OPM Akan Tembak Warga Non-Papua yang tak Mau Tinggalkan Nduga, Ini 7 Ultimatum untuk Indonesia
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), akan menembak warga non-Papua yang tidak mau meninggalkan Nduga.
7. Sampai dengan pernyataan ini kami keluarkan semua warga sipil non Papua kosongkan dearah Kabupaten Nduga. kalau sampai masih ada kami akan tembak.
Penembakan di Nduga
Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa berdarah terjadi di Nduga, Papua, pada hari Minggu (2/12/2018).
Sebanyak 31 pekerja bangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, tewas diduga diberondong oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Sebanyak 150 anggota keamanan segera diterjunkan ke lokasi untuk mengamankan situasi.
Baca: OPM di Papua Sudah Terbentuk Sejak Zaman Belanda, Kerap Serang Freeport dan Lakukan Pemberontakan
Selain itu, para petugas akan melakukan evakuasi para korban yang diduga tewas dibantai.
Beberapa saat sebelum mendeteksi informasi pembantaian tersebut, aparat TNI-Polri memberlakukan status siaga satu di sejumlah wilayah Papua terkait acara HUT OPM pada tanggal 1 Desember 2018.
Berikut ini sejumlah fakta yang terungkap dalam kasus pembantaian di Papua:
1. Dipicu ambil foto saat KKB gelar HUT OPM
Dari hasil penyelidikan aparat keamanan, pembantaian tersebut terjadi karena salah satu pekerja tepergok memotret upacara peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Anggota KKB tidak terima dan segera mengejar pekerja yang mengambil foto hingga ke lokasi basecamp pekerja.
Anggota KKB dengan senjata lengkap memberondong para pekerja.
Sebanyak 31 pekerja dari perusahaan PT Istaka Karya, tewas.
Baca: Info Papua - Detik-detik Tentara OPM Tembak 25 Orang Setelah Disuruh Baris Lima Saf Sambil Jongkok
Jenazah para korban hingga saat ini belum dapat dievakuasi karena sulitnya medan.
“Ya. Saya terima informasinya seperti itu. Kalau kelompok KKB ada melakukan upacara dan salah satu dari pekerja tak sengaja melihatnya dan mengambil foto. Itu membuat mereka marah hingga kelompok ini pun membunuh para pekerja yang ada di kamp,” kata Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba, Senin (3/12/2018).