Cerita di balik Kesuksesan Warung Mi Ayam Rp 2.000, Ternyata Menyimpan Kisah Sedih
Ada yang mencibir karena dinilai biasa saja, ada pula yang takjub karena bisa dibeli hanya dengan selembar uang berwarna abu-abu.
Sementara itu, daging ayam sehari habis 2 hingga 3 ekor per hari.

Baca: Hasil Akhir Polling ILC usai Debat Perdana Pilpres 2019, Capres 02 Ungguli Capres 01
Melalui bahan-bahan itu, dalam sehari dia mampu menjual 100 porsi mi ayam.
Dia pun mendapatkan laba bersih rata-rata Rp 70.000 setiap hari.
"Saya menjual Rp 2.000 biar anak-anak juga bisa beli. Apalagi anak muda hingga orang tua," ujarnya.
sebenarnya saat ini belum ada warung mie ayam di rumah Rika.
Dia melayani pembeli di dalam rumah yang bisa dibilang sederhana.
Mereka biasa memesan lebih dulu via Whatsapp, kemudian akan mengambil setelah jadi.
Tak ubahnya sistem bayar di tempat (COD) dalam penjualan online.

Baca: Ratusan Laba-laba Hujani Wilayah Brasil, Apa Kata Para Ahli?
Namun, Rika berencana akan segera membuka warung mie ayam di depan rumahnya.
Dia sudah mulai membeli mangkok, wadah kecap, meja, dan kursi.
"Kurang bersih-bersih, belum sempat. Suami saya masih bekerja," paparnya.
Kesuksesan usaha yang dirintis Rika dan suami ini rupanya menyimpan cerita sedih dibaliknya sehingga mendorong Rika menjajakan jualannya seharga Rp 2.000.
Dikutip dari Tribun Jateng, hal ini berawal dari cerita anak Rika yang meminta uang jajan Rp 2.000.
Gara-gara tidak punya uang, Rika tak mampu memenuhi permintaan anaknya.
"Sedih, nelangsa. Ketika anak minta uang jajan Rp 2.000 saja, saya nggak bisa ngasih," ujar Rika meneteskan air mata.