Dua Eks GAM Siap Pimpin PDIP
Dua tokoh eks Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menjadi pembicaraan setelah namanya dimasukan dalam bursa calon
BANDA ACEH - Dua tokoh eks Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menjadi pembicaraan setelah namanya dimasukan dalam bursa calon ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aceh jelang konferensi daerah (Konferda) 28 Juli mendatang.
Mereka adalah Irwansyah alias Mukhsalmina, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Aceh Jokowi-Ma’ruf Amin dan Sofyan Dawood, Koordinator Komunitas Aceh Jokowi-Amin (Kajak) Aceh. Kedua nama tersebut dicalonkan sebagai kandidat dari eksternal partai tersebut.
Saat ini, DPP PDIP memang sedang menjaring tokoh-tokoh masyarakat yang bisa diusulkan sebagai calon ketua DPD PDIP Aceh. Dari hasil penjaringan, tiga nama yang dinilai layak, selain dua nama eks kombatan juga ada pengusaha Aceh, Makmur Budiman.
Kepada Serambi, kedua eks GAM itu mengaku tidak tahu namanya dimasukan sebagai calon kandidat. Tapi, baik Irwansyah maupun Sofyan Dawood mengaku siap mencalonkan sebagai ketua PDIP Aceh apabila diminta untuk maju oleh partai itu.
“Terima kasih atas kepercayaan hingga nama saya muncul menjadi kandidat. Kalau ada dukungan dan kepercayaan dari kawan-kawan, saya siap untuk ikut seleksi yang dibuat PDI Perjuangan,” kata Irwansyah kepada Serambi, kemarin.
Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Partai Nanggroe Aceh (PNA) ini mengungkapkan alasan dirinya bersedia bergabung dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini. “Alasan saya ikut seleksi itu sebagai satu bentuk sikap saya menghormati orang yang memberi kepercayaan hingga nama saya masuk dalam bursa salah satu calon yang akan diseleksi,” ungkap Irwansyah.
Mantan juru bicara GAM wilayah Aceh Rayeuk yang juga anggota DPRA ini mengaku sejak setahun lalu dirinya sudah menjadi kader resmi PDIP yang ditandai dengan Kartu Tanda Anggota (KTA). Tujuan dia bergabung dengan PDIP untuk membantu partai itu berkembang seperti partai lain di Aceh.
“Mudah-mudahan paradigma masyarakat Aceh terhadap PDI Perjuangan bisa sama seperti partai lain. Karena semua partai fungsinya sama yaitu menjalankan demokrasi di Indonesia, khususnya di Aceh,” ungkap mantan ketua PNA itu.
Sofyan Dawood juga mengaku siap mengemban amanah ketua partai jika diminta. Kendati demikian, dia menengaskan bahwa selama ini dirinya tidak pernah melobi petinggi partai tersebut untuk dicalonkannya sebagai ketua DPD.
“Saya bukan kader dan sayapun tidak pernah melobi DPD dan DPP PDIP. Tapi kalau kita dibutuhkan untuk membantu partai terbesar di Indonesia, kita tidak mungkin tidak mau, namanya saja diminta bantu,” ungkap dia yang juga petinggi PNA ini.
Menurutnya, kondisi PDIP di Aceh wajib dibantu agar menjadi besar seperti Partai Golkar dan PPP. “Alasan saya mau membantu karena PDIP lemah di Aceh, kalau PDIP sama dengan partai lain mungkin saya tidak membantu, saya membantu yang lemah,” katanya.
Dia berharap, paling tidak Pemilu tahun 2024 mendatang PDIP berada sama dengan partai lain di Aceh. Sofyan juga menyatakan, sebagai partai penguasa keberadaan PDIP di Aceh harus ‘diselamatkan’ dari berbagai isu negatif.
“Isu negatif itu harus kita kupas di Aceh, alasannya apa belum ditemukan. Kita harus gali terhadap persoalan ini dan masyarakat juga harus tahu program-program yang baik dari Pak Jokowi, selaku presiden yang didukung PDIP, khususnya di Aceh,” pungkasnya.
Dalam daftar nama tokoh-tokoh yang akan diusulkan sebagai calon ketua DPD PDIP Aceh dari eksternal partai, terdapat nama pengusaha Aceh, Makmur Budiman SE, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh yang baru saja terpilih.
Makmur kepada Serambi, Kamis (4/7) mengaku terkejut namanya masuk dalam bursa calon kandidat ketua partai berlambang banteng. Secara halus dia menolak untuk ditawarkan dalam pencalonan ketua partai tersebut. “Saya yang pertama belum ada konfirmasi dari teman-teman PDIP. Kedua, saya lagi fokus untuk menggerakan Kadin di Aceh dan sekaligus pengusaha UKM di Aceh dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah. Jadi kita tidak berniat untuk mencalonkan diri,” katanya.