Pilih Bergabung dengan Partai Golkar, TGB Zainul Madji Ungkap 3 Alasannya

TGB Zainul Madji mengungkapkan alasannya memilih bergabung dengan Partai Golkar.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) saat mengunjungi Kantor Redaksi Kompas.com di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (12/7/2018).(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO) 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - TGB Zainul Madji mengungkapkan alasannya memilih bergabung dengan Partai Golkar.

Alasannya, pertama, mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, ingin membangun Indonesia dengan Islam Wasathiyah.

"Bagi saya membangun Indonesia adalah tentang ber-fastabiqul khairat, berlomba dalam kebajikan dengan prinsip falsafah jalan tengah wasathiyyah atau moderasi," ujar TGB melalui keterangan pers resmi, Jumat (21/12/2018).

 Menurut dia, Golkar merupakan partai politik yang tepat untuk meneruskan cita-cita tersebut.

Kedua, ia melihat Partai Golkar telah berusaha bertransformasi dengan merawat nilai baik sekaligus meninggalkan hal-hal negatif.

"Saya menangkap semangat ishlah itu dan saya ingin menjadi bagian dari institusi yang transformatif itu," ujar TGB.

"Semangat transformasi ini pada hemat saya sangat diperlukan bangsa kita dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat di seluruh bidang," lanjut dia.

Ketiga, ia memilih Golkar karena secara pribadi mendukung Presiden Joko Widodo menjabat untuk periode kedua.

"Dukungan ini saya harapkan bergulir secara kelembagaan melalui Partai Golkar yang, dalam pandangan saya, dengan konsep kekaryaannya sesungguhnya sangat sebangun dengan semangat Pak Jokowi dalam membangun Indonesia," ujar dia.

TGB, yang sebelumnya kader Partai Demokrat, resmi menjadi kader Golkar.

Di Golkar, ia menjabat Korbid Keumatan DPP Partai Golkar danWakil Ketua Bappilu DPP Partai Golkar.

Sebelumnya, TGB resmi diperkenalkan sebagai kader Partai Golkar dalam forum silaturahim, Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Setelah resmi bergabung, TGB langsung mendapatkan dua jabatan sekaligus meski baru bergabung ke dalam Partai Golkar.

Jabatan pertama yang diemban TGB adalah Ketua Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar.

Bidang ini adalah struktur yang baru diciptakan khusus setelah TGB menyatakan bergabung dalam keluarga besar partai beringin.

Selain itu, mantan kader Partai Demokrat ini langsung dipercaya menjabat Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden DPP Golkar.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, keputusan TGB mengemban dua jabatan itu sudah disetujui dalam rapat pleno DPP Golkar, Rabu (19/12/2018) kemarin.

"Kemarin dalam rapat pleno DPP secara aklamasi menyetujui Bapak Tuan Guru Bajang menjadi salah satu pengurus DPP," kata Airlangga saat memberi dalam silaturahim Partai Golkar, di Hotel Dharmawangsa, Kamis (20/12/2018) malam.

"Dan kemarin sudah disepakati menjadi Ketua Koordinator Bidang Keumatan sekaligus Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Presiden," tambah Airlangga.

Dalam kesempatan itu, Airlangga secara resmi memperkenalkan TGB kepada para elite Golkar.

Selain pengurus DPP, hadir juga para pengurus DPD tingkat provinsi, serta para senior dalam struktur Dewan Pakar, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pembina.

Wakil Presiden yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, juga hadir sebagai tamu kehormatan.

"Tentunya dengan bergabungnya Tuan Guru Bajang menambah semangat kader-kader Partai Golkar di seluruh Indonesia," kata Airlangga.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai dua jabatan yang diberikan Partai Golkar kepada mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) adalah bentuk bargaining politik.

"Iya (sebagai bentuk bargaining politik Golkar kepada TGB), untuk mengikatnya memang secara kuat supaya tidak pindah lagi," ujar Ray saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/12/2018).

Ray menjelaskan, TGB adalah tokoh berpengaruh di NTB yang memiliki daya jual tinggi dalam konteks elektoral.

Ketika ia berpindah partai, pendukungnya akan mengikuti.

Maka dari itu, ia menilai, tanpa tawaran tersebut, TGB kemungkinan tidak tertarik hingga akhirnya memilih untuk menjadi kader partai lain.

"Karena memang daya jual TGB-nya sendiri tinggi. Kalau dia cuman dapat (jabatan) yang ecek-ecek, tidak strategis di Golkar, ya dia mungkin tidak akan pindah juga," jelasnya.

"Dia kan bisa milih partai yang lain, seperti yang disebutkan tadi, kalau untuk ukuran TGB itu daya jualnya bukan partainya, tapi dianya sendiri," sambung dia.

Tak hanya menguntungkan untuk Pemilu 2019, Ray berpendapat, TGB juga dapat membuat NTB sebagai basis suara bagi Partai Golkar.

Maka dari itu, tak mengherankan kalau TGB diperebutkan berbagai partai, seperti Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Oleh sebab itu, Ray menyebutkan bahwa Partai Golkar beruntung bisa mendapatkan TGB sebagai kader.

Baca: Balas Dendam Atas Hukuman 20 Tahun Lalu, Pria Ini Cegat Mantan Gurunya di Jalan untuk Menamparnya

Baca: Deretan Fakta Penemuan Jasad 2 Anggota TNI di Selokan, Ini Identitas Korban dan Dugaan Penyebabnya

Baca: Viral, Emak-emak Pasang Baliho Raksasa Prabowo-Sandiaga di Depan Rumah, Ternyata Ini Alasannya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "TGB Ungkap Alasannya Pilih Bergabung dengan Golkar" dan "Pengamat Nilai Beri 2 Jabatan di Partai Cara Golkar Ikat TGB",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved