Mando Gapi Meninggal Dunia
Komedian Aceh Mando Gapi Meninggal
Sulaiman atau yang lebih dikenal dengan Mando Gapi dalam serial film komedi Aceh, Eumpang Breuh

LHOKSEUMAWE - Sulaiman atau yang lebih dikenal dengan Mando Gapi dalam serial film komedi Aceh, Eumpang Breuh, meninggal dunia, Kamis (17/1) dini hari di RSUD Cut Meutia, Aceh Utara. Meninggalnya sang Mando (Mandor), membuat para artis Aceh berduka.
Ernawati (29), istri Mando Gapi yang ditemui Serambi di rumahnya, Jalan Medan-Banda Aceh, Desa Alue Awe, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, menceritakan bahwa pada Kamis sekitar pukul 01.30 WIB, Mando Gapi pulang dari tambak yang terletak di belakang rumahnya. Dia langsung masuk kamar dan tidur.
“Lalu saya melihat abang (Mando Gapi -red ) seperti sesak napas. Lalu, saya minta tolong tetangga untuk membawa abang naik becak ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia,” katanya.
Sesampai di rumah sakit, Mando pun dipastikan sudah meninggal sebelum sempat mendapat penanganan medis.
“Jenazah dikebumikan di pemakaman umum Desa Meunasah Teungoh, Meuraksa, Blang Mangat, Kota Lhokseumawe. Di desa itu ada adiknya abang,” ujar Ernawati.
Pantauan Serambi, sejak pagi, masyarakat sudah melayat ke rumah duka, termasuk sejumlah artis Aceh, seperti Nurhasida atau yang terkenal dengan Yusniar dengan mengenakan baju seragam tempat dia bekerja, yakni Bank Aceh Cabang Lhokseumawe.
Abdul Hadi alias Bang Joni juga datang melayat. Tak terkecuali sutradara Serial Komedi Eumpang Breueh, Imran Nyak Abdoe alias Ayah Do. Apalahu juga tampak hadir maupun sejumlah keluarga besar Mando Gapi dan masyarakat.
“Sedangkan Sudirman (Haji Uma) masih di Jakarta. Infonya hari ini langsung pulang,” ujar Bang Joni.
Sekitar pukul 10.00 WIB, jenazah Mando dishalatkan di bawah tenda yang didirikan di samping rumahnya.
Jamaah yang ikut shalat jenazah memenuhi tenda. Menggunakan mobil ambulans, jenazah Mando Gapi dibawa ke pemakaman umum Desa Meunasah Teungoh Meuraksa, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe.
Sosok Mando
Meninggalnya Mando Gapi menyisakan kenangan bagi keluarga dan para sahabat. Bahkan Bang Joni Kapluk sempat menangis saat diminta tanggapannya tentang sosok Mando Gapi.
Saat ditemui di rumah duka, Bang Joni menceritakan, dia mendapat kabar Mando Gapi meninggal dari keluarganya pada Kamis sekitar pukul 02.00 WIB.
Dari Banda Aceh, ia langsung pulang ke Lhokseumawe untuk berkunjung ke rumah almarhum. Bang Joni dan Mando Gapi bertemu terakhir kali sekitar satu pekan lalu. Mereka sama-sama syuting iklan tentang caleg di kawasan Alue Awe, Lhokseumawe.
Beberapa hari lalu, Bang Joni pun bergerak ke Banda Aceh untuk memastikan rencana rekaman iklan radio yang mereka bintangi.
“Saya komunikasi terakhir dengan Mando Gapi pada Rabu sore sekitar pukul 5. Saat itu Mando Gapi mempertanyakan kepastian tentang iklan radio di Banda Aceh. Bila sudah pasti, maka Mando Gapi akan berangkat juga ke Banda Aceh,” paparnya.
Percakapan via telepon tersebut tidak pernah disangka merupakan telepon terakhir Mando Gapi terhadap dirinya. “Dia sehat, kami malah berbincang sambil bercanda,” katanya.
Dikisahkan, Bang Joni sudah berteman dengan Mando sejak tahun 1993. Kala itu, Mando Gapi mendatangi sebuah radio di kawasan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, tempat Joni menyiar.
Mando Gapi belajar pada dirinya tentang radio dan juga cara rekaman sandiwara. Sejak saat itu, mereka berdua berteman, hingga sama-sama terkenal melalui serial Eumpang Breuh.
Namun, saat ditanya bagaimana sosok Mando Gapi, Bang Joni langsung menangis. Di sela-sela isak tangisnya, Bang Joni menyatakan.
”Tiada dua, seorang teman yang sudah menjadi saudara bagi saya. Orangnya setia, pengertian. Pastinya tiada dua,” kata Bang Joni, sambil terus terisak.
Yusniar memiliki kenangan sendiri. Dia mengaku baru mendapatkan kabar Mando Gapi meninggal pada pagi harinya melalui grup WhatsApp tempat dia bekerja, yakni Bank Aceh Cabang Lhokseumawe.
“Seorang teman bekerja yang tinggal di Alue Awe mengabarkan bahwa Mando Gapi meninggal dunia,” ujarnya lirih.
Awalnya dia merasa tidak percaya, apalagi diketahuinya Mando Gapi sehat-sehat saja sehingga untuk memastikan kabar duka tersebut, dia sempat menghubungi Abdul Hadi alias Bang Joni.
“Setelah memastikan Mando Gapi benar meninggal, saya pun langsung berkunjung,” jelasnya.
Menurut Yusniar, dia kenal Mando Gapi tahun 2006, saat sama-sama membintangi film komedi Eumpang Breuh. Dia mengenang kalau Mando Gapi adalah sosok yang lucu, setia, dan tidak pernah mengeluh.
“Bahkan Mando Gapi sering saya jadikan teman curhat tentang apa pun. Mando Gapi selalu bisa memberikan solusi bagi saya,” urainya.
Sedangkan komunikasi terakhir, seingat Yusniar pada Desember 2018. Mando Gapi meminta tolong pada Yusniar untuk membukakan rekening keluarganya di Bank Aceh.
“Ternyata permintaan tolong tersebut menjadi permintaan tolong terakhir kalinya Mando Gapi pada saya,” pungkasnya sambil menahan tangis.
Muhammad Daud, pemeran film Eumpang Breuh juga memiliki kenangan terhadap Mando.
“Saya terakhir kali berkomunikasi dengan Mando di kawasan Alue Awe bersama Bang Joni. Kami sudah terbiasa, setiap kali bertemu, sering bercanda-canda, dan saya tidak menyangka pertemuan awal Januari itu menjadi pertemuan terakhir dengan Mando,” ujar Muhammad Daud.
Bagi Daud, Mando adalah sosok yang ramah, setia, dan tak pernah mengeluh apa pun persoalannya. Bahkan, satu hal yang paling teringat oleh Muhammad Daud tentang Mando.
“Mando selalu memuliakan orang lain, dengan memanggil nama kita ‘Bang’, meskipun usianya lebih muda darinya,” kata Daud. Selain itu, Mando selalu memberi nasihat kepada temannya.
Mukhtar Abdullah alias Aduen Jelas mengaku terakhir berkomunikasi dengan Mando di rumah Haji Uma desa Alue Awe dua hari lalu.
“Seperti biasa juga, setiap bertemu, kami selalu sering bercanda. Apalagi saya sudah lama menjadi penggemar Mando, sehingga merasa sangat kehilangan ketika mendengar berita Mando meninggal,” katanya.
Aduen Jelas menggemari Mando, karena Mando adalah sosok yang apa adanya dan tidak membedakan status orang dalam bergaul. Bahkan anak kecil juga senang berbicara dengan Mando karena lucu.
“Saya juga banyak belajar dari Mando tentang acting film,” ujar Aduen Jelas.
Berbeda lagi dengan H Sudirman alias Haji Uma, Anggota DPD RI asal Aceh. Karena keduanya sudah berteman sejak kecil, Haji Uma bahkan menganggap Mando seperti abangnya sendiri, apalagi Mando sejak kecil tinggal di rumah kakeknya, sehingga Haji Uma dan Mando lebih banyak menghabiskan waktu sejak usia remaja.
Mando Gapi bagi Haji uma adalah sosok abang sekaligus teman yang baik dan sering memberi motivasi dengan gaya melucu dan menghibur, karena itu Haji Uma berdoa semoga Mando mendapat tempat yang layak di sisi Allah.
“Tentu kami sangat merasa kehilangan, karena banyak sekali kenangan dan masa-masa sulit kami lewati bersama,” ungkap Haji Uma.
Sedangkan Ernawati menyebutkan, sudah sebelas tahun berumah tangga dengan Mando Gapi. Meski dalam aktingnya di film Mando merupakan sosok yang lucu, tapi dalam kehidupan nyata, khususnya di rumah, Mando sosok yang serius dan dewasa.
“Kami selama ini hidup bahagia. Tidak ada tanda-tanda aneh yang saya rasakan menjelang abang meninggal. Apalagi kondisinya sehat-sehat saja,” demikian Ernawati. (bah/jaf)