Harga Emas Turun, Berikut Daftar Lengkap Harganya
Sementara harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini stagnan di posisi Rp 594.000 per gram
Pecahan 500 gram Rp 307.800.000
Baca: Di Banda Aceh, Belum Ada Parpol yang Laksanakan Kampanye Terbuka
Ancaman resesi ekonomi AS
Harga emas dunia mencetak kenaikannya seiring dengan desas desus resesi ekonomi yang menghantui Amerika Serikat (AS).
Mengutip data dari Bloomberg pukul 17:30 WIB, Senin (25/3/2019), harga emas di bursa Comex kontrak Juni 2019 naik sebesar 0,39% atau sekitar 5,10 poin di posisi US$ 1,323 per ons troi.
Sebelumnya, harga emas juga ditutup menguat di posisi US$ 1,318 per ons troi pada Jumat (22/3/2019) lalu.
Pekan lalu, menjadi titik kebangkitan harga emas sejak Februari. Harga emas mampu menciptakan rally dan mengalami kenaikan harga sebesar 1% dalam tiga minggu, seperti yang diberitakan oleh Reuters.
Baca: Mahasiswa Usir Ngabalin Saat Tampilkan Foto dan Video Jokowi Dalam Kuliah Umum
“Kenaikan harga emas memang dilatarbelakangi pernyataan seputar ancaman resesi AS. Hal ini diamati oleh pakar ekonomi dan analis dari data obligasi bertenor tiga bulan dan 10 tahun AS. Selain itu juga, masih belum ada kepastian secara hukum dari perundingan AS dan China hingga saat ini,” tutur analis Global Artha Futures, Adnan Chaniago kepada Kontan.co.id, Senin (25/3/2019).
Ia melanjutkan dalam jangka menengah, atau setidaknya sampai pertengahan April 2019, sentimen ini masih akan membayangi harga emas.
Dengan kata lain, dirinya memprediksi kenaikan harga emas masih akan terus terjadi.
“Dilihat secara teknikal, pergerakan harga emas masih menunjukkan tren kenaikan sampai April mendatang,” tambahnya.
Baca: Dua Gua di Aceh Tengah, Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang Dijadikan Situs Nasional
Ketidakpastian geopolitik yang terangkum dalam kasus Brexit juga membuat pelaku pasar mengincar safe haven berupa emas.
Sebagai informasi, saat ini Brexit memasuki babak di mana Perdana Menteri Inggris, Theresa May, terancam digulingkan oleh kabinetnya lantaran ketidakjelasan Brexit.
Sehingga, mata uang poundsterling Inggris menjadi mata uang berisiko saat ini.
Namun karena kondisi perekonomian AS yang dikabarkan terancam resesi, pelaku pasar mulai beralih ke sektor komoditas, yakni emas dan mata uang yen Jepang (JPY).
Adnan melanjutkan, mata uang yen Jepang juga menjadi pilihan save haven selain dollar AS.
Baca: Sisihkan Gajinya Bagi Siswa Miskin, Guru Terbaik di Dunia Menang Hadiah Rp 14,2 Miliar