Breaking News

Haji Uma Kunjungi Pasien Kanker Paru-paru di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh

Manghfirah (30), istri Najmuddin bercerita, suaminya mulai sakit-sakitan sejak masih berada di Malaysia, pertengahan 2018 lalu.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR
Anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman (Haji Uma) mengunjungi Najmuddin, pasien kanker paru-paru di ruang Safa, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin, Banda Aceh, Jumat (19/4/2019) malam. 

Haji Uma Kunjungi Pasien Kanker Paru-paru di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Di tengah kesibukannya mengawal hasil Pemilu 2019, Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman alias Haji Uma masih menyempatkan diri mengunjungi pasien di rumah sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.

Kali ini, Jumat (19/4/2019) malam, pasien yang dikunjungi Haji Uma adalah Najmuddin (32), warga asal Reubee, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie.

Najmuddin yang divonis mengindap tumor/kanker paru saat ini dirawat di ruang Safa, RSUDZA Banda Aceh.

Kedatangan Haji Uma membuat keluarga pasien kaget bercampur bahagia.

Najmuddin yang tidak mampu lagi bangun dan berbicara, terlihat senang saat melihat wajah Haji Uma.

“Siapa ini?” Helmi, abang Najmuddin bertanya kepada adiknya yang menatap lemah ke arah Haji Uma.

“Haji Uma,” jawab Najmuddin lemah.

Baca: Ini 10 Calon Anggota DPD RI Peraih Suara Terbanyak di Aceh Utara

Baca: Di Banda Aceh, Prabowo Berjaya, Haji Uma tak Terbendung

Manghfirah (30), istri Najmuddin bercerita, suaminya mulai sakit-sakitan sejak masih berada di Malaysia, pertengahan 2018 lalu.

Di Malaysia, Najmuddin bekerja sebagai tukang masak pada warung nasi goreng di Johor Bahru.

“Awalnya saat datang ke klinik, dokter mengatakan Abang (Najmuddin) hanya sakit asam urat. Tapi karena setelah tiga bulan tidak kunjung sembuh, akhirnya beliau pulang dan berobat di Aceh,” ujarnya.

Setiba di Aceh, bulan November 2018, Najmuddin dibawa ke RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, Pidie.

“Dari dokter di rumah sakit Sigli inilah kami tahu bahwa Abang mengindap tumor paru,” ujar Maghfirah.

Satu minggu di RSUD Sigli, Najmuddin kemudian dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh.

“Praktis kami sudah lima bulan dirawat di sini (RSUDZA). Sudah beberapa kali ke luar masuk rumah sakit,” cerita Maghfirah kepada Haji Uma.

Setelah mendengar riwayat pasien, Haji Uma terlihat mengambil telepon dan menghubungi seseorang yang menurutnya adalah pengawas rumah sakit itu.

Dalam pembicaraan itu, Haji Uma meminta kepada pihak RSUDZA agar dapat segera merujuk pasien tersebut ke Jakarta.

Haji Uma menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi pasien yang kondisi terus memburuk.

Hasil scan juga menunjukkan tumor di paru pasien juga semakin membesar.

“Ini tidak mungkin lagi ditunggu, harus segera ada tindakan untuk merujuk pasien ke Jakarta. Insya Allah tim saya di Jakarta akan menjemput dan memfasilitasi keperluan pasien dan pendamping selama berada di Jakarta, seperti rumah singgah dan biaya makan,” ujar Haji Uma.

Haji Uma juga memerintahkan stafnya untuk mengawal proses penerbitan rujukan dan pemberangkatan pasien dari Banda Aceh ke Jakarta.

Baca: Di Pidie, Prabowo-Sandi Raup 92 Persen Suara, Haji Uma Berjaya untuk DPD dengan Capaian 52 Persen

Baca: Haji Uma Raup 27 Ribu Suara di Aceh Selatan, Ini Hasil Sementara Pilpres dan Pileg di Negeri Pala

Kepada Serambinews.com, Haji Uma mengatakan, dirinya datang ke rumah sakit setelah mendapat pengaduan dari Bukhari, abang dari Najmuddin.

Keluarga kurang mampu dari pedalaman Pidie ini mengaku bingung dan meminta bantuan dari Haji Uma, karena sudah lima bulan seperti tidak ada solusi terhadap kondisi penyakit yang diderita adiknya.

“Kami berharap, Haji Uma bisa memberikan solusi kepada kami. Alhamdulillah, beliau sudah membuka jalan kepada kami untuk membawa Najmuddin berobat ke Jakarta. Mudah-mudahan ikhtiar ini mendapat keberkahan dari Allah,” ungkap Bukhari.

Selain membezuk Najmuddin, Haji Uma juga sempat menyemangati beberapa pasien lain yang dirawat di ruang Safa.

Sekilas Tentang Kanker Paru-paru

Dikutip dari Wikipedia.org, kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan paru-paru.

Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar dari paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau bagian tubuh yang lainnya.

Sebagian besar kanker yang mulai di paru-paru, yang dikenal sebagai kanker paru primer, adalah karsinoma yang berasal dari sel epitelium. Jenis kanker paru yang utama adalah SCLC (kanker paru sel kecil), atau disebut juga kanker sel gandum, dan NSCLC (kanker paru non-sel-kecil). 

Gejala paling umum adalah batuk (termasuk batuk darah), berat badan turun, dan sesak napas.

Penyebab paling umum kanker paru adalah paparan dalam jangka waktu yang lama terhadap asap tembakau, faktor genetik, gas radon, dan polusi udara, termasuk asap rokok pasif.

Kanker paru dapat dilihat melalui foto rontgen dada dan tomografi komputer (CT scan). 

Diagnosis dapat dipastikan dengan biopsi yang biasanya dilakukan melalui prosedur bronkoskopi atau dipandu dengan CT.

Perawatan dan hasil dalam jangka panjang tergantung pada tipe kanker, stadium (tingkat penyebaran), dan keadaan kesehatan pasien secara keseluruhan, diukur berdasarkan kondisi umum.

Untuk kasus Najmuddin, keluarga menduga jangkitan kanker paru ini disebabkan oleh paparan asap saat memasak nasi goreng, dalam jangka waktu lama.

Selama bekerja sebagai tukang masak nasi goreng, Najmuddin tidak menggunakan masker untuk menyaring udara yang masuk melalui hidungnya.(*)

Baca: Tahun Ini, Aceh Jaya Bangun 45 Rumah Duafa, 5 Diantaranya untuk Mualaf

Baca: Panwaslih Banda Aceh Minta Masyarakat Awasi Rekapitulasi Suara

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved