IG Nova Iriansyah Mendadak Banjir Komentar, Dicecar Netizen terkait Demo PT EMM
Dalam orasinya, mahasiswa meminta Pemerintah Aceh untuk menolak pemberian izin tambang terhadap perusahaan tersebut
Penulis: Yocerizal | Editor: Muhammad Hadi
sekali lagi jika kondisi ini terus2an seperti ini maka sudah bisa dipastikan ada konspirasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah anda pak @novairiansyah
Salah satu nitizen dengan akun @evirositamedan mencoba membela dan menyemangati Nova, namun akun itu pun justru ikut menjadi sasaran serangan dan hujatan nitizen lainnya.
Baca: FOTO-FOTO: Kerusakan Pascakerusuhan Demo PT EMM di Kantor Gubernur Aceh
Hingga pukul 08.30 pagi ini, video yang diposting Nova sekitar pukul 18.00 WIB Selasa kemarin itu telah ditonton sebanyak 8.719 kali dan mendapat 232 komentar.
Padahal selama ini, postingan kegiatan Nova tergolong minim komentar.
Jika pun ada, paling banyak hanya berkisar 30-an komentar.
Baca: Kumandang Azan Warnai Unjuk Rasa Mahasiswa Tolak Izin Tambang PT EMM
Demikian juga dengan dua foto lainnya yang memperlihatkan kegiatan Nova saat meresmikan proyek kelistrikan.
Masing-masing dibanjiri 83 dan 333 komentar
"Mahasiswa Aceh sangat jarang demo besar seperti ini, apabila udah demo seperti ini berarti ada masalah yang serius yang harus segera diselesaikan pemerintah aceh," tulis pemilik akun @agusmunadarazhar.
Seperti diketahui, ribuan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Aceh kembali menggelar aksi di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (9/4/2019).
Baca: FOTO-FOTO: Mahasiswa Terlibat Saling Dorong Dengan Aparat Saat Demo PT EMM Di Kantor Gubernur
Dalam aksi itu mereka menyuarakan penolakan pemberian izin tambang PT Emas Mineral Murni (EMM) yang ingin mengeksplorasi tambang emas di Beutong Ateuh, Nagan Raya dan Pegasing, Aceh Tengah.
Dalam orasinya, mahasiswa meminta Pemerintah Aceh untuk menolak pemberian izin tambang terhadap perusahaan tersebut.
Saat sedang orasi, sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan satpol PP yang mengawal unjuk rasa hingga berujung kerusuhan.(*)