Parman, Perancang Busana yang Mendalami Motif Gayo

Parman, desainer Gayo yang mengeksplorasi keindahan motif kerawang Gayo, mengatakan ia belajar tentang makna dan filosofi motif Gayo.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Parman (mengenakan topi) bersama pembawa acara LIDA 2019 di Studio 5 Indosiar, Kamis (25/4/2019) malam. 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA – Perancang busana atau desainer asal Gayo, pemilik Grya Pengantin Gayo,  Parman, merasa bahagia ketika setelan jas rancangannya dikenakan empat pembawa acara Liga Dangdut Indonesia (LIDA 2019), Irfan Hakim, Ramzi, Gilang, dan Jirayut dalam acara LIDA,  Kamis (25/4/2019) malam lalu.

"Saya mengerjakan keempat setelan jas itu dalam waktu sangat kilat. 15 hari!!!. Itu artinya saya mengerjakan satu stel baju, tiga hari," kata Parman menceritakan pengalaman hebatnya itu.

Penampilan Irfan Hakim, Ramzi, Jirayut dan Gilang pada malam itu, sungguh berbeda.

Jas yang mereka kenakan bertabur motif-motif kerawang Gayo yang sangat teliti dan pas penempatannya.

Dengan warna dasar hitam, motif Gayo tampak sangat menonjol, cerah dan sedikit magis.

Parman, pria berusia 43 tahun, desainer Gayo yang mengeksplorasi keindahan motif kerawang Gayo, mengatakan ia belajar tentang makna dan filosofi motif Gayo, dan berusaha menempatkannya secara benar.

Parman mengantar sendiri keempat setelan jas itu dan menyerahkannya kepada empat pembawa acara LIDA.

"Saya sangat bersemangat. Sebab ini salah satu kesempatan, membumikan motif Gayo dalam karya desain, nasional," ujarnya.

Ia menyadari, sepanjang pertunjukan LIDA, motif Gayo benar-benar merajai.

Para pendukung duta LIDA dari Bener Meriah, Faul, selalu mengenakan pakaian motif Gayo tersebut.

Faul sendiri dalam salah satu sesi pertunjukannya juga mengenakan kain motif Gayo hasil rancangan Parman.

Juga yang dikenakan Nabila, duta LIDA 2018 asal Aceh Tengah  yang meraih juara lima besar LIDA 2018.

Baca: Sukses di Dunia Fashion, Ini Pesan Zaskia Sungkar untuk Desainer Muda Aceh

Baca: Desainer Pamerkan Koleksi ‘Street Fashion’

Baca: Gemerlap Kerawang Gayo dan Harum Kopi

Karya-karya rancangan Parman banyak dipakai dalam kegiatan pemilihan duta duta wisata.

Ia juga mengikuti banyak lomba dan memenangkannya, antara lain Juara I  Aceh Fashion Week di Banda Aceh 2018, Juara II  Busana Adat Tradisional dalam  PKA 2018, Juara III Miss Hijab Fino Yamaha se Aceh 2018, dan banyak lagi.

Lahir di Takengon. Parman menekuni profesi desainer secara otodidak.

Ia hanya pernah menjalani kursus singkat tata rias wajah di Yogyakarta.

Parman pernah tinggal di Jakarta dan sempat menggeluti dunia akting sinetron.

Setidaknya, ada sembilan judul sinetron yang dimainkannya. Tapi kemudian ia harus kembali ke Takengon, pada 2006, karena orang tuanya sakit.

"Sejak itu saya menetap di Gayo," kenangnya.

Di tanah kelahiran, ia mengembangkan bakat dalam bidang fashion dan desain. Ia juga melatih remaja-remaja Gayo sebagai modeling.

"Saya adalah penggiat modeling pertama di Takengon," ujarnya.

Pada penyelenggaraan GAMIFest 2018, Parman menyediakan koleksi pakaian adat mewakili empat kabupaten, termasuk Gayo dan Alas.

Ia pun menekuni motif kerawang dan berusaha mengembangkannya.

Saat ini, ia sedang mengekplorasi motif Gayo purba seperti ditemukan pada gerabah Loyang Mendale yang telah berusia 7000 tahun.

"Saya tidak ingin motif Gayo hanya tempelan pada pakaian saja. Saya ingin masuk lebih dalam," demikian ungkapnya.(*)

Baca: Fadhil Rizki dan Tara Fhatia Dinobatkan sebagai Duta Wisata Pidie 2019

Baca: Bayi Perempuan Dibuang di Depan Masjid Ie Masen Kayee Adang

Baca: Plt Gubernur Resmikan Masjid Bantuan Aceh untuk Korban Gempa Lombok, Ini Beberapa Sisi Keunikannya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved