Pilih Bergabung dengan Partai Golkar, TGB Zainul Madji Ungkap 3 Alasannya
TGB Zainul Madji mengungkapkan alasannya memilih bergabung dengan Partai Golkar.
Selain itu, mantan kader Partai Demokrat ini langsung dipercaya menjabat Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden DPP Golkar.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, keputusan TGB mengemban dua jabatan itu sudah disetujui dalam rapat pleno DPP Golkar, Rabu (19/12/2018) kemarin.
"Kemarin dalam rapat pleno DPP secara aklamasi menyetujui Bapak Tuan Guru Bajang menjadi salah satu pengurus DPP," kata Airlangga saat memberi dalam silaturahim Partai Golkar, di Hotel Dharmawangsa, Kamis (20/12/2018) malam.
"Dan kemarin sudah disepakati menjadi Ketua Koordinator Bidang Keumatan sekaligus Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Presiden," tambah Airlangga.
Dalam kesempatan itu, Airlangga secara resmi memperkenalkan TGB kepada para elite Golkar.
Selain pengurus DPP, hadir juga para pengurus DPD tingkat provinsi, serta para senior dalam struktur Dewan Pakar, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pembina.
Wakil Presiden yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, juga hadir sebagai tamu kehormatan.
"Tentunya dengan bergabungnya Tuan Guru Bajang menambah semangat kader-kader Partai Golkar di seluruh Indonesia," kata Airlangga.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai dua jabatan yang diberikan Partai Golkar kepada mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) adalah bentuk bargaining politik.
"Iya (sebagai bentuk bargaining politik Golkar kepada TGB), untuk mengikatnya memang secara kuat supaya tidak pindah lagi," ujar Ray saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/12/2018).
Ray menjelaskan, TGB adalah tokoh berpengaruh di NTB yang memiliki daya jual tinggi dalam konteks elektoral.
Ketika ia berpindah partai, pendukungnya akan mengikuti.
Maka dari itu, ia menilai, tanpa tawaran tersebut, TGB kemungkinan tidak tertarik hingga akhirnya memilih untuk menjadi kader partai lain.
"Karena memang daya jual TGB-nya sendiri tinggi. Kalau dia cuman dapat (jabatan) yang ecek-ecek, tidak strategis di Golkar, ya dia mungkin tidak akan pindah juga," jelasnya.
"Dia kan bisa milih partai yang lain, seperti yang disebutkan tadi, kalau untuk ukuran TGB itu daya jualnya bukan partainya, tapi dianya sendiri," sambung dia.