Breaking News

316 Putra Putri Aceh Ikut Seleksi Calon Mahasiswa di Timur Tengah, Ini Lima Sikap IKAT kepada Menag

IKAT Aceh melihat ada beberapa kebijakan baru Kemenag RI tentang ujian seleksi calon mahasiswa dari Indonesia ke Timur Tengah yang perlu dievaluasi

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
IST
KETUA IKAT Aceh, HM Fadhil Rahmi (tengah) pada acara rapat koordinasi pengurus Ikatan Alumni Alazhar Indonesia, di Jakarta, Juli 2018. Rakor ini membahas berbagai masalah, termasuk tentang calon mahasiswa baru Al-Azhar, Kairo, Mesir. 

316 Putra Putri Aceh Ikut Seleksi Calon Mahasiswa di Timur Tengah, Ini Lima Sikap IKAT kepada Menag

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sebanyak 316 putra-putri Aceh mengikuti seleksi ujian masuk ke sejumlah perguruan tinggi di Timur Tengah.

Negara-negara tujuan adalah Mesir, Sudan, dan Maroko.

Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT), Tgk HM Fadhil Rahmi dalam siaran pers kepada Serambinews.com mengatakan, para calon mahasiswa di negeri Arab ini telah mengikuti tes online (CAT) yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Minggu (16/6/2019) hari ini.

“Setelah selesai mengikuti tes hari ini, para calon mahasiswa mengeluh dengan tahapan tes berikutnya yang harus mereka ikuti di Jakarta,” kata Fadhil Rahmi yang pada Pemilu 2019 lalu terpilih sebagai salah satu dari empat calon Anggota DPD RI asal Aceh periode 2019-2024.

Baca: Anggota DPRA Minta Tes Wawancara Mahasiswa ke Timur Tengah Dilaksanakan di Aceh

Baca: Keindahan Bergaya Timur Tengah Jadi Alasan Pasangan Ini Menikah di Masjid Keuchik Leumik

Menanggapi itu, IKAT Aceh melihat ada beberapa kebijakan baru Kemenag RI tentang ujian seleksi calon mahasiswa dari Indonesia ke Timur Tengah yang perlu dievaluasi, di antaranya:

1. Membatasi jumlah mahasiswa yang lulus hanya 750 orang saja pada tahun ini (2019).

Fadhil mengatakan, dari 750 kuota tersebut, sebanyak 150 adalah beasiswa dan 600 lainnya nonbeasiswa.

Padahal, kata dia, Universitas Al-Azhar, Mesir, tidak pernah membatasi jumlah mahasiswa (beasiswa maupun nonbeasiswa) pada setiap tahunnya.

Karenanya, Fadhil menilai, kebijakan Kemenag RI yang membatasi kuota calon mahasiswa ini, telah menutup kesempatan bagi putra putri terbaik Indonesia yang ingin menimba ilmu di Universitas Islam terbesar tersebut. 

“Kita menerima adanya seleksi untuk menjamin kualitas generasi Aceh yang dikirim ke luar negeri. Namun sungguh tidak berdasar kalau harus dibatasi bagi yang nonbeasiswa. Mengingat mereka studi di Mesir dengan biayanya sendiri. Tidak menggunakan uang dari Kemenag RI,” kata Fadhil.

Baca: 13 Ribu Calon Mahasiswa Mendaftar di UIN Ar-Raniry, Ini Jurusan Favorit

2. Wawancara tatap muka dilaksanakan di Jakarta.

Fadhil mengatakan, ini merupakan kebijakan yang tidak logis dengan memperhatikan luas geografis Negara Republik Indonesia.

Menurutnya, akan sangat mahal dan berat biaya bagi warga negara Indoesia yang berada di ujung Barat dan ujung Timur Indonesia untuk datang ke Jakarta.

Sementara mereka belum dipastikan akan lulus, dan bisa kuliah di Universitas Al-Azhar.

“Kebijakan ini merupakan praktek sentralistik yang kembali dijalankan,” kata Fadhil Rahmi.

Baca: Ghazali Abbas Adan:Tiga Faktor Investor Enggan Masuk Aceh, Keamanan, Kelistrikan dan Birokrasi

3. Banyak kebijakan Kemenag RI dalam hal seleksi calon mahasiswa ke Timur Tengah, seperti tanpa koordinasi dengan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) kantor Indonesia.

Menurut Fadhil, seharusnya OIAA menjadi fasilitator utama, sekaligus menjadi mitra Kemenang RI dalam dalam pengiriman putra putri Indonesia untuk belajar di Al-Azhar.

Baca: Sembilan Pemuda Aceh Lulus Seleksi Program Pertukaran Pelajar ke AS dan Jepang, Ini Nama-namanya

4. Terkait dengan status Aceh sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan Syariat Islam, maka selayaknya Aceh mendapat kuota khusus dari Kemenag RI agar lebih banyak putra-putri Aceh yang berkesempatan  belajar Syariat Islam langsung pada sumbernya di Timur Tengah.

“Baik itu kuota beasiswa dan nonbeasiswa,” kata Fadhil Rahmi.

Baca: BREAKING NEWS - Rutan Lhoksukon Rusuh, Puluhan Napi Kabur dan Pecahkan Kaca

5. Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh mengharapkan adanya perbaikan kebijakan di Kemenag RI terkait dengan seleksi calon mahasiswa ke Timur Tengah.

Terutama terkait:

* Membuka peluang sebesar-besarnya kepada generasi muda Indonesia untuk bisa menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar, dengan tidak membatasi jumlah bagi non-beasiswa, tetapi dengan batas nilai minimum yang memenuhi standar.

“Harapannya kuantitas meningkat dengan kualitas yang baik. Mengingat mereka pergi kuliah dengan uang atau biaya sendiri,” ujarnya.  

* Membuka tempat tes dengan sistem wilayah sebagaimana telah berjalan pada beberapa tahun terakhir.

“Insya Allah Senin besok kita akan surati Menteri Agama via Kakanwil kemenag Aceh,” pungkas Fadhil Rahmi.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved