Orang Terkaya Kedua di Indonesia Meninggal, Kekayaannya Rp 205 Triliun, Begini Kisah Hidupnya
pada 2018 dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia nomor dua oleh Forbes tahun 2018 dengan kekayaan senilai Rp 205 triliun
Pemilik Sinar Mas Group yang kini dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia nomor dua oleh Forbes tahun 2018.
Saat ini Eka memiliki aset senilai Rp 205 triliun dan bos Sinar Mas ini mencapainya bukan tanpa perjuangan. Tak banyak yang tahu masa lalu Eka yang memprihatinkan.
Eka dan ibunya pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1932 saat ia berusia 9 tahun.
Baca: Kebebasan Pers Indonesia Terancam, Wartawan Dibunuh Karena Beritakan Korupsi, Pelaku Dapat Remisi
Ekonomi keluarganya sangat jauh dari kata layak. Ayahnya terlibat utang pada rentenir dan tak mampu membayar bunga yang sangat tinggi.
Eka akhirnya tak bisa melanjutkan sekolah dan hanya punya ijazah SD.
Ia bertekad untuk bisa membantu ayah dan ibunya. Eka dan ayahnya mulai berjualan permen dan biskuit keliling Makassar.
Eka berjualan dari pintu ke pintu. Sembari menaiki sepeda, ia akan berhenti dan mengetuk pintu rumah calon pembeli tanpa kenal lelah.
Baca: Memasuki Pidie, SBY Disambut Antusias Warga di Pinggir Jalan, Ada yang Minta Foto dan Berebut Salam
Eka yang kala itu berusia 15 tahun ternyata bisa meringankan beban utang keluarganya dari hasil jualan biskuit dan permen.
Ia menabung sebagian keuntungannya untuk tambahan modal.
Tak puas dengan berjualan keliling, Eka membeli alat membuat kembang gula di rumah dan mulai memproduksi sendiri kembang gulanya.
Pada masa penjajahan Jepang, Eka bekerja sama dengan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat/TNI) dengan menjual kopra pada mereka.
Baca: Sumur di Tanah Jambo Aye Ini Semburkan Lumpur Setinggi 10 Meter
Namun Jepang mengeluarkan kebijakan monopoli kopra dan bisnis Eka terhenti. Eka kembali bangkrut.
Punya prinsip tak mau menyerah, Eka kembali menjajal bisnis baru.
Ia beralih ke usaha bahan-bahan keperluan makanan, bangunan, dan kebutuhan harian.
Tahun 1950 lagi-lagi usahanya terhenti karena dirampas saat peristiwa Permesta.