Kakak Beradik Pelaku Bom Bunuh Diri di Sri Lanka Ternyata Anak Pedagang Kaya Raya

Identitas pelaku pemboman bunuh diri dalam serangkaian ledakan di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019), mulai terkuak.

Editor: Faisal Zamzami
Times of India via Daily Mirror
Potongan gambar dari rekaman CCTV yang dilingkari merah menunjukkan pria yang diyakini sebagai pelaku bom bunuh diri melewati jemaat sebelum masuk ke Gereja St St Sebastian di Negombo, Sri Lanka, sebelum melakukan aksinya Minggu (21/4/2019). (Times of India via Daily Mirror) 

SERAMBINEWS.COM - Identitas pelaku pemboman bunuh diri dalam serangkaian ledakan di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019), mulai terkuak.

Kakak beradik yang menjadi pengebom bunuh diri di dua hotel Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019), ternyata adalah anak keluarga kaya di Kolombo.

Ayah kedua pelaku adalah pedagang rempah-rempah yang amat kaya di ibu kota Sri Lanka itu.

Keduanya meledakkan diri sambil mengantre sarapan pagi di hotel Shangri-La dan Grand Cinnamon. Demikian sejumlah sumber mengatakan.

Kedua kakak beradik, yang namanya belum diungkap polisi, berusia di akhir 20-1n dan mengoperasikan "sel keluarga" mereka sendiri.

Namun, sejauh ini belum diketahui hubungan keduanya dengan pengebom lain yang terlibat dalam serangan di Minggu Paskah tersebut.

Satu hal yang diketahui adalah keduanya merupakan anggota inti National Thowheeth Jamaath (NTJ) yang dituding pemerintah mendalangi serangan itu.

Dua bersaudara putra dari pengusaha rempah-rempah ternama di Colombo, disebut sebagai dua dari pelaku pemboman bunuh diri yang meledakkan diri di dua lokasi hotel yang berbeda.

Dilansir AFP, pasangan kakak beradik itu masing-masing melancarkan serangan di Hotel Shangri-La dan Cinnamon Grand, yang berlokasi di ibu kota.

Meski demikian, belum jelas hubungan antara kedua pelaku kakak beradik itu dengan para pelaku pemboman lainnya yang terlibat dalam serangan yang menghancurkan tiga hotel mewah dan tiga gereja itu.

Dilaporkan AFP, para pelaku disebut telah menginap di hotel yang menjadi sasaran serangan sehari sebelum insiden dan telah memberikan alamat mereka.

Keesokan harinya, pada waktu yang hampir bersamaan, kedua pelaku mengantre sarapan prasmanan di restoran hotel, sebelum kemudian meledakkan diri di tengah tamu restoran.

Bom lain juga meledak di restoran di hotel Kingsbury, yang saling berdekatan dengan lokasi kedua hotel lainnya.

Beberapa menit sebelum bom meledak di hotel, ledakan bom telah menghancurkan tiga gereja.

Namun tim penyelidik belum dapat memastikan hubungan antara kakak beradik pelaku pemboman di Hotel Shangri-La dan Cinnamon Grand dengan pelaku pemboman di gereja.

Selain mereka, terdapat dua pelaku pengeboman lain.

Tidak dijelaskan apakah kakak beradik itu berhubungan dengan dua pengebom lain.

Satu dari dua pelaku itu melakukan aksinya di restoran dekat Hotel Kingsbury.

Sumber polisi mengungkapkan, pelaku keempat sebenarnya sudah berniat untuk meledakkan diri.

"Bahkan, dia sudah melakukan pengecekan sehari sebelumnya (20/4/2019)," katanya.

Namun saat kejadian, tidak diketahui apakah piranti bom bunuh diri yang dipakai si pelaku gagal berfungsi ataukah dia memutuskan untuk berubah pikiran.

Namun setelah ledakan di Shangri-La, staf hotel yang tidak disebutkan identitasnya itu melihat si pelaku dan menaruh curiga, serta melaporkannya ke polisi.

Penegak hukum kemudian melacaknya hingga menemukan dia di penginapan.

Si pelaku kemudian meledakkan diri ketika dikonfrontasi yang membunuh dua pejalan kaki.

Sumber itu menuturkan berdasarkan rekaman CCTV, diketahui masing-masing pelaku membawa tas besar.

"Sepertinya peledak itu dibuat sendiri secara kasar," papar dia.

Dengan 321 orang tewas, termasuk di antaranya 39 warga asing, dan 500 orang terluka, pemerintah Sri Lanka langsung mengumumkan keadaan darurat nasional.

Colombo langsung memerintahkan perburuan terhadap pihak yang bertanggung jawab dengan polisi menyatakan mereka sudah mengamankan setidaknya 40 orang.

Dampak yang ditimbulkan kakak beradik itu menerpa keluarga.

Salah satu saudara mereka harus menggunakan identitas palsu ketika memasuki sebuah hotel.

Sementara saudara yang lain memberi alamat asli yang berujung kepada penyerbuan polisi ke kediaman mereka.

Istri saudara pelaku meledakkan diri dan menewaskan dia bersama dau anaknya.

Si sumber mengatakan kakak beradik itu merupakan bagian dari jaringan sel keluarga yang mempunyai dana, motivasi, serta pengaruh kepada keluarga besar.

Akibat bom bunuh diri yang dilakukan istri saudara pelaku, tiga orang komandan dilaporkan terbunuh dengan sejumlah kerabat kakak beradik itu ditahan.

Fokus dari penyelidikan polisi adalah mencari tahu apakah ada keterlibatan pihak asing, dan bagaimana anak dari keluarga kaya bisa menjadi radikal.

"Dari berbagai bukti yang kami kumpulkan, sejauh ini mereka sudah memberitahukan apa yang hendak mereka lakukan kepada keluarga," terang sumber tersebut. "Sepertinya mereka terinspirasi dari kelompok teroris lain. Namun apakah mereka terlibat dalam hubungan dengan kelompok itu masih jadi misteri," imbuh dia.

Sementara, sumber-sumber resmi kepada AFP mengatakan, hotel keempat juga menjadi target serangan.

Seorang pengebom masuk ke hotel itu sebagai tamu sehari sebelumnya dan memberikan alamatnya kepada petugas hotel.

Dia sudah berada di hotel itu pada Minggu tetapi dia tidak meledakkan detonatornya.

Belum diketahui apakah bom yang dibawanya gagal bekerja atau pelaku berubah pikiran dan tak jadi menjalankan misinya.

 Setelah ledakan terjadi di Shangri-La, staf di hotel keempat ini menaruh curiga dan melacak pria tersebut.

Dia kemudian ditemukan di sebuah penginapan sedikit di luar kota.

Di sanalah dia meledakkan diri saat dikepung polisi dan menewaskan dua orang lainnya.

Istri dan Anak Pelaku Bom Bunuh Diri Juga Tewas

Kini polisi terus menyelidiki teror yang telah menewaskan 321 orang itu meski keberadaan orangtua pelaku belum diketahui.

Seorang dari pelaku memberikan rincian identitas palsu ketika check-in hotel.

Namun, pelaku yang lain memberikan alamat sesungguhnya sehingga membuat polisi segera menjangkau rumah keluarga mereka.

Ketika melakukan penggerebekan, tiga polisi komando gugur.

Ternyata dalam insiden itu, istri salah satu pelaku dan dua anaknya juga tewas setelah meledakkan bom.

"Ketika Satuan Tugas Khusus pergi ke sana untuk menyelidiki, istri salah satu pelaku meledakkan bom yang membunuhnya dan dua anaknya," kata sumber polisi, seperti dikutip dari AFP, Selasa (23/4/2019).

"Itu adalah sel teror tunggal yang dioperasikan oleh satu keluarga," lanjutnya.

"Mereka punya uang dan motivasi. Mereka mengoperasikan sel dan diyakini memengaruhi keluarga besar mereka," katanya.

Beberapa anggota keluarga dari pelaku kini telah ditahan oleh pihak berwenang.

Meski demikian, belum diketahui apakah mereka melakukan kontak dengan pengebom lainnya.

Penyelidikan sekarang berfokus pada kemungkinan pengaruh asing dalam radikalisasi mereka dan bagaimana anak-anak dari keluarga kaya tersebut dapat terlibat.

"Sepertinya mereka terinspirasi oleh kelompok teroris asing, tetapi sejauh mana hubungan langsungnya masih belum jelas," ujar petugas senior polisi.

Klaim ISIS

Sebelumnya, kelompok ISIS mengklaim telah melakukan serangkaian pengeboman di Sri Lanka.

Jumlah korban yang besar membuat serangan di Sri Lanka sebagai operasi yang diklaim ISIS di luar negeri yang paling mematikan sejak 2014.

Para ekstremis itu juga merilis foto dan video orang-orang yang disebut sebagai pelaku.

Melalui media propagandanya, Amaq, ISIS merilis foto delapan pria yang disebut sebagai pelaku peledakan.

Sebanyak tujuh dari mereka ditampilkan dengan wajah tertutup dan tiga dari mereka memegang pisau.

Satu orang menunjukkan wajahnya yang berjanggut sambil membawa senapan serbu.

Amaq kemudian merilis video dari delapan anggota yang berjanji setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, dengan sebuah bendera ISIS hitam yang tergantung sebagai latar belakang.

Baca: Viral! Siswi SMP Bully Adik Kelasnya di Sulawesi Tenggara, Teman-temannya Justru Merekam

Baca: Kisah Lolosnya Caleg Suami Istri, Dulu Terlilit Utang, Ingin Jual Ginjal dan Dibantu Dahlan Iskan

Baca: Empat PPK Aceh Timur Dilarikan ke Puskesmas, Ketua KIP Setuju Pemilu Serentak Dievaluasi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengebom Hotel di Sri Lanka adalah Anak Seorang Pedagang Kaya"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved