Ratusan Pelajar Tulungagung Menjadi Pecinta Sesama Jenis, Gubenur Jatim Minta Guru Merazia Siswa

Atas temuan itu, Khofifah segera melakukan koordinasi dengan sejumlah tokoh di Tulungagung dan menkroscek kebenarannya.

Editor: Amirullah
Ilustrasi (Shutterstock) 

Sebelumnya diberitakan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung mengingatkan maraknya perilaku seks sesama jenis, antara laki-laki di kalangan pelajar.

KPA menyebut fenomena ini sebagai laki-laki seks laki-laki (LSL)

Hal ini disampaikan Kasi P2M Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka, yang masuk Pokja KPA Tulungagung.

“Ada ratusan perilaku LSL yang ditemukan lewat komunitas kami. Di antara mereka ada yang pelajar dan mahasiswa,” ungkap Didik kepada Tribunjatim.com, Senin (22/7/2019).

Hasil penulusuran, perilaku LSL ini ikut menyumbang angka kasus HIV/AIDS di Tulungagung.

Bahkan ada pelaku LSL di kalangan pelajar dan mahasiswa yang positif HIV.

Didik memperkirakan, seks sesama jenis ini dilakukan saat kelas IX SMP.

“Masa inkubasinya sekitar dua sampai tiga tahun, dan baru ketahuan saat kelas XI atau XII SMA,” sambung Didik kepada Tribunjatim.com.

Temuan ini menjadi perhatian serius para aktivis HIV/AIDS.

Masih menurut Didik, salah satu pemicu LSL adalah pola asuh orang tua yang salah.

Pada saat masa puber, orang tua melarang mereka bergaul dengan lawan jenis.

Kebanyakan menakut-nakuti, jika bergaul dengan lawan jenis bisa menyebabkan pergaulan bebas, memicu hamil dan sebagainya.

Cara seperti itu akhirnya memicu anak justru menyalurkan rangsangan seksual itu kepada sesama jenis.

“Sebenarnya laki-laki dan perempuan kasusnya sama. Karena dikekang, tidak boleh bergaul dengan lawan jenis saat puber, terjadilah perilaku seks sesama jenis,” sambung Didik.

Menurut Didik, orang tua harus memahami puber adalah hal yang sangat alamiah.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved