Breaking News

5 Gaya Hidup yang Belum Banyak Diketahui Telah Merusak Lingkungan

Sering kali kita tidak sadar bahwa banyak dari aktivitas harian kita yang sangat bisa merusak lingkungan.

Penulis: Taufik Hidayat | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWSW.COM/ZAINUN YUSUF
Papan informasi yang bertuliskan doa yang menimbulkan rasa ngeri siapa saja yang membacanya dipajang pada lintasan Desa Kedai Susoh menuju Desa Panjang Baru, Susoh, Kabupaten Abdya, Rabu (22/5/2019) 

Mulai dari membeli sarapan, belanja bahan pangan ke pasar, kemudian haus dan membeli es teh, ingin nyemil dan membeli gorengan, dan tentu masih banyak lagi aktivitas kita yang menggunakan plastik.

Saking bergantungnya kita pada plastik, sampai-sampai kita tidak menyadari penggunaan plastik yang berlebih telah berhasil merusak lingkungan.

Banyak media massa menuliskan tentang kematian seekor paus sperma muda baru-baru ini di Pantai Italia, karena terlalu banyak menelan sampah plastik.

Bila telah terjadi kasus seperti ini siapa yang harus disalahkan? Tentu saja kita semua salah.

Sadari sejak sekarang dan terapkan hidup minim plastik. Seperti gunakan tas kain untuk belanja, sudahi penggunaan sedotan plastik, dan gunakan botol minum reusable. 

3. Tidak Menghabiskan Makanan

Cukup menyedihkan ketika ternyata Indonesia masuk dalam daftar negara penyumbang limbah makanan sisa terbesar.

Mitos yang diajarkan orang tua kita tentang makanan yang tidak habis akan menangis bisa jadi sebagai pencegahan agar kita tidak menghambur-hamburkan makanan.

Karena sangat dimungkinkan banyak orang lain di tempat yang berbeda sedang kesusahan mencari makan.

Selain mubazir, limbah makanan sisa juga dianggap telah menyia-nyiakan tanah, air, energi, tenaga kerja, dan sumber daya alam yang digunakan untuk memproduksi makanan.

4. Pembuangan Limbah Baterai dan Sampah Elektronik

Ternyata limbah baterai mengandung merkuri, timbal, dan bahan kimia berbahaya lainya yang berbahaya bagi makhluk hidup, terlebih bagi satwa liar maupun biota laut.

Di Indonesia pengolahan limbah elektronik belum begitu diprioritaskan. Sehingga sampah elektronik seperti kabel, gawai, televisi dan lain sebagainya hanya berakhir menjadi limbah tanpa daur ulang.

5. Penggunaan Pendingin Ruangan (AC)

Perlu kamu ketahui pendingin ruangan menghasilkan senyawa hydroflourocarbons (HFC) yang turut mendukung pemanasan global. AC juga membutuhkan daya listrik yang besar.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved