Di China, Lalat Diternakkan dan Belatungnya Laku Dijual Hingga Rp21 Juta per Ton
Seorang profesor di wilayah timur China membuat peternakan lalat, ternyata untuk mendaur ulang sampah rumah tangga.
Lalu, setelahnya probiotik dimasukkan ke dalam sampah yang sudah hancur itu untuk mengubahnya menjadi tempat telur lalat menetas menjadi belatung.
Sementara rumah-rumah kaca lainnya berisi tumpukan nampan, yang berisi sampah rumah tangga yang sudah diolah untuk menampung belatung.
Belatung di sampah itu kemudian tumbuh dengan mengonsumsi nitrogen, fosfor, dan minyak yang ada di dalam sampah.
Baca: Rumah Mewah dan Uang Bulanan Dalam Jumlah Besar Jadi Kompensasi Untuk Anak-anak Khasshoggi
Lalu, kotoran mereka bisa diolah menjadi pupuk yang digunakan warga untuk menyuburkan tanaman.
Sementara belatungnya, yang dijual dengan harga 10.000 yuan atau sekitar Rp21 juta per ton bisa digunakan sebagai makanan ayam, ikan, udang, atau burung. (Ervan Hardoko/Kompas.com)
Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Di China, Lalat Diternakkan dan Belatungnya Laku Dijual Hingga Rp21 Juta per Ton, Memang Apa Khasiatnya?