Berita Aceh Tamiang

Balai Wilayah Sungai Sumatera I: Bendung Irigasi Berdampak Positif bagi Masyarakat

Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I mendukung sepenuhnya pembuatan bendung irigasi di Aceh Tamiang.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
Dinas LHK Aceh Tamiang memaparkan konsep pembangunan irigasi, Rabu (31/6/2019). Konsep bendung yang digunakan berbeda sengam bendungan dan ditargetkan aliran irigasi menjangkau lima kecamatan. 

Sebelumnya diberitakan, Asisten III Setdakab Aceh Tamiang Adi Dharma menjelaskan kedua konsep ini memiliki perbedaan mencolok.

Di hadapan tim pembahasan proyek ini, Adi memaparkan konsep bendung ini meninggikan permukan air sungai agar dapat dialirkan ke saluran irigasi.

"Kalau bendungan kan menahan air. Kita tidak menggunakan konsep ini, karena air sungainya langsung kita alirkan," kata Adi Dharma.

Dalam perencanaan yang sudah disusun, aliran irigasi ini akan diarahkan ke lima kecamatan, yakni Sekerak, Karangbaru, Manyakpayed, Bandamulia dan Bendahara yang memiliki luas persawahan 3 ribu hektare.

Awalnya kata Adi, proyek ini dianggap mustahil karena harus menjangkau Bandamulia yang berjarak cukup jauh dari pusat irigasi di Lubuksidup, Kecamatan Sekerak.

Berita seputar Tamiang lainnya

Baca: Bupati Mursil: Tanpa Rekomendasi, Plt Direktur PDAM Tirta Tamiang Memang Diganti

Baca: DPRK Aceh Tamiang Rekomendasikan Pembatalan SK Penunjukkan Plt Dirut PDAM Tirta Tamiang

Baca: PUPR Bongkar Pipa PDAM di Depan Meuligoe Bupati Aceh Tamiang

"Apakah air bisa dinaikkan, karena jaraknya jauh sekali. Tapi menggunakan teknologi ternyata bisa," lanjutnya.

Meski berharap proyek ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, Adi tetap berharap ada masukan.

Dia tidak ingin konsep yang memberi dampak positif bagi masyarakat ini ke depannya berpotensi merusak lingkungan.

"Dampak lingkungannya harus kita bahas agar pengerjaannya berjalan sesuai jadwal direncanakan," tukasnya.

Sektor pertanian di Aceh Tamiang selama ini kerap dilanda kekeringan karena ketiadaan irigasi. Selama ini petani hanya mengandalkan tadah hujan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved