Breaking News

Timnas Australia tolak bertanding di Thailand, Solidaritas untuk Hakeem al-Araibi

Araibi (25) mantan pemain tim nasional Bahrain, mengatakan dia melarikan diri dari negara asalnya karena penindasan politik.

Editor: Zaenal
Facebook.com/NPL Victoria
HAKEEM al-Araibi, mantan anggota Timnas Bahrain yang kini telah dikontrak oleh Pascoe Vale Football Club di Melbourne, Australia. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Tim sepak bola Australia pada Rabu menolak bertanding di Thailand sebagai solidaritas terhadap pemain sepak bola asal Bahrain Hakeem al-Araibi yang ditahan di Bangkok, lansir Bangkok Post.

Keputusan itu langsung diumumkan oleh Badan Sepak Bola Australia (FFA) dalam laman resminya.

"Tim-tim nasional Australia bersatu dalam dukungan mereka untuk Hakeem dan kami menyerukan kepada masyarakat untuk terus berkampanye untuk pembebasannya," ujar pelatih tim Graham Arnold lewat pernyataan FFA, seperti dikutip Serambinews.com dari Anadolu Agency.

Dalam pernyataan resminya, FFA mengatakan telah berkonsultasi dengan pelatih Arnold dan dengan para pemain sebelum mengumumkan pembatalan.

Australia dijadwalkan menjalani laga persahabatan melawan China di Bangkok.

Kedua tim sedang bersaing untuk mendapatkan tiket ke Piala Asia U-23.

"Tahun lalu, Tim Nasional Australia memiliki rencana awal untuk bermain melawan China di Bangkok sebagai bagian dari persiapan penting kami dalam kualifikasi Piala AFC U-23 2020 yang akan diadakan di Kamboja pada Maret,” terang FFA.

Baca: Australia Dilanda Cuaca Ekstrim, Ular-ular Mulai Berperilaku Aneh

Baca: Suhu Terpanas di Australia Capai 49,5 Derajat Celcius, Ban Meleleh Hingga Kematian Massal Hewan

Namun, FFA mengurungkan niat itu setelah Thailand menahan Hakeem yang kini telah menjadi warga negara Australia.

"Kami sedang menyusun ulang kamp praturnamen kami di negara Asia lainnya,” kata FFA.

Hakeem al-Araibi adalah seorang pemain sepak bola dengan status pengungsi di Australia.

Araibi (25) mantan pemain tim nasional Bahrain, mengatakan dia melarikan diri dari negara asalnya karena penindasan politik.

Bahrain ingin dia kembali ke negaranya, untuk menjalani hukuman penjara 10 tahun yang dia terima secara pada 2014 karena merusak kantor polisi.

Araibi bermain untuk Pascoe Vale Football Club di Melbourne dan dia adalah pengkritik pemerintah Bahrain.

Kementerian Luar Negeri Bahrain kemudian mengajukan permintaan ekstradisi melalui interpol.

Araibi pun ditangkap di Thailand atas permintaan dari Bahrain melalui Interpol. Saat ini dia ditahan di Bangkok.

Lembaga hak asasi manusia, Human Rights Watch mendesak pemerintah Thailand membebaskan dan membiarkan Araibi kembali ke istri dan tim sepak bola di Australia, katanya.

Baca: Museum Islam Australia di Melbourne, Mengungkap Jasa Para Penunggang Unta Membangun Negeri Kanguru

Baca: Australia Protes Pembebasan Baasyir, Maruf Amin: Itu Urusan dalam Negeri Kita

Kampanye internasional untuk pembebasannya kembali ke Australia semakin intensif.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan istri Araibi telah meminta Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha untuk mengizinkannya kembali.

FIFA, badan pengatur global untuk sepakbola, telah mendesak para pejabat Thailand untuk mengizinkan Araibi kembali ke Australia, sikap yang juga didukung oleh Komite Olimpiade Internasional.

Namun, Pengadilan Thailand pada Senin (4/2/2019) lalu, mulai menyidangkan kasus tersebut.

Pengadilan akan memutuskan apakah dia akan diekstradisi ke Bahrain atau diizinkan terbang kembali ke Australia di mana dia memiliki status pengungsi.

“Mungkin butuh berbulan-bulan untuk mencapai keputusan,” kata Suriyan Hongwilai, juru bicara Pengadilan Keadilan.

Baca: Komandan Armada Kelima Amerika Serikat di Timur Tengah Ditemukan Tewas di Bahrain

Baca: Bahraini, antara ISIS dan Tabib

Dalam persidangan pertama pada hari Senin, Pengadilan Thailand sepakat memperpanjang penahanan Hakeem yang menghadapi tuntutan deportasi.

Pengadilan memberi waktu pengacara sampai 5 April untuk menyerahkan dokumen penolakan ekstradisi dan menetapkan 22 April untuk pemeriksaan pendahuluan terhadap saksi dan bukti, kata Nadthasiri Bergman, kuasa hukum Hakeem.

Wartawan, aktivis, dan pejabat serta diplomat dari 13 negara, termasuk duta besar Australia untuk Thailand Allan McKinnon, ikut menyambut kehadiran Hakeem di pengadilan.

"Jangan kirim saya ke Bahrain," kata pesepak bola itu, yang mengatakan menghadapi penganiayaan dan penyiksaan jika dideportasi ke Bahrain.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah mendesak Thailand untuk menghentikan ekstradisi Hakeem ke Bahrain.

Dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, Morrison menekankan bahwa kasus Hakeem adalah masalah penting baginya secara pribadi, Pemerintah Australia, dan masyarakat Australia.(Anadolu Agency)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved