Kisah Nurfaizah, Difabel yang Mengajarkan Anak-anak Baca Alquran
Nurfaizah mengidap polio sejak lahir di kedua tangannya. Segala aktivitas dilakukannya secara mandiri menggunakan kedua kakinya.
Pernah dulu Nurfaizah berjualan. Kekurangan modal membuatnya sulit merebut hati pelanggan.
Tak mau menyerah, sekarang ia ingin membuka usaha kerajinan tangan berupa menjahit payung pengantin dan mengolah barang bekas menjadi pot bunga.
“Niat saya itu belum saya laksanakan. Saya bingung ke mana nanti memasarkannya,” terangnya.
Baca: Kecanduan Bermain Ponsel Sejak Usia 4 Tahun, Balita ini Harus Jalani Operasi karena Matanya Juling
Baca: Ayahnya Perokok, Seorang Bayi Derita Bronkopneumonia: Infeksi yang Dapat Mengancam Nyawa Bayi
Baginya, segala sesuatu pemberian Allah merupakan anugerah yang patut disyukuri.
Sekalipun ia tidak merasa rendah diri dengan apa yang dimilikinya.
Ia berusaha dengan segala kemampuan agar bermanfaat bagi orang lain.
Dengan mengajarkan Alquran ia hanya mengharapkan rida Allah.
Lisdayanti, Supervisor Partnership ACT Aceh mengatakan, “Minyeuk Pret sebagai salah satu mitra peduli ACT InsyaAllah akan berpartisipasi mewakafkan 15 persen keuntungan dari penjualan produk Minyeuk Pret untuk pembangunan sumur wakaf beserta sanitasinya di balai pengajian Awwalul Qulub.”
Katanya, dukungan terhadap dunia pendidikan agama di tingkat gampong merupakan tanggung jawab bersama.
Melatih anak-anak belajar Alquran di usia dini menjadi modal yang sangat penting bagi perkembangan pengetahuan generasi masa depan.
“Apabila nantinya sumur sudah berdiri di Awwalul Qulub, mudah-mudahan semangat anak-anak belajar Alquran semakin meningkat,” lanjutnya.