Per Mei 2019, Utang Indonesia Meningkat Jadi Rp4.571,89 Triliun, Ini Besar Pinjaman Luar Negerinya

Utang tersebut dapat dibagi menjadi tiga sumber, yaitu Surat Berharga Negara (SBN), pinjaman luar negeri, dan pinjaman dalam negeri.

Editor: Amirullah
Menteri Kuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada wartawan terkait realisasi APBN triwulan pertama 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4/2018). Sri Mulyani menyatakan realisasi defisit anggaran APBN pada triwulan pertama telah mencapai 0,58 persen terhadap PDB atau sekitar Rp85,8 triliun yang mana angka tersebut paling rendah dalam periode sama selama tiga tahun terakhir.(KOMPAS/SIGID KURNIAWAN) 

SERAMBINEWS.COM - Dalam laporan yang disampaikan pada Jumat (21/6/2019), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tak hanya menyampaikan soal defisit APBN 2019, tapi juga soal naiknya jumlah utang Indonesia.

Menurut Kemenkeu, utang Indonesia saat ini mencapai Rp4.571,89 triliun sementara asumsi PDB mencapai Rp15.381,39 triliun.

Dalam kondisi ini, maka rasio utang pemerintah terhadap Pajak Domestik Bruto (PDB) adalah 29,72 persen.

Utang tersebut dapat dibagi menjadi tiga sumber, yaitu Surat Berharga Negara (SBN), pinjaman luar negeri, dan pinjaman dalam negeri.

Jika dirinci, utang pemerintah tersebut berasal dari Rp3.789,35 triliun atau 82,88 persen untuk Surat Berharga Negara (SBN), pinjaman luar negeri sebesar Rp775,64 triliun (16,97 persen), dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp6,9 triliun (0,15 persen).

Baca: Demi Cukupi Kebutuhan Hidupnya dengan Nenek Rohaya Sang Istri, Slamet Riyadi Rela Kerja Serabutan

Baca: Toke Seuem Minta Keuchik Jadi Pelopor Arisan Qurban, Bila Lebih Disumbang ke Kabupaten Tetangga

Baca: Saksi TKN Jelaskan Arti Kecurangan Bagian dari Demokrasi: Sengaja Ditulis Begitu

Posisi utang saat ini mengalami peningkatan dari April 2019 yang sebesar Rp4.528 triliun.

Begitu juga dibandingkan dengan Mei 2018 mengalami peningkatan dari posisi Rp4.169 triliun.

"Posisi utang Mei 2019 masih di bawah 30 persen dari PDB, posisi ini masih terjaga aman," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/6/2019).

Sementara, realisasi pembiayaan pemerintah hingga Mei 2019 mencapai Rp157,89 triliun.

Sebagian besar sumber pembiayaan tersebut berasal dari penerbitan SBN (neto) pada Mei 2019 mencapai Rp186,04 triliun atau 47,83 persen dari target yang ditetapkan pada APBN 2019.

Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan realisasi SBN periode Mei tahun 2018 yang mencapai Rp187,90 triliun.

Sementara realisasi pinjaman neto mencapai negatif Rp 26,41 triliun atau 88,89 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2019 dengan rincian penarikan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 56,90 miliar dan pembayaran cicilan pokok sebesar Rp 421,7 miliar, serta penarikan pinjaman luar negeri mencapai Rp 11,27 triliun dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman sebesar Rp 37,32 triliun.

Baca: Didukung Turki, Cina, dan Malaysia, Pakistan Gagalkan Upaya India Masukkan Negaranya ke Daftar Hitam

Baca: Di Penutupan Sidang Sengketa Pilpres, BW Izin Ketua MK Baca An-Nisa Ayat 135, Begini Reaksi Tim 01

Baca: Didukung Turki, Cina, dan Malaysia, Pakistan Gagalkan Upaya India Masukkan Negaranya ke Daftar Hitam

Baca: Kejam, Gadis Ini Dikurung Ibunya dalam Kandang Ayam Sejak Bayi

Baca: Ketua Parlemen Georgia Mengundurkan Diri, Didemo karena Kunjungan Anggota Parlemen Komunis Rusia

"Untuk terus menunjang rencana proyek infrastruktur pemerintah serta pembangunan sumber daya manusia Indonesia, diperlukan dana yang amat besar yang tidak dapat sepenuhnya digantungkan pada pendapatan negara karena pendapatan negara belum cukup menutupi pengeluaran pemerintah," jelas Sri Mulyani.

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur serta pembangunan sumber daya manusia merupakan kegiatan yang tidak dapat ditunda lagi demi mendukung daya saing Ilndonesia di kancah internasional.

Pembiayaan baik berupa penerbitan SBN maupun berupa pinjaman dari dalam dan luar negeri menjadi salah satu sarana pemerintah untuk membiayai kegiatan pembangunan.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah memegang teguh prinsip kehati-hatian dan akuntabilitas pengelolaan utang dengan menjadikan pinjaman dalam negeri sebagai fokus utama pemerintah beberapa tahun terakhir.

(Mutia Fauzia)

Artikel ini telah tayang di intisari.grid dengan judul Utang Indonesia per Mei 2019 Meningkat Jadi Rp4.571,89 Triliun, Ini Besar Pinjaman Luar Negerinya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved