Kisah Pilu Gadis Di Bawah Umur Dijual Ibu Angkat, Terpaksa Layani Pria Hidung Belang Demi Balas Budi

Kisah pilu Bunga sebagai anak di bawah umur yang mengalami kekerasan seksual membuat peserta penyuluhan bersimpati.

Editor: Faisal Zamzami
tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi - Pencabulan 

SERAMBINEWS.COM - Malang niang nasib Bunga (nama samaran). 

Meski di bawah umur, ia terpaksa menjadi seorang pekerja seks sebagai balas budi pada ibu angkat.

Kisah pilu yang ia ceritakan membuat sedih hadirin Penyuluhan Antisipasi Dini Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  di Afifa Sport Center, Selatpanjang.

 
Penyuluhan yang digelar Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3APPKB) Kepulauan Meranti berlangsung pada  Selasa (19/2/2019) pagi.

Di hadapan peserta, Bunga membeberkan tentang kekerasan seksual yang dialaminya.

Bunga merupakan anak yatim piatu yang sudah kehilangan sang ayah pada tahun 2010.

Sang ibu menyusul berpulang pada tahun 2014.

Dalam kondisi yatim piatu, Bunga kemudian dititipkan oleh keluarganya kepada seorang wanita.

Namun harapan akan adanya orang tua sambung yang akan melindungi dirinya berbalik menjadi kesedihan.

Wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu angkat tega menjualnya pada pria hidung belang.

"Saya awalnya diajak ke rumahnya, saya dikasih makan dan dirawat," ungkapnya diikuti tangisan.

Setelah dirawat dan dihidupi selama beberapa waktu, Bunga akhirnya dibawa untuk dijual kepada pria hidung belang. 

"Ibu itu bilang, kamu sudah saya kasih makan, sekarang kamu lakukan sesuatu untuk saya. Terpaksa saya melakukan hanya untuk membalas budi ibu itu," ujarnya sambil berusaha menahan tangisnya.

Bunga dijual dengan harga Rp 250.000 hingga Rp 300.000.

Namun, sebagai imbalan, Bunga  hanya diberi uang sebanyak Rp 50.000 oleh pelaku yang menjualnya tersebut.

Kisah pilu Bunga sebagai anak di bawah umur yang mengalami kekerasan seksual membuat peserta penyuluhan bersimpati.

Selain Bunga, ratusan peserta penyuluhan turut membeberkan pengalaman-pengalaman menyedihkan yang telah mereka alami sebagai korban kekerasan.

Kabid Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak Dinsos P3APPKB Kepulauan Meranti Juwita Ratna Sari mengatakan bahwa cerita korban-korban tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi dan keberanian.

Sehingga masyarakat tak ragu melaporkan tindak kekerasan yang terjadi di lingkungannya.

"Jadi ini sebagai infomasi kepada masyarakat, agar jangan takut melaporkan tindak kekerasan yang terjadi kepada kita maupun masyarakat sekitar," ujarnya.

Ratna menyampaikan bahwa korban tindak kekerasan tidak usah takut karena identitas sebisa mungkin akan dijaga.

"Bahwasannya apapun informasi terhadap korban dan identitas kita sebisa tidak terekspos," ungkapnya.

Dirinya juga menyampaikan agar jangan takut bila melaporkan takut akan persoalan ekonomi.

Dirinya berharap melalui penyuluhan ini, pemahaman dan pengetahuan akan kekerasan terhadap anak tidak hanya di dapat peserta akan tetapi dibagikan kepada masyarakat luas. (*)

Baca: Masih Jalani Pengobatan, Ini Kondisi Terbaru Ani Yudhoyono: Wajah Pucat dan Tak Henti Ucapkan Syukur

Baca: Hasil Liga Champions - Liverpool Tak Mampu Bobol Gawang Bayern Muenchen, Laga di Anfield Tanpa Gol

Baca: Hasil Liga Champions - Lyon Vs Barcelona Berakhir Imbang, Messi Gagal Cetak Gol di Kandang Lawan

(Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Kisah Pilu Bunga Dijual Ibu Angkat Pada Pria Hidung Belang, Terpaksa Layani Demi Balas Budi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved