VIDEO - Kenangan Membanggakan Orang Tua Rina Muharami, Mahasiswi UIN yang Diwakili Ayah saat Wisuda
Tanpa seragam khas wisuda, Bukhari ternyata hadir untuk mewakili sang anak, Rina Muharami, yang kemudian diketahui telah meninggal dunia
Penulis: Budi Fatria | Editor: Amirullah
Pihak UIN Ar Raniry berinisiatif menyerahkan toga beserta selempang kepada pihak keluarga almarhumah Rina sebagai kenang-kenangan.
Karena Rina tak sempat mengenakan toga tersebut, sebagai hasil dari perjuangannya di kampus.

Toga itu diserahkan Rektor UIN Ar Raniry, Prof Dr Warul Walidin MA kepada kedua orang tuanya, Bukhari dan Nurbayani diterima dengan tangan bergetar.
Ibunya tak kuasa menerima toga tersebut, terlihat mata berkaca-kaca. Air matanya pun mengalir di pipinya.
Di hadapan rombongan takziah UIN, tampak tak banyak kata yang bisa diucapkan Bukhari.
Ia hanya mengatakan terima kasih karena pihak kampus masih memberi kesempatan kepadanya untuk mengambil ijazah anaknya, meskipun sang anak sudah tiada.
“Saya rasa, ini (ijazah) adalah yang terbaik yang ditinggalkan oleh anak saya, saya rasa cuma ini, saya tidak sanggup tidak berbicara lagi,” tutup Bukhari dengan suara terseda-seda.
Ia langsung menutup sambutan dan duduk, karena suaranya tampak semakin berat saat bercerita tentang anaknya.
Namun kepada Serambinews.com sang ayah masih mampu bercerita banyak tentang sang anak.
Berbeda dengan istrinya Nurbayani, ia tampak terus mengeluarkan air mata saat menceritakan kisah perjalanan hidup anaknya.
Ia mengisahkan, Rina merupakan satu-satunya anaknya yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Sedangkan dua adiknya menempuh pendidikan di pesantren dan yang paling bungsu masih bersekolah SMP.
Karena ayahnya seorang tukang bangunan dan ibunya bertani di sawah, tentu perjuangan Rina dalam menempuh pendidikan dalam serba keterbatasan.
Baca: KKB Kembali Tebar Teror di Papua, Bakar Alat Berat PT Istaka Karya dan Tembak Aparat di Nduga
Di saat tidak kuliah Rina sering membantu ibunya pergi ke sawah.
Pada waktu luang yang lain, Rina pun mengajar ngaji anak-anak di balai pengajian yang ada di depan rumahnya.