Indahnya Masjid Haji Keuchik Leumiek di Tepi Krueng Aceh

Pantulan sinar lampu dan bayangan bangunan masjid terlihat samar-samar di aliran air sungai yang membelah Kota Banda Aceh.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR
Masjid Haji Keuchik Leumiek di tepi sungai atau Krueng Aceh, di Gampong Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata. Foto direkam dari Beurawe, awal Januari 2019. 

Buku ini setebal 248 halaman berisikan foto-foto kota Banda Aceh yang ia jepret sejak tahun 1950.

Baca: Budayawan Aceh Luncurkan Buku Harun Keuchik Leumiek Penyelamat Warisan Budaya

Baca: Wagub Buka Acara Peluncuran Buku Harun Keuchik Leumiek Penyelamat Warisan, Ini Pesannya

Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, menandatangani prasasati peresmian masjid H Keuchik Leumiek, di Gampong Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, Senin (28/1/2019).
Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, menandatangani prasasati peresmian masjid H Keuchik Leumiek, di Gampong Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, Senin (28/1/2019). (SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA)

Menabalkan Nama Ayahanda

Dalam beberapa kesempatan kepada Serambinews.com, Haji Harun Keuchik Leumiek bercerita bahwa masjid ini sudah lama dia cita-citakan, yaitu semenjak tahun 90-an.

Hasrat untuk membangun tempat ibadah ini sempat mengalami beberapa kendala, yaitu akibat krisis moneter pada pertengahan tahun 90-an dan bencana gempa/tsunami Aceh, tahun 2004.

Seperti diketahui, saat gempa bumi dan tsunami terjadi, pusat kota Banda Aceh, tempat toko emas milik Haji Harun berada, hancur berantakan.

Namun Allah Maha Perkasa, beberapa tahun setelah peristiwa dahsyat itu, bisnis Haji Harun tumbuh kembali, bahkan berkembang lebih pesat seiring dengan pesatnya pembangunan Aceh yang telah lepas dari konflik bersenjata berusia 30 tahun.

Pada tahun 2016, Haji Harun memulai memantapkan cita-citanya untuk membangun masjid yang telah lama dipendam.

Baca: DED Masjid Aceh di Palu Dipresentasikan

Peletakan batu pertama pembangunan masjid ini, dilakukan oleh Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Prof Dr Azman Ismail MA, bersama Wali Kota Banda Aceh (kala itu) Hj Illiza Saa’duddin Djamal, keuchik dan imam gampong, serta keluarga Haji Keuchik Leumik, pada 10 Juli 2016.

Melalui musyawarah keluarga, disepakati masjid itu diberi nama H. Keuchik Leumiek, nama yang ditabalkan dari ayahadanya yang telah menitiskan usaha emas dan souvenir terkenal di Bumi Serambi Mekkah.

Semua pembiayaan dalam pembangunan masjid megah nan indah ini berasal dari saku H. Harun dan putra-putrinya.

Putranya, Memet (H. Kamaruzzaman) tempatnya berbagi pikir dalam memenuhi hasrat sucinya.

“Semua Memet yang urus. Tapi jangan tanyakan berapa biaya yang terpakai dalam membangun masjid ini,” sebut Haji Harun dalam salah satu kesempatan di masjid itu, Desember 2018.

Jamaah pada acara peresmian Masjid H Keuchik Leumiek, di Gampong Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, Senin (28/1/2019).
Jamaah pada acara peresmian Masjid H Keuchik Leumiek, di Gampong Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, Senin (28/1/2019). (SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA)

Namun orang-orang yang hadir pada peresmian masjid yang mampu menampung 1000 jamaah itu menduga, perlu lebih dari Rp 10 miliar untuk menghadirkan bangunan megah nan indah itu.

Hanya saja, Haji Harun tetap menyimpan rapat pembiayaan, semata-mat menjauhi diri dari riya.

Relief dan gaya masjid ini paduan antara gaya Timur Tengah, bangsa Moor dengan Masjid Cordova serta sentuhan gaya Masjid Nabawi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved