Terorisme di Selandia Baru
Inilah 6 Fakta Brenton Tarrant, Pelaku Teroris di Selandia Baru, Belajar Kekerasan dari Game
Brenton Tarrant, pelaku penembakan sadis di masjid Kota Christchurch menjadi pelaku yang pertama kali terindentifikasi.
Mantan atasan Tarrant, Tracey Grey menuturkan ayah kandung Tarrant meninggal karena kanker yang dideritanya.

Peristiwa penembakan di Masjid Selandia Baru (Instagram/ teukuwisnu)
Ia meninggal dunia jelang kelulusan Tarrant dari bangku SMA.
3. Mengaku Diajari Kekerasan
Dalam tayangan yang diunggahnya sendiri, Tarrant bertanya pada dirinya sendiri dan menjawabnya.
Di suatu bagian ia bertanya, "Apakah Anda diajari kekerasan dan ekstrimisme melalui permainan video, musik, film sastra?"
Tarrant menjawabnya, "Ya, Spyro The Dragon 3 mengajariku etnonasionalisme. Fortnite melatihku menjadi seorang pembunuh dan menyisir mayat musuh-musuhku."
Dalam videonya tersebut, Tarrant mengatakan ingin menghasut kekerasan dan secara langsung mengintimidasi para imigran untuk meninggalkan negara barat.
Baca: KPK Amankan Uang Rp 100 Juta dalam OTT Romahurmuziy, Diduga Terkait Suap Jabatan di Kemenag
4. Kesaksian Mantan Atasan
Jauh sebelum aksi brutalnya, Tarrant bekerja sebagai seorang peatih kebugaran profesional di Big River Gym, Kota Grafton, New South Wales sebelah utara.
Dia bekerja di gym tersebut setelah lulus sekolah pada tahun 2009 hingga 2011.

Korban penembakan teroris di Selandia Baru dievakuasi. (TV New Zealand/AFP)
Penuturan Tracey Gray, manajer di tempat Tarrant bekerja, ia membenarkan jika pelaku penembakan sadis adalah mantan pegawainya.
Menurutnya, Tarrant berhenti bekerja di gym karena ingin berkeliling ke sejumlah negara Asia dan Eropa.
"Dia pelatih kebugaran yang sangat berdedikasi. Dia bekerja dalam program kami untuk melatih anak-anak di lingkungan secara gratis, dan dia sangat menyukai pekerjaan itu," tuturnya.