Ayah Meninggal & Nafkahi Keluarga, Ini Kisah Haru Muhammad Saputra yang Sekolah Sambil Jualan Cilok
Dengan menggunakan sepeda, Putra berkeliling sambil menjual cilok buatan Ratini tetangganya. Meski berjualan cilok
"Senang, bisa ketemu teman-teman lagi," kata Putra sambil tersenyum sumringah.
Meskipun lebih tua dari teman-temannya yang lain, ia tak malu dan tetap semangat untuk datang ke sekolah setiap harinya.
Tapi Putra tidak memungkiri terkadang ada saja teman-teman di sekolah yang mengejeknya karena ia seorang pedagang cilok.
Namun, ejekan tersebut hanya dianggap Putra sebagai angin lalu. Bahkan tanpa merasa malu, tak jarang ia membawa cilok dagangannya ke sekolah.
"Di sekolah ada juga teman-teman yang beli," ujar si pejuang cilik ini.

Baca: Prabowo Lanjutkan Gerilya ke Basis Lawan, Hari Ini Sampaikan Pidato Kebangsaan di Semarang
Baca: Ani Yudhoyono Sedang Sakit Kanker Darah, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Amalan Sembuh dari Sakit
Banting tulang di malam hari dan harus kembali bersekolah ketika siang membuat Putra tak bisa berbohong dan mengakui ia terkadang merasa lelah.
Bahkan tak jarang ia ditegur gurunya karena kedapatan terlambat datang atau mengantuk saat proses belajar mengajar.
Meskipun sering dimarahi ia tetap mengagumi sosok gurunya yang selalu ramah dan sabar ketika memberikannya ilmu. "(Gurunya) baik, suka bercanda," ujar Putra.
Putra berharap dia bisa terus mengeyam pendidikan sambil terus membantu menghidupi kakak dan adik-adiknya.
(Jimmy Ramadhan Azhari/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Kisah Haru Muhammad Saputra, Ayah Meninggal & Nafkahi Keluarga, Tak Malu Sekolah Sambil Jualan Cilok