International
Kisah Tragis Tentara Bayaran AS yang Terbunuh di Irak: Diarak, Dibakar, Lalu Digantung di Jembatan
Setiap personil PMC yang dikirim ke medan tempur semuanya sadar bahwa dirinya memiliki risiko yang tinggi untuk kehilangan nyawanya.
Tubuh para tentara bayaran yang dibakar lalu digantung di jembatan aljazeera.com
Baca: Pernah Dibawakan Bareng Yuni Shara, Kini Raffi Ahmad Ajak Nagita Nyanyikan Lagu ‘50 Tahun Lagi’
Baca: Usai Keluar dari Polda Aceh, Tgk Munirwan Bertolak ke Nisam untuk Melepas Sang Ibu Berangkat Haji
Tugas pengiriman itu sebenarnya sederhana. Personil Blackwater yang mengendarai mobil pengawal tinggal memandu sekaligus mengawal konvoi truk menuju lokasi yang dituju.
Jika tak ada halangan konvoi logistik akan tiba tepat waktu dan misi pun bisa dilbilang sukses.
Walaupun prosedur pengiriman logistik merupakan pekerjaan rutin, Blackwater tetap merancang proses pengiriman secara matang sehingga baik personil yang mengawal maupun barang yang dikirim bisa terjamin keselamatannya.
Untuk sebuah misi pengiriman logistik Blackwater menerapkan sistem pengawalan standart 6 personil PMC didukung oleh 2 ranpur lapis baja seperti Humve.
Dalam formasi pengawalan, mobil pertama yang ditumpangi 3 personil Blackwater akan bertugas di depan konvoi truk sedangkan satu mobil lagi yang juga berisi 3 personil bertugas mengawal di belakang konvoi.
Persenjataan yang dipegang PMC merupakan senjata standart seperti senapan M-4 dan pistol Glock.
Sementara senjata seperti senapan mesin dipegang oleh orang ketiga yang duduk di bagian belakang mobil pengawal.
Jika disergap oleh penyerang, penumpang di samping sopir bisa menembakkan senjata ke arah samping kanan, sopir yang terlatih mengemudi sambil menembak menghadang lawan dari arah kiri, sementara penumpang di bagian belakang siap menghadapi penyerang dari arah belakang.
Dengan sistem pertahanan seperti itu secara teori personil PMC yang masih berada di dalam mobil bisa memberikan perlawanan memadai saat disergap.
Tapi pada misi pengawalan dari Kuwait ke Taji, Blackwater ternyata menyiapkan fasilitas pengamanan yang tidak memenuhi standar.
Mereka hanya menyediakan 4 personil PMC bersenjata standar yang menumpang mobil SUV Mistshubishi Pajero.
Empat personil PMC yang rata-rata telah memiliki pengalaman tempur itu antara lain Scott Helvenston, Mike Teague, Wes ley JK Batalona, dan Jerry Zovko.
Pihak Blackwater yakin kendati misi pengawalan logistik itu berisiko tinggi dan harus melintasi kota Fallujah yang rawan serangan, personil PMC-nya bukan merupakan sasaran serangan utama bagi kelompok perlawanan yang berada di Fallujah.
Oleh karena itu, dengan tenaga empat orang dan tanpa kendaraan lapis baja misi mengirim logistik dari Kuwait menuju Camp Ridgeway di kotav Taji positif dilaksanakan.