Ada Sejak Zaman Belanda, OPM Kerap Serang Freeport untuk 'Cari Perhatian'