Kantor PWI Agara Dibakar

Teror Terhadap Wartawan di Agara, Penjaga Kantor PWI Cium Bau Minyak Tanah dan Temukan Benda Ini

Saat itu, kata Bulkaini, api sudah padam. Penjaga kantor mencium bau minyak tanah. Dia juga menemukan sisa botol aqua yang sudah terbakar.

GRUP WHATSAPP PWI ACEH
Kondisi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tenggara (Agara) diduga dibakar orang tak dikenal pada Kamis (1/8/2019) dinihari. Terlihat bagian pintu hitam bekas terbakar. 

Teror Terhadap Wartawan di Agara, Penjaga Kantor PWI Cium Bau Minyak Tanah dan Temukan Benda Ini

SERAMBINEWS.COM - Aksi yang diduga sebagai bentuk teror terhadap wartawan kembali terjadi di Aceh Tenggara.

Dua kasus dugaan pembakaran terjadi dalam tiga hari ini. Kasus terbaru adalah dugaan pembakaran Kantor PWI yang berada di Desa Pulonas, Kecamatan Babussalam.

Dugaan pembakaran Kantor PWI Aceh Tenggara itu diperkirakan terjadi pada Kamis (1/8/2019) sekitar pukul 02.30 WIB.

Berikut ini keterangan Sekretaris PWI Aceh Tenggara, Bulkainisah yang dihubungi Serambinews.com terkait upaya pembakaran kantor PWI Aceh Tenggara.

Bulkani menyebutkan, peristiwa itu pertama sekali diketahui oleh penjaga kantor PWI Aceh Tenggara, yang tinggal di belakang kantor.

Menurut Bulkaini, penjaga kantor PWI Aceh Tenggara itu terbangun sekitar pukul 03.00 WIB.

Baca: Teror terhadap Wartawan Terjadi Lagi, Kini Kantor PWI Aceh Tenggara Diduga Dibakar OTK

Baca: VIDEO - Rumah Wartawan Serambi di Aceh Tenggara Diduga Dibakar OTK

Baca: Rumah Wartawan Serambi Dibakar OTK, Warga Lihat Seorang Berkacamata Hitam Berjalan ke Rumah Korban

Lalu ia melihat ke bagian depan kantor PWI. Ia terkejut melihat pintu kantor sudah hitam gosong bekas terbakar.

Saat itu, kata Bulkaini, api sudah padam.

Penjaga kantor mencium bau minyak tanah.

Dia juga menemukan sisa botol aqua yang sudah terbakar.

Diduga, minyak tanah tersebut berasal dari botol aqua yang ditemukan itu.

Setelah melihat kejadian itu, penjaga kantor PWI Aceh Tenggara itu melaporkan kepada Bulkaini sekitar pukul 06.00 WIB.

Setelah menerima informasi tersebut, Bulkani bergegas menuju kantor PWI Agara.

Baca: Heboh Netizen Ajak Blokir Twitter Atta Halilintar, Psikolog Bongkar Sisi Psikologis Fenomena Ini

Baca: Terungkap! Ini Merek HP Milik Presiden Jokowi yang Sering Dipakai Nge-vlog, Segini Harganya

Baca: Suap Antar-BUMN, KPK Tangkap Pejabat AP II dan PT INTI, Uang 90 Ribu Dolar Singapura Diamankan

Kemudian, setelah berkoordinasi dengan teman-teman wartawan, peristiwa itu dilaporkan ke Polres Agara.

Sekitar pukul 08.00 WIB, kata Bulkaini, aparat kepolisian sudah tiba untuk melakukan olah TKP.

Bulkani menduga, peristiwa ini ada kaitannya dengan kebakaran rumah wartawan Serambi Indonesia, Asnawi Luwi, yang juga diduga dibakar.

Karena itu, pihaknya berhadap aparat kepolisian bisa segera mengungkap dalangnya.

Pernyataan PWI Aceh

Ketua PWI Aceh, Tarmilin Usman meminta pihak kepolisian mengusut tuntas dua peristiwa yang sudah mengarah kepada teror terhadap kerja wartawan.

Kedua peristiwa tersebut adalah kebakaran rumah Asnawi Luwi, wartawan Serambi Indonesia di Aceh Tenggara, Selasa (30/7/2019) dinihari, dan percobaan pembakaran Kantor PWI Aceh Tenggara, Kamis (1/8/2019) dinihari tadi.

Tarmilin mengatakan, informasi awal yang dihimpun pihaknya, kejadian percobaan pembakaran Kantor PWI Aceh Tenggara juga terjadi pada waktu yang hampir sama dengan kejadian kebakaran rumah Asnawi Luwi, yaitu pada saat orang.

“Menurut informasi dari Plt Ketua PWI Aceh Tenggara, Pak Jumadi, memang ada unsur kesengajaan dalam insiden ini. Meski demikian kita tetap menunggu hasil penyelidikan polisi,” ungkap Tarmilin Usman.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh terpilih periode 2015-2020, Tarmilin Usman (kanan) berangkulan dengan Nasir Nurdin (tengah) usai pemilihan di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis (3/12/2015). Tarmilin Usman yang juga mantan wartawan Harian Serambi Indonesia itu meraup 94 suara dari 168 suara sah. SERAMBI/M ANSHAR
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh terpilih periode 2015-2020, Tarmilin Usman (kanan) berangkulan dengan Nasir Nurdin (tengah) usai pemilihan di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis (3/12/2015). Tarmilin Usman yang juga mantan wartawan Harian Serambi Indonesia itu meraup 94 suara dari 168 suara sah. SERAMBI/M ANSHAR ()

PWI Aceh, kata Tarmilin, terus memantau situasi di lapangan dan berkoordinasi dengan pengurus dan anggota PWI Aceh Tenggara.

 “Ini merupakan teror terhadap kerja-kerja jurnalistik. Kami berterima kasih kepada Pak Kapolres yang langsung turun ke TKP (kantor PWI Agara), dan kami berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap kedua kejadian ini. Kami akan terus memantau, termasuk meminta dukungan dari PWI Pusat dan PWI dari seluruh Indonesia,” ujarnya.

“Jika benar ada unsur kesengajaan dan pelakunya tertangkap. Maka pelaku harus mendapatkan hukuman berat, karena telah menyebarkan teror terhadap kerja pers yang dilindungi oleh undang-undang,” pungkas Tarmilin.

Baca: Duka di Kamis Pagi, Istri dan Anak Prajurit TNI Kodam Iskandar Muda Meninggal dalam Kebakaran Warung

Baca: Pasca Pembakaran Rumah Wartawan Harian Serambi Indonesia, Istri Korban : Ini Pembunuhan Berencana

Rumah wartawan terbakar

Seperti diberitakan, sebelumnya rumah milik Asnawi Luwi, Wartawan Serambi Indonesia di Aceh Tenggara (Desa Lawe Loning, Kecamatan Lawe Sigala-gala), diduga dibakar OTK, Selasa (30/7/2019) sekitar pukul 01.30 WIB. 

Akibatnya, hampir seluruh bagian bangunan hangus termasuk sebuah mobil (Mobilio tahun 2016) di garasi.

Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 03.00 WIB setelah mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi.

Asnawi bersama istrinya, Lisnawati dan tiga anak mereka yang masih kecil-kecil berhasil selamat ketika api makin membesar.

"Kami sedang tertidur pulas, kami baru terbangun ketika tetangga melempar rumah,” ujar Lisnawati, istri Asnawi Luwi, yang dihubungi dari Banda Aceh.

Perempuan asal Montasik, Aceh Besar yang bekerja sebagai bidan desa di Kecamatan Lawe Sigala-gala menambahkan, dirinya segera menggendong anak mereka yang masih berumur tiga tahun.

Sedangkan suaminya, Asnawi Luwi, menggendong dua anak yang lain yang sedang tertidur pulas.

“Kami langsung menyelematkan diri dari pintu belakang rumah, karena asap dan api telah menjalar di bagian depan rumah hingga ke ruang tamu. Tak ada barang apapun kecuali pakaian yang ada di badan yang bisa kami selamatkan," ungkap Lisnawati.

Sambil menahan sedih, Lisnawati menceritakan, dua hari lalu, ketika suaminya masih di Banda Aceh mengikuti rapat kerja di Mabes Serambi Indonesia di Banda Aceh, datang seseorang berpostur tinggi besar ke rumah.

Orang itu mengendarai sepeda motor.

Setelah terlihat berkeliling seperti mengamati rumah, salah seorang anaknya ke luar dan orang itu bertanya apakah ada ayah.

Lisnawati mengintip dari jendela untuk melihat siapa orang itu.

"Saya bertanya, Bapak cari siapa?" kata Lisnawati mengutip komunikasinya dengan orang tak dikenal itu.

"Orang itu bertanya, ada Pak Asnawi?”

Saya bilang Pak Asnawi sedang di Banda Aceh rapat. Apa ada yang mau bapak titip pesan biar saya sampaikan. Atau kalau penting sekali hubungi saja nomor hp beliau, apa Bapak ada nomor hp-nya?" timpal Lisnawati sambil memberikan nomor hp Asnawi karena menurut orang tersebut dia tidak punya nomor Asnawi.

Setelah dialog singkat itu, laki-laki yang berbicara dengan Bahasa Indonesia namun logat Alas tersebut langsung pamit.

Lisnawati mengaku tidak pernah melihat orang itu di Kecamatan Lawe Sigala-gala padahal dia sering keluar masuk kampung sebagai bidan desa.

"Saya yakin orang itu bukan orang sini," ujar Lisnawati.

Ditanya apa kira-kira permasalahan yang dihadapi suaminya hingga memunculkan kemarahan pihak-pihak tertentu, menurut Lisnawati dia tidak tahu karena suaminya hampir tak pernah cerita kalau menyangkut tugas.

Tetapi yang sering dia sampaikan adalah dia merasa kurang nyaman bertugas di Aceh Tenggara.

Saat ini, kata Lisnawati, mereka sekeluarga mengungsi ke rumah kakak yang tak jauh dari rumah mereka yang terbakar.

Semoga polisi secepatnya bisa mengungkap kasus ini.

"Saya yakin sekali rumah kami bukan terbakar tetapi sengaja dibakar oleh oknum tertentu," demikian Lisnawati.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved