Helikopter TNI AD Hilang Kontak di Papua, Ini Kendala Jalur Udara dan Darat Untuk Cari 12 Penumpang
heli tersebut ditumpangi 12 orang yang terdiri dari 7 crew dan 5 anggota Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 725/WRG
Sementara untuk jalur darat terkendala dengan medan geografis yang sangat berat, kontur medan pegunungan dan jurang terjal dan tertutup dengan hutan lebat, sementara infrastruktur sangat terbatas.(*)
Baca: Selamat dari Insiden Penembakan di Papua, Pemuda Peureulak Temui Haji Uma Sebelum Kembali ke Aceh
Muncul Awan kumulonimbus
Helikopter MI-17 milik TNI AD hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, bertepatan saat munculnya awan kumulonimbus (Cb) secara tiba-tiba.
"Ya, betul, awan itu yang muncul," ujar Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura Petrus Demon Silli melalui sambungan telepon, Sabtu (29/6/2019).
Jenis awan Cb adalah sebuah awan vertikal menjulang (keluarga D2) yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya.
Awan Cb memiliki elemen yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan sehingga dianggap sangat berbahaya.
Petrus menjelaskan, saat ini kondisi cuaca sedang memasuki musim pancaroba sehingga mudah menyebabkan munculnya awan Cb.
Baca: Info Papua - Detik-detik Tentara OPM Tembak 25 Orang Setelah Disuruh Baris Lima Saf Sambil Jongkok
"Posisi Juni-Juli memang seperti ini dan sangat terpengaruh pada kondisi topografi," katanya.
Untuk di Papua, letak geografisnya yang berdekatan dengan Samudra Pasifik menjadi pemicu utama terciptanya awan Cb.
Khusus di pegunungan Papua, perubahan cuaca bisa terjadi sangat cepat terutama saat siang hari.
Karena itu, ia mengimbau pencarian helikopter MI-17 milik TNI AD yang melalui udara dilakukan pada pagi hari.
Diberitakan sebelumnya, helikopter MI-17 milik Penerbangan TNI AD hilang kontak sesaat setelah lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (28/6/2019).
Baca: Info Papua - Cerita Korban Selamat Lari Dari Tragedi Pembantaian, Naik Pohon Saat Matahari Terbit
Pesawat tersebut dilaporkan membawa 12 orang terdiri dari 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.
Helikopter tersebut, lanjut Aidi, tengah melakukan misi pendorongan logistik (dorlog) ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab.
Bertolak dari Distrik Okbibab, penerbangan dilanjutkan ke Bandara Oksibil untuk pengisian bahan bakar.