Kisah Berdarah di Balik Perayaan Libur 1 Mei atau yang Populer Sebagai Hari Buruh

Sekarang, kelompok-kelompok anti-fasis dan anarkis menggunakan hari itu sebagai kesempatan untuk berkumpul, menunjukkan dan menghadapi polisi.

Editor: Fatimah
TRIBUN/DANY PERMANA
ILUSTRASI -- Ribuan buruh merayakan hari buruh internasional (May Day) dengan melakukan long march dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/5/2015). Tuntutan utama mereka yaitu peningkatan kesejahteraan dan penghapusan sistem kerja alih daya. 

Serikat buruh yang diambil alih oleh kaim anarkis dan sosialis, membentuk serikat buruh, pada konsvensi nasional di Chicago tahun 1884, Federasi Perdagangan Terorganisir dan Serikat Buruh (yang kemudian menjadi Federasi Buruh Amerika).

Baca: Batasan Waktu Anak di Bawah Umur 5 Tahun Menatap Layar Elektronik Menurut WHO

Tahun berikutnya, pemogokan dan deminstrasi yang dipelopori sebagian kaum radikal dan anarkis menganggap tuntutan ini terlalu reformis.

Setahun sebelum Pembantaian Haymarket, Samuel Fielden menunjukkan dalam surat kabar anarkis, The Alarm , bahwa "apakah seseorang bekerja delapan jam sehari atau sepuluh jam sehari, ia masih menjadi budak."

Terlepas dari kekuatiran banyak kaum anarkis, sekitar seperempat juta pekerja di wilayah Chicago secara langsung terlibat dalam perang salib untuk melaksanakan 8 jam kerja.

Termasuk Perdagangan dan Majelis Tenaga Kerja, Partai Buruh Sosialis dan Ksatria Buruh Setempat.

Baca: Api dari Penanak Nasi, Seisi Barang di Kamar Rumah Warga Kuta Cot Glie Habis Terbakar

Seluruh kota dipersiapkan untuk pertumpahan darah massal, mengingatkan pada pemogokan kereta api satu dekade sebelumnya. Polisi dan tentara menembak mati ratusan pekerja yang mogok.

Hingga puncaknya pada 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja di 13.000 bisnis di Amerika Serikat meninggalkan pekerjaan mereka mereka.

Merayakan Mayday pertama dalam sejarah, Di Chicago, pelaksanaan 8 jam sehari, 40.000 mogok dengan kaum anarkis di garis depan mata publik.

Dengan pidato berapi-api mereka dan ideologi revolusioner aksi langsung, anarkis dan anarkisme menjadi dihormati dan dianut oleh orang-orang yang bekerja dan dihina oleh kaum kapitalis.

Baca: Maklumat Forkopimda Langsa, Tempat Hiburan Dilarang Beroperasi Selama Ramadhan

Pada 1889, Konferensi Sosialis Internasional menyatakan bahwa, dalam rangka memperingati Mayday, 1 Mei akan menjadi hari libur internasional.

Sedangkan di AS, liburan ini datang untuk penghinaan khusus selama semangat anti-kominis awal perang dingin.

Pada bulan Juli 1958, Presiden Eisenhower menandatangani sebuah resolusi bernama 1 Mei "Hari Loyalitas" dalam upaya untuk menghindari tanda-tanda solidaritas dengan "para pekerja dunia" pada Hari May.

1 May di negara-negara lain

Baca: IDI Wilayah Aceh Bersama IKABI Aceh Sunat 150 Anak Kurang Mampu

Selain itu, kisah lain juga terjadi di Jerman tepat pada saat yang sama 1 Mei1987 lebih dari dua puluh tahun sejah May Day dirayakan pertama kali.

Kelompok kelompok sayap kiri bertempur selama berjam-jam dengan polisi selama festival jalanan dan memaksa mereka keluar dari wilayah itu.

Sekarang, kelompok-kelompok anti-fasis dan anarkis menggunakan hari itu sebagai kesempatan untuk berkumpul, menunjukkan dan menghadapi polisi.

Baca: Maklumat Forkopimda Langsa, Tempat Hiburan Dilarang Beroperasi Selama Ramadhan

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved