D’Energy Cafe, Semangat Baru dalam Promosikan Kuliner Aceh
Berlokasi di bagian belakang kompleks SPBU Tunggal Cita Mulia, Jalan Soekarno-Hatta, Lamsayuen, Aceh Besar
BANDA ACEH - Berlokasi di bagian belakang kompleks SPBU Tunggal Cita Mulia, Jalan Soekarno-Hatta, Lamsayuen, Aceh Besar, sebuah kafe hadir menawarkan konsep baru sebagai ‚one stop service‘ kuliner di Aceh. D’Energy Cafe namanya, kafe modern yang dikelola agen BBM resmi Pertamina, PT Pasha Jaya Group, memadukan suasana warung kopi, restoran, sekaligus tempat kongko-kongko kawula muda menjadi satu, dengan hamparan hijau persawahan yang memanjakan mata.
Tak seperti kafe pada umumnya di Aceh, D’Energy Cafe mengusung tema modern minimalis, tapi tetap natural dengan view persawahan. Hal itu terlihat dari setiap bagian kafe dua lantai itu yang menggunakan material premium, mempertegas kesan mewahnya.
Hadirnya kafe premium tersebut tak hanya menambah kemeriahan dunia warkop di Aceh, tapi lebih dari itu, D’Energy Cafe ingin menjadi ‚energi‘ baru dalam mempromosikan kuliner Aceh ke mancanegara.
Demikian harapan yang disampaikan Direktur Utama PT Pasha Jaya Group yang juga owner D’Energy Cafe, Nahrawi Noerdin, atau yang akrab disapa Awi.
Seusai peresmian usaha terbarunya yang dihadiri Komisaris Utama PT Pertamina, Dr Tanri Abeng MBA dan Anggota DPD RI Rafli Kande itu, Senin (25/3), Awi menyempatkan berkisah tentang asanya dalam memajukan kuliner Aceh melalui D’Energy Cafe.
„Saya punya semangat besar untuk memajukan kuliner Aceh dengan mendirikan D’Energy Cafe. Di sini kami menyediakan kuliner tradisional Aceh yang sehat, lezat, dan ramah di kantong. Mudah-mudahan hadirnya D’Energy Cafe dapat meningkatkan brand image Pertamina dan brand Aceh bagi wisatawan domestik dan mancanegara,“ ujar Awi yang ditemui di Ruang VIP kafe tersebut.
Pengusaha minyak dan gas ini pun menyatakan komitmennya untuk tampil ‚total‘ mulai dari membangun fasilitas lengkap, menyajikan beragam kuliner enak, tentunya dengan pelayanan terbaik.
Dari sisi kuliner, katanya, D’Energy Cafe memiliki sejumlah menu minuman dan makanan andalan yang patut dicicipi. Untuk minuman, kafe tersebut punya sanger dan teh tarik dengan cita rasa istimewa. Selain itu, ‚jus kurma‘ pun kini menjadi primadona bagi pengunjung. „Jus kurma ini terbuat dari bahan-bahan pilihan. Kurmanya dari Arab yang kami pesan lewat distributor di Jakarta. Manisnya jus ini berasal dari kurmanya, tidak ada campuran gula sedikit pun. Susu yang digunakan juga murni,“ katanya.
Hal unik dari menu ini yakni pada proses pembuatan jusnya. Menurut Awi, pihaknya menggunakan metode sunah, yakni kurma yang digunakan harus ganjil jumlahnya. „Kami meyakini dengan jumlah ganjil, maka minuman ini akan menyehatkan karena sesuai tuntunan Rasulullah. Di Jakarta, jus kurma harganya 25 ribu-30 ribu rupiah, tapi kalau kita di sini cukup 21 ribu rupiah saja per gelas,“ jelas dia dan mengaku dalam sehari kafe itu dapat menghabiskan 5 kilogram kurma.
Yang tak kalah menarik, lanjut pria yang juga memimpin PT Loonmita Gah itu
adalah sop dan soto ikan tembak. Menu ini menggunakan ikan karang hasil laut Pulo Aceh yang diambil dengan cara ditembak. „Harus hasil tembak, karena beda rasanya dengan hasil pancing. Kami beli dari komunitas ikan tembak Pulo Aceh, berapa pun hasilnya saya tampung,“ kata Awi dan menyebut setiap harinya sebanyak 50 porsi sop ikan tembak laris, dengan harga per porsi Rp 23.000.
Selain itu, D’Energy Cafe juga memiliki menu kuah beulangong layaknya rumah makan khas Aceh lainnya. Namun, Awi menjamin kuah beulangong di kafenya lebih oke karena menggunakan bahan terbaik dengan komposisi yang pas. Serambi pun sempat mencicipi hidangan spesial tersebut. Kuah beulangong itu memiliki rasa yang ‚nendang‘, dengan kuah lebih kental, serta daging dan nangka yang empuk. „Di sini saya jamin semua menu tidak pakai penyedap. Kami sangat memperhatikan bahan, komposisi, dan cara pengolahannya,“ kata Awi lagi.
Saat ditanya apakah aman mendirikan kafe di lingkungan SPBU, Awi mengaku sudah memperhitungkannya matang-matang. Menurutnya, jarak dan perlengkapan safety sangat penting. „Lokasi kafe ini berada di belakang, cukup jauh dari tangki BBM yang berada di depan SPBU. Kalau (jarak) dengan pompa/dispenser BBM tak ada masalah, karena sistemnya menyedot minyak dari tangki depan. Di dispenser tak ada minyak,“ demikian Awi yang merupakan kontraktor resmi untuk SPBU di Aceh.
Sementara itu, Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Dr Tanri Abeng MBA saat peresmian secara khusus mengapresiasi D’Energy Café sebagai inovasi usaha yang patut dicontoh oleh mitra lainnya. „Ini satu model yang sangat menarik bahwa dari SPBU Awi bisa mengembangkan usahanya hingga ke kafe. Artinya, berbisnis dengan Pertamina memberikan keuntungan baginya dan bisa berekspansi seperti ini,“ ujar manajer bertangan dingin itu.
Menurut Tanri, sedikitnya ada tiga manfaat besar yang bisa diperoleh dari usaha kafe seperti yang diterapkan Pasha Jaya Group lewat D’Energy Cafe. Pertama, hadirnya kafe seperti itu tidak hanya memudahkan para petani dan nelayan dalam menyuplai langsung dagangannya, tetapi juga menambah penghasilan mereka.